Dulu Penyiar Radio, Kini Wirausahawan, Henry Aritonang Berbagi Pengalamannya Meraih Sukses
Pengalaman adalah pelajaran yang tak ternilai. Itulah yang diyakini Henry Aritonang sebagai seorang pengusaha.
Editor: Willem Jonata
TRIBUNEWS.COM - Pengalaman adalah pelajaran yang tak ternilai. Itulah yang diyakini Henry Aritonang sebagai seorang pengusaha.
Ia sudah merasakan sendiri sejumlah peruntungan bisnis sebagai bagian proses kesuksesannya.
Pada 13 tahun silam, menjajal dunia entertain sebagai penyiar radio Mustang FM Jakarta, radio Bisnis PAS FM Jakarta dan pembawa acara talk show di televisi.
Di luar bidang itu, Henry Aritonang juga sempat menjadi tenaga pemasaran yang akhirnya membawanya untuk berwirausaha.
Ia memulai bisnis dengan membuka jasa event organizer dan bisnis lainnya, namun rupanya tak berjalan mulus.
Baca juga: Memajukan UMKM Melalui Fasilitas Pembiayaan di Tengah Penurunan Tren Positivity Rate Covid-19
Baca juga: Dukung Pengembangan Aspek Kewirausahaan Kaum Muda Marjinal
"Salah satu kesalahan terbesar yang biasanya dilakukan oleh calon pengusaha adalah mencoba sesuatu hanya karena melihat orang lain sukses di bidangnya. Temukan versi Anda sendiri tentang apa yang cocok untuk Anda dan membuat Anda bahagia," kata Henry.
Kesuksesannya Henry dalam berbisnis tidak ia simpan sendiri, pemilik Instagram @cintawirausaha ini membagikan motivasi mengenai dunia entrepreneur.
Berdasarkan pengalamannya pula, Henry Aritonang ingin membagikan 9 kunci kesuksesan kepada Anda:
1. Pengetahuan Kewirausahaan
Menurut Henry, wirausahawan harus memiliki pengetahuan kewirausahaan yang unggul tentang masalah untuk bisnis yang telah mereka mulai.
Pengetahuan menghasilkan sesuatu yang baru melalui berpikir kreatif dan bertindak inovatif.
"Anda akan meningkatkan energi potensial bisnis Anda dan sebagian besar akan berkontribusi pada kesuksesan perusahaan Anda," tuturnya.
2. Identifikasi Pasar
Analisis pasar perlu dilakukan untuk menemukan peluang bisnis dan potensi yang bisa dimanfaatkan. Mengapa banyak startup gagal? karena mereka salah membaca permintaan pasar.