Terinspirasi Pandemi, Seniman Ini Pamerkan Lukisan yang Visualisasikan Bau-bauan ke Dalam Kanvas
Pun, pelukis Haryanto Gunawan ingin membuat penikmat lukisan mengasosiasikan sebuah lukisan dengan keharuman tertentu.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM - Bau-bauan yang ditangkap indra penciuman manusia bisa dirasakan namaun tidak bisa terlihat.
Pun, pelukis Haryanto Gunawan mencoba menampilan wujud bau-bauan dalam wujud goresan di kanvas yang tujuannya membuat penikmat lukisan mengasosiasikan sebuah lukisan dengan keharuman tertentu.
Itulah yang ingin disampaikan sang seniman melalui seri karya pameran tunggalnya kali ini yang berjudul Odourless Scent [e]motions,
Ia mencoba merespon situasi pandemi yang mungkin masih akan berlangsung 2 atau 3 tahun lagi.
“Masa pandemi ini kita diwajibkan memakai masker untuk melindungi diri dari wabah Covid19. Dan mungkin akan menjadi kebiasaan baru atau New Normal. Dengan memakai masker kita hampir tidak bisa mencium aroma yang sebenarnya kita sudah kenal, namun aroma tersebut dapat kita rasakan kembali melalui ingatan dan itulah yang saya coba visualisasikan dalam seri ini. Pada pameran seri ini saya memakai tehnik yang berbeda yaitu gradasi dan patern dengan menggunakan airbrush," kata Haryanto secara tertulis, Sabtu (15/12022).
Baca juga: Presiden dan Ibu Iriana Jokowi Beli Batik dan Lukisan Karya UKM Blora
Pada lukisan yang berjudul "Made in Japan" akan terlihat sebuah efek ilusi 3D seperti yang dilihat pada penggaris masa kecil buatan Jepang yang dapat dilihat sebagai ilusi 3D dengan menggerakkan permukaan penggaris tersebut.
Ilusi optik dengan efek blur ini mencerminkan apa yang dihadapi saat ini ketika seseorang memakai masker.
Seseorang memang masih dapat merasakan aroma tertentu namun tidak sejelas ketika tidak dihalangi oleh masker.
Satu karya lain yang berjudul Nightwatch, selain terinspirasi dari lukisan Rembrandt dengan judul yang sama, sang seniman mengajak kita untuk menikmati pencahayaan ala Rembrandt untuk membayangkan harum aroma Thieves, yaitu perpaduan wangi citrus dan rempah yang bersifat hangat ketika ditangkap oleh indera penciuman.
Konon, menurut urban legend, aroma Thieves tercipta dari Legenda Perancis abad 15 dimana Clove, Rosemary dan berbagai tanaman lainnya dicampur menjadi formula minyak aromatik istimewa oleh empat orang pencuri. Yang ketika diteteskan ditelapak kaki mereka ternyata dapat menhangatkan badan.
Pada seri karya Odourless, Scent [e]Motions yang hanya berjumlah 9 (Sembilan) karya.
Karya-karya tersebut diberi judul dan dalam kurung jenis aroma yang menginspirasi nya yaitu: Morning after (Lemongrass), Awakening (Grapefruit), Nightwatch (Thieves), Sunrise/sunlight (Jasmine), Made In Japan (Lavender), Patina (Sandalwood); Glory (Ylang-ylang), Refraction (peppermint), First Love (Rose).
Pameran ini khusus dibuat dalam rangka kolaborasi dengan sebuah merek produsen Aromaterapi, dalam kesempatan ini, sang seniman terjun langsung merasakan aroma terlebih dahulu sebelum menerjemahkan aroma-aroma tersebut kedalam bentuk karya seni visual.
Karya pada seri ini telah berhasil menarik minat dan akhirnya diborong oleh kolektor seni. Pameran ini dapat diliat secara online di bletuk.com atau di instagram @bletuk80. (*/)