Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Lifestyle

Yang Penting Diperhatikan untuk Mengetahui Air Minum Berkualitas

Menurut BPS, pada tahun 2019 masih cukup banyak masyarakat yang memanfaatkan sumber air tidak terlindungi dari bakteri.

Editor: Willem Jonata
zoom-in Yang Penting Diperhatikan untuk Mengetahui Air Minum Berkualitas
Freepik
8 Tanda Anda Terlalu Banyak Minum Air Putih 

Menurut Spesialis Penyakit Dalam dan Konsultan Gastroenterologi-hepatologi dr. Kaka Renaldi, Sp.PD, KGEH, kondisi yang rentan terjadi pada anak-anak dan lansia ini menyerang sel darah merah dan sel keping darah (platelet) serta dapat menyebabkan gagal ginjal.

“Infeksi bakteri E. coli pada saluran pencernaan juga bisa menyebabkan kondisi yang disebut sindrom hemolitik uremik. Kondisi yang rentan terjadi pada anak-anak dan lansia ini menyerang sel darah merah dan sel keping darah (platelet) serta dapat menyebabkan gagal ginjal,” ungkapnya. 

Selain itu, dr. Kaka juga menambahkan bahwa ibu hamil yang terinfeksi bakteri E. coli melalui saluran kencing (uretra) juga bisa mengalami infeksi saluran kemih dan infeksi ginjal.

Infeksi ini kemudian bisa berkembang dan menyebabkan infeksi selaput otak pada bayi dalam kandungannya, hingga keguguran.

Sehingga, pemilihan air dengan seksama disarankan kepada seluruh masyarakat untuk mengadopsi hidup bersih dengan mengonsumsi air minum yang berasal dari sumber yang terlindungi.

Kualitas air minum juga ternyata sangat berpengaruh terhadap kualitas hidup seseorang di masa depan.

Menurut Peneliti Depot Air Minum Isi Ulang, Sri Yusniati I. Sari, saat ini, sekitar 48% dari masyarakat menengah ke bawah di perkotaan menggunakan air kemasan dan isi ulang sebagai cara praktis untuk memenuhi kebutuhan air minum dalam rumah tangganya. Namun, tidak banyak yang memahami perbedaan kualitas air minum yang ada di pasaran.

Berita Rekomendasi

Akibat laju urbanisasi yang cepat, fenomena air minum isi ulang kian menjamur di perkotaan.

"Pertumbuhan Depot Air Minum (DAM) di DKI Jakarta meningkat hingga 800%, dan didapatkan bahwa banyak air minum isi ulang memiliki kualitas yang rendah, yang mana  sekitar 40% galon isi ulang dan 25,3% keran outlet terdapat bakteri E. coli," ungkap Sri Yusniati I. Sari.

"Masyarakat juga harus lebih berhati-hati karena masih banyak sekali DAM yang tidak resmi dan tidak mematuhi  standardisasi pemerintah. air minum yang jernih dan tidak berasa belum tentu bebas dari bakteri," tambahnya.

Kepedulian terhadap distribusi air minum yang bersih dan berkualitas pun terus digalakkan oleh berbagai pihak terkait, salah satunya adalah Indonesia Urban Water, Sanitation and Hygiene (IUWASH).

IUWASH merupakan selaku lembaga non-profit yang mendedikasikan visi dan misinya untuk meningkatkan layanan, penguatan kinerja, dan advokasi di sektor air bersih kepada seluruh masyarakat Indonesia.

“Ada beberapa tantangan untuk menyediakan air layak minum di perkotaan dan salah satunya adalah distribusi air minum bersih yang belum merata, khususnya bagi mereka yang berpenghasilan rendah," ungkap Alifah Sri Lestari, Deputy Chief of Party USAID IUWASH PLUS.  

"Kelompok ini juga dipersulit dengan biaya 'Sambung Baru' PDAM yang cukup tinggi. Oleh karena itu, diperlukan opsi layanan akses air layak minum dan terjangkau, seperti sambungan air minum di wilayah perkotaan dengan Master Meter dan SPAM Komunal,” tambahnya.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas