Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Lifestyle

Psikolog : Usia Nol Sampai Dua Tahun Pertama Tidak Ada Kata Manjain Anak

Chitra Annisya menyebutkan hingga anak berusia dua tahun tidak ada yang namanya perhatian berlebih sehingga takut menciptakan anak yang

Penulis: Apfia Tioconny Billy
Editor: Fajar Anjungroso
zoom-in Psikolog : Usia Nol Sampai Dua Tahun Pertama Tidak Ada Kata Manjain Anak
SHUTTERSTOCK
Ilustrasi. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Orangtua jangan khawatir akan memiliki anak yang manja jika memberikan perhatian yang ekstra kepada anak-anak usia dibawah dua tahun.

Psikolog Anak, Chitra Annisya menyebutkan hingga anak berusia dua tahun tidak ada yang namanya perhatian berlebih sehingga takut menciptakan anak yang bertergantungan pada orangtua.

“Usia nol sampai dua tahun pertama tidak ada kata manjain anak, jadi yang namanya bau tangan, terus kemudian cenderung dikit-dikit manjanin anaknya tidak perlu takut,” ungkap Chitra saat ditemui Sabtu (22/4/2019) lalu di kawasan Jakarta Selatan.

Orangtua memang harus memberikan perhatian ekstra saat anak berusia nol sampaindua tahun karena memang merupakan masa emas untuk menciptakan kedekatan dengan anak atau bonding.

Orangtua bahkan disarankan untuk merespons dengan cepat jika misalnya anak menangis agar menciptakan rasa percaya dari anak ke orangtuanya.

“Di usia tersebut yang paling peming segera merespons tidak mendiamkan tangisan secara berkepeanjangan,” kata Chitra.

Baca: Polisi Tangkap Penculik Balita di Bekasi

Berita Rekomendasi

Karakter anak yang manja bisa saja terbentuk ketika sudah berusia dua tahun, misalnya dengan menuruti keinginan anak karena takut anaknya menangis.

Padahal di usia dua tahun anak sudah mengerti cara memanipulasi orangtuanya sehingg la perlu kepekaan dari orangtua dan konsistensi dari orangtua.

Jika memang tidak membolehkan anaknya membeli mainan misalnya harus konsisten tidak membeli, kemudian coba berikan pengertian alasannya kepada anak sehingga terbangun juga karakter anak yang patuh pada orangtua.

“Perlu konsitensi kalau tidak boleh tetap jangan dikasih beri pengertian, misalnya ini saatnya pulang kan sudah beli mainan minggu ini tidak beli dulu. Kita ajak anak untuk paham kondisi mana dia dapat keingiannnya dan yang harus memahami kita,” pungkas Chitra.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas