Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Lifestyle

Naskah Khutbah Shalat Gerhana Matahari Cincin 26 Desember

Inilah contoh naskah khutbah shalat Gerhana Matahari Cincin yang terjadi Kamis (25/12/2019) besok oleh Thomas Djamaluddin, Kepala LAPAN.

Penulis: Sri Juliati
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
zoom-in Naskah Khutbah Shalat Gerhana Matahari Cincin 26 Desember
BANGKA POS/Resha Juhari
Warga melakukan salat gerhana saat terjadinya fenomena alam Gerhana Matahari di Pantai Terentang, Koba, Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Bangka Belitung, Rabu (9/3/2016). Gerhana matahari total di Pantai itu berlangsung selama 1,5 menit dan terjadi antara pukul 06.22 WIB Hingga pukul 08.35. 

TRIBUNNEWS.COM - Fenomena Gerhana Matahari Cincin akan menghiasi langit Indonesia, Kamis (25/12/2019) besok.

Umat Islam diimbau untuk melaksanakan shalat gerhana matahari secara berjemaah atau sendirian.

Menurut Plh Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama (Kemenag), pelaksanaan salat gerhana menyesuaikan waktu gerhana matahari di wilayah masing-masing.

Diperkirakan, awal gerhana terjadi pada pukul 10.34 WIB, puncak gerhana terjadi pukul 12.17 WIB, dan akhir gerhana pada pukul 14.00 WIB.

Setelah salat, Imam lantas menyampaikan khutbah kepada para jemaah yang berisi anjuran untuk berzikir, berdoa, beristighfar, sedekah, dan hal baik lainnya.

Tribunnews.com memberikan contoh naskah khutbah shalat Gerhana Matahari Cincin dari Thomas Djamaluddin, Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN).

Selain menjadi Kepala LAPAN, Thomas Djamaluddin juga menjadi anggota Tim Hisab Rukyat Kemenag.

Berita Rekomendasi

Berikut naskah khutbah shalat Gerhana Matahari Cincin yang Tribunnews.com kutip dari laman blog milik Thomas Djamaluddin:

"Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan benar. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui. (QS Yunus:5)."

Jamaah Rahimakumullah,

Rasulullah SAW hanya sekali melaksanakan shalat gerhana matahari. Itu terjadi pada 27 Januari 632, awal Dzuqaidah 10 H, empat bulan sebelum Rasulullah SAW wafat.

Saat itu terjadi gerhana matahari cincin yang melintasi bagian selatan Jazirah Arab. Di Madinah hanya terjadi gerhana matahari sebagian dengan kegelapan 77 persen.

Bayangkan suasana pagi itu di Madinah. Putra Rasulullah yang bernama Ibrahim wafat. Beberapa saat setelah matahari terbit mulailah terjadi gerhana.

Di langit timur terlihat matahari tidak sempurna bulatnya. Bagian atasnya tampak menghitam yang makin lama hampir menghilangkan seluruh bundaran matahari.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas