Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Lifestyle

Tren Gowes Landa Dunia, Harga Sepeda di Indonesia Melambung, Senasib dengan Batu Akik?

Tren bersepeda di masa pandemi Covid-19 mengingatkan pada tren batu akik beberapa tahun lalu. Akankah harga sepeda akan senasib dengan batu akik?

Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Tren Gowes Landa Dunia, Harga Sepeda di Indonesia Melambung, Senasib dengan Batu Akik?
TRIBUN JATENG/TRIBUN JATENG/HERMAWAN HANDAKA
Tren bersepeda di tengah pandemi Covid-19 - Tren bersepeda di masa pandemi Covid-19 mengingatkan pada tren batu akik beberapa tahun lalu. Akankah harga sepeda akan senasib dengan batu akik? 

Founder of Brompton Owner Group Indonesia, Baron Martanegara, mengungkapkan harga Brompton di era pandemi sangat melambung dibanding sebelum pandemi.

"Jauh banget, ada tiga sampai lima kali lipat," ungkap Baron dalam program diskusi Overview Tribunnews, Kamis.

Founder of Brompton Owner Group Indonesia, Baron Martanegara
Founder of Brompton Owner Group Indonesia, Baron Martanegara (Instagram/baronmartanegara73)

"Misal kita ambil tipe basic, awalnya dulu itu antara Rp 23-25 juta, kemudian tiga bulan kemudian Rp 33-35 juta, mulai pandemi ini jadi Rp 50-60 juta, itu yang standar," imbuh Baron.

Baron menjelaskan, ada dugaan permainan bisnis yang menjadi penyebab meroketnya harga sepeda Brompton.

"Itu harga yang dimainkan, karena sorry sorry aja, banyak pemain atau pedagang baru yang berhijrah menjadi berbisnis Brompton," ujarnya.

Menurutnya, saat ini banyak pedagang Brompton yang sebelumnya tidak memiliki latar belakang bisnis sepeda.

"Yang saya lihat ada pemain kosmetik, pedagang susu, semua berbisnis Brompton, mungkin cuan-nya gede kali ya," ujar Baron.

Baca: Gara-gara Tergiur Diskon Sepeda Brompton, Artis ini Tertipu Puluhan Juta Rupiah di Toko Online

BERITA TERKAIT

Pemilik modal, disebut Baron, mencoba memasang harga tinggi untuk melihat respons masyarakat.

Ternyata, ada pula masyarakat yang mau membeli dengan harga tinggi.

"Nah ini jadi cek ombak, pasang harga segini, ternyata ada yang beli, akhirnya terus-terus aja dinaikin harganya, nah masalahnya ada yang beli juga," ungkap Baron.

Sementara itu Baron menyebut tidak ada komponen yang terlalu dispesialkan dari Brompton.

Mahalnya harga Brompton disebut karena tingginya nilai brand dan spekulan penjual.

"Spekulan aja jadi mahal, kalau dari komponen, Brompton ya gitu-gitu aja dari dulu," ungkapnya.

(Tribunnews.com/Gilang Putranto)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
berita POPULER

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas