Pandemi Covid-19, Momen Orangtua Ajarkan Anak Pentingnya Mencuci Tangan Pakai Sabun
Pandemi Covid-19 bisa dijadikan momentum baik bagi orangtua mengajarkan anak betapa pentingnya mencuci tangan pakai sabun.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Willem Jonata
Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pandemi Covid-19 bisa dijadikan momentum baik bagi orangtua mengajarkan anak sedini mungkin betapa pentingnya mencuci tangan pakai sabun.
Mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir dilakukan minimal 20 detik.
Kebiasaan itu sangat baik dalam pencegahan berbagai penyakit yang disebabkan oleh bakteri.
Ketua PDUI Komisariat Jakarta Selatan, Dr. Efmansyah Iken Lubis, MM, mengatakan, penting untuk segera mengajarkan anak mencuci tangan dengan sabun.
Baca juga: Kemenparekraf Kampanyekan Cuci Tangan Pakai Sabun di Tempat Wisata itu Penting
Baca juga: Cuci Tangan Turunkan Risiko Tertular Corona 35 Persen, Masker Bedah 70 persen, Jaga Jarak 85 Persen
"Apa yang mereka rekam di usia anak-anak, maka akan terjadi di usia dewasa maka kalau kita tidak biasakan anak-anak mencuci tangan dengan benar menggunakan air dan sabun, maka saat dewasa nanti mereka tidak melakukan hal seperti itu," ungkapnya dalam Konferensi Pers Lifebuoy Hari Cuci Tangan Sedunia #TanganBersihUntukIndonesia” Kamis (15/10/2020).
Untuk menjadikan kebiasaan cuci tangan pada anak dr.Iken melanjutkan, orang tua harus mengubah pandangan bahwa cuci tangan hanya dilakukan sebelum dan sesudah makan, serta setelah selesai menggunakan toilet.
Baca juga: Kemenkes: Cara Paling Sederhana dan Efektif Cegah Penularan Covid-19 Prilaku Cuci Tangan Pakai Sabun
"Tangan ini yang paling kotor. Anak-anak pegang mainan, terus ngucek-ngucek mata, hidung, atau memasukan tangan ke mulut. Ini harus diubah cuci tangan biasakan sebanyak-banyak cuci tangan," ungkapnya.
Apalagi kini, di jaman serba digital dan penggunaan gadget yang masif.
Ajarkan anak mencuci tangan setelah belajar, setelah bermain menggunakan gadget.
"Tidak ada barang yang steril oleh karena itu disarankan untuk cuci tangan selepas berkegiatan apapun. Ditanamkan sejak sekarang agar terbawa saat dewasa," harapnya.
Menurutnya cuci tangan dengan air saja tidak cukup. Sabun diperlukan untu menghancurkan lemak atau lipid pada virus yang menempel.
"Lipid virus itu mudah nempel di punggung dan telapak tangan, walau disiram air tetap nempel. Makanya diperlukan sabun untuk menghancurkannya," ujarnya dia.
Sejalan dengan peringatan Hari Cuci Tangan Sedunia tahun ini, Lifebuoy berhasil menjangkau lebih dari 100 juta tangan bersih di Indonesia melalui program edukasi Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) yang dijalankan sejak 2004.
Lifebuoy berkomitmen untuk melindungi keluarga Indonesia, terutama pada masa pandemi semakin penting untuk melakukan cuci tangan pakai sabun untuk mengurangi penyebaran infeksi virus.
Hari ini Lifebouy meluncurkan inisiatif global ‘C untuk Cuci Tangan’yang di antaranya terdiri dari dukungan dana senilai Rp517 miliar dan pembuatan jinglelagu anak-anak untuk mengedukasi dan mendorong perubahan perilaku mencuci tangan sejak usia dini di berbagai negara.
"Anak-anak sekolah di Indonesia yang kami edukasi cuci tangan pakai sabun dengan baik dan benar menunjukan kenaikan kebiasaan cuci yang biasanya hanya 3 kali kini 5 kali sehari. Kami Percaya kegiatan ini memberikan dampak yang nyata," ungkap Maulani.