Tanpa Upaya Mengurangi, Tahun 2069 di Laut akan Lebih Banyak Sampah Plastik Dibandingkan Ikan
Mengganti botol plastik dengan Tumbler merupakan pilihan yang tepat agar dapat terhindar dari bahaya zat kimia dalam plastik
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penggunaan wadah botol plastik untuk konsumsi air telah menjadi kebutuhan sehari-hari bagi masyarakat.
Seiring dengan kebutuhan tersebut, penggunaan botol plastik makin meningkat setiap harinya.
Seperti diketahui bahwa materi dari bahan plastik dapat menimbulkan bahaya baik bagi kesehatan tubuh maupun lingkungan.
Beberapa dampak bahaya zat kimia dari plastik yang terbuang dan menjadi sampah antara lain dapat menyebabkan gangguan sistem motorik, menurunnya daya tahan tubuh dan yang paling berbahaya dapat menyebabkan penyakit kanker.
Sedangkan dampak terbesar bagi lingkungan adalah pencemaran air dan tanah yang dapat mengganggu ekosistem alam dan makhluk hidup.
Baca: Sampah Plastik Australia Berakhir di Desa Bangun, Mojokerto
Mengganti botol plastik dengan Tumbler merupakan pilihan yang tepat agar dapat terhindar dari bahaya zat kimia yang terkandung dalam media plastik tersebut.
Hana Nur Auliana, praktisi lingkungan dari Waste4Change, mengatakan penggunaan botol minum tumbler adalah salah satu cara untuk mengurangi sampah plastik dari kemasan air minum yang kita konsumsi sehari-hari.
"Pengurangan lainnya adalah dengan melakukan daur ulang sampah plastik tersebut," katanya di Jakarta, Senin (15/7/2019).
Waste4Change adalah sebuah lembaga sosial yang memiliki misi memberikan layanan pengelolaan sampah yang ramah lingkungan dan bertanggung jawab untuk Indonesia bebas sampah.
Hana Nur Auliana menegaskan, apabila kita tidak mulai mengurangi jumlah plastik maka dalam kurun waktu 50 tahun ke depan laut kita akan lebih banyak diisi plastik ketimbang ikan.
Baca: Bangkai Kapal dan Sampah Batang Arau akan Ditenggelamkan di Laut Lepas
Saat ini telah menjadi negara ke dua penyumbang sampah plastik di dunia.
Menurut data dari Asosiasi Industri Plastik Indonesia (INAPLAS) dan Badan Pusat Statistik (BPS), sampah plastik di Indonesia mencapai angka 64 juta ton/ tahun, dan sebanyak 3,2 juta ton diantaranya merupakan sampah plastik yang dibuang ke laut.
Materi plastik seperti kantong plastik, botol plastik yang terbuang ke lingkungan mencapai 10 miliar lembar per tahun atau sebanyak 85.000 ton kantong plastik.
Melihat kondisi tersebut, pemerintah bersama beberapa instansi yang peduli terhadap lingkungan seperti Thermos Indonesia mulai menghimbau masyarakat untuk mengurangi penggunaan media plastik.
Baca: Ibnu Meregang Nyawa Dihantam Botol Miras Saat Melerai Adiknya yang Terlibat Perkelahian
Andriani Melissa, Marketing Manager PT Thermos Indonesia Trading mengatakan kebiasaan masyarakat menggunakan media botol plastik untuk minum sudah menjadi gaya hidup dan kebutuhan sehari-hari.
Namun tanpa disadari, penggunaan botol plastik tersebut sangat berbahaya karena zat kimia yang terkandung didalamnya dapat meresap ke dalam makanan atau minuman.
"Melalui program lingkungan ini kami selalu menghimbau masyarakat untuk mulai mengganti botol plastik dengan tumbler Thermos berbahan stainless steel yang lebih terjamin keamanannya bagi tubuh seperti Thermos Ultra Light Tumbler JNR-500," katanya.