Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Lifestyle

Teks Naskah Khutbah Shalat Gerhana Matahari Cincin: Memaknai Shalat Gerhana Matahari

Berikut teks naskah khutbah shalat gerhana matahari cincin, Minggu (21/6/2020) yang pernah diterbitkan IKADI DIY.

Penulis: Sri Juliati
Editor: bunga pradipta p
zoom-in Teks Naskah Khutbah Shalat Gerhana Matahari Cincin: Memaknai Shalat Gerhana Matahari
saudigazette.com.sa
ILUSTRASI Teks Naskah Khutbah Shalat Gerhana Matahari Cincin: Memaknai Shalat Gerhana Matahari 

Yang pertama; Allah ingin menunjukkan keagungan serta kekuasaan-Nya yang tidak terbatas.

Bayangkanlah, matahari, bulan, bumi dan benda-benda langit yang berjumlah miliaran, semuanya ada dalam genggamannya.

Semua ada dalam keteraturan yang ia ciptakan. Dan lebih dari semua itu, semuanya tunduk, bersujud, dan memuji nama-Nya yang mulia.

Allah berfirman:

وَمَا قَدَرُوا اللَّهَ حَقَّ قَدْرِهِ وَالْأَرْضُ جَمِيعًا قَبْضَتُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَالسَّمَاوَاتُ مَطْوِيَّاتٌ بِيَمِينِهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَمَّا يُشْرِكُونَ

“Dan manusia tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya, padahal bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari kiamat, dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya. Maha Suci Tuhan dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan.(Q.S az-Zumar: 67)

Allah juga berfirman:

Berita Rekomendasi

أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ يَسْجُدُ لَهُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَمَنْ فِي الْأَرْضِ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ وَالنُّجُومُ وَالْجِبَالُ وَالشَّجَرُ وَالدَّوَابُّ وَكَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ

“Apakah kamu tiada mengetahui, bahwa kepada Allah bersujud apa yang ada di langit, di bumi, matahari, bulan, bintang, gunung, pohon-pohonan, binatang-binatang yang melata dan sebagian besar daripada manusia?...”(Q.S al-Hajj: 18).

Dengan melihat peristiwa gerhana matahari, kita semakin menyadari betapa banyak manusia yang sombong dan ingkar. Juga betapa kecil dan hinanya mereka.

Jika benda-benda langit yang besarnya tidak bisa digambarkan dengan kata-kata, semuanya tunduk dan bersujud kepada Allah Sang Maha Pencipta, lalu mengapakah manusia yang diciptakan dari setetes nuthfah begitu angkuh dan jumawa, sehingga melalaikan shalat dan ibadah-ibadah lainnya dengan tanpa rasa berdosa?

Bukankah ibadah adalah wujud penghambaan manusia kepada Tuhan yang tidak pernah putus mengkaruniakan kenikmatan kepadanya?

Yang kedua; Allah ingin melihat manakah hamba yang taat dengan mengikuti sunnah Rasul, dan manakah hamba yang hanya mencari kesenangan dan kepuasan hatinya.

Jika pada hari ini kita melaksanakan sunnah-sunnah yang diajarkan oleh Rasullah, berarti kita adalah pengikut Nabi yang sebenarnya.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas