Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Lifestyle

Wisata Glamping Lagi Tren di Lampung, Selain Instagramable, Kita Dimanjakan Fasilitas Lengkap

Anda perlu tempat untuk santai dan menikmati alam mempesona? Datanglah ke Lampung. Kini tersedia wisata glamping dengan fasilitas lengkap.

Editor: cecep burdansyah
zoom-in Wisata Glamping Lagi Tren di Lampung, Selain Instagramable, Kita Dimanjakan Fasilitas Lengkap
TRIBUN LAMPUNG/DENI SAPUTRA
Di Bandar Lampung, penikmat wisata bisa ke Wira Garden untuk ber-glamping ria di dekat sungai 

TRIBUNNEWS.COM, BANDAR LAMPUNG - Di tengah menjamurnya tempat wisata baru di Provinsi Lampung, muncul pula tren wisata baru.

Tren itu adalah glamping atau glamorous camping. Wisata glamping menawarkan kemudahan bagi pengunjung yang ingin merasakan berkemah tanpa harus ribet.

Kenapa tak harus ribet? Karena, pengunjung cukup bawa badan, tidak perlu membawa segala perlengkapan kemah, termasuk tenda.

Pengelola wisata glamping telah menyediakan perlengkapan tersebut.

Di Lampung, tempat wisata glamping muncul seperti di Kota Bandar Lampung, Kabupaten Lampung Selatan (Lamsel), Pesawaran, sampai Lampung Barat (Lambar).

Di Bandar Lampung, ada Taman Wisata Alam Wira Garden. Di Lamsel, mulai dari Pantai Embe, Pantai Kedu Warna, hingga Pantai Semukuk.

Sementara di Pesawaran, ada Bukit Cendana. Lalu di Lambar, terdapat Temiangan Hill.

Berita Rekomendasi

Wartawan Tribun Lampung mendatangi beberapa tempat glamping tersebut akhir pekan lalu. Mulai dari Wira Garden di kawasan Batu Putuk, Bandar Lampung.

Dari pusat kota, hanya memerlukan waktu sekitar 20 menit untuk sampai di lokasi.

Temiangan Hil
Di Lampung Barat, terdapat wisata glamping di atas bukit, yaitu Temiangan Hill.

Tempat glamping di Wira Garden berada tak jauh dari sungai, berjarak sekitar 15 meter dengan ketinggian air sungai hanya satu meter.

Luas areal glamping sekitar tujuh meter, dengan lebar ke depan empat meter dan ke belakang tiga meter.

Terdapat fasilitas tenda berukuran 4x1 meter. Satu tenda maksimal untuk tujuh orang. Di dalam tenda, ada kasur dan bantal.

Ada pula fasilitas kompor gas, meja, kursi, dispenser, alat dan tempat panggangan, kamar mandi, termasuk kayu untuk api unggun.

“Pengunjung hanya bawa badan. Peralatan camping, termasuk untuk bakar-bakaran, sudah tersedia,” kata Manajer Marketing Wira Garden, Dedi Haryanto, di lokasi, Jumat (11/2/2022).

Setidaknya sudah ada lima unit tenda di sini. Pengelola Wira Garden sedang menyiapkan lima unit tenda lagi. Ke depan juga akan ada fasilitas WIFI untuk memanjakan pengunjung.

"Memang belum 100 persen selesai pembangunannya. Pembangunan sejak setengah tahun lalu dan operasionalnya baru dua bulan ini. Tapi, kami sudah menerima kalau ada pengunjung yang datang ke sini,” jelas Dedi. “Tarif hanya Rp 500 ribu. Masuk mulai pukul 14.00 dan keluar keesokan harinya pukul 12.00 WIB,” imbuhnya.

Soal konsep glamping di dekat sungai, pengelola Wira Garden mengadaptasi dari tempat wisata Pineus Tilu di Bandung, Jawa Barat.

“Perbedaannya, sungai di sana aman, flat. Di sini masih ada potensi banjirnya,” ujar Dedi.

“Tapi di sana konsepnya dekat sekali, di atas sungainya. Di Wira Garden ini, lebih jauh. Dengan harapan, pengunjung yang camping di sini lebih aman,” sambungnya.

Pengunjung yang melakukan glamping di Wira Garden mulai dari anak muda, komunitas, dan paling banyak dari kalangan keluarga.

Mereka datang dari Kota Metro, Lampung Timur, Lampung Tengah, Pesawaran, juga dari lokal Bandar Lampung.

Order untuk glamping pun kebanyakan akhir pekan, mulai malam Sabtu sampai malam Minggu.

"Keamanannya terjamin. Tenda tidak akan kemasukan air, tidak akan becek, karena berada di atas dek," kata Dedi.

Baca juga: Sedang Nyaman di Jerman, Habibie Dipanggil Soeharto dan Mendarat Saat Jakarta Membara (1)

Sunset-Sunrise

Di Lamsel, ada Pantai Kedu Warna yang bisa menjadi tempat glamping. Lokasinya di Jalan Sinar Laut, Kelurahan Way Urang, Kecamatan Kalianda.

Untuk menuju pantai ini, membutuhkan waktu sekitar 5-10 menit dari Tugu Selamat Datang Kota Kalianda atau 15-20 menit dari pintu keluar Jalan Tol Trans Sumatra ruas Kalianda.

Tiba di lokasi, tampak areal glamping sepanjang 200-300 meter, dengan lebar 50-100 meter.

Wisata glamping di Pantai Kedu Warna ini sangat instagramable dengan jejeran tenda warna-warni. Lampu-lampu penerang menggelantung di atasnya.

Pantai Kedu
GLAMPING RIA – Tenda warna-warni berjejer di lokasi wisata glamping berlatar Gunung Rajabasa di Pantai Kedu Warna, Lampung Selatan.

Di beberapa titik terdapat pohon penyejuk, dengan latar pemandangan Gunung Rajabasa semakin memanjakan mata.

Pengelola Pantai Kedu Warna, Sendi Arta, menuturkan wisata kemah ini beroperasi sekitar dua tahun lalu. Idenya justru datang dari pengunjung. Namun, awalnya pengelola tidak menyediakan tenda.

"Awalnya, kami menerima banyak masukan dari pengunjung. Pengunjung mengatakan tempat ini sangat potensial untuk jadi tempat berkemah. Bermula dari situ, kami coba. Hanya, waktu itu kami belum punya tenda. Pengunjung bawa tenda sendiri," ungkap Sendi, Kamis (10/2/2022).

"Sekarang kami punya banyak tenda. Jadi, kalau pengunjung datang dari jauh, malas atau berat bawa tenda sendiri, bisa sewa di sini," sambungnya.

Pengelola mematok harga terjangkau untuk glamping, yakni Rp 30 ribu per orang. Plus, menyewa tenda ukuran 2x2 meter untuk kapasitas empat orang dengan tarif Rp 60 ribu. Total 50 unit tenda tersedia di sini.

Pengelola juga memastikan kenyamanan pengunjung dengan berjaga 24 jam. Sendi menjelaskan, awalnya lokasi ini gelap saat malam hari. Seiring waktu, pengelola terus menambah fasilitas, termasuk penerangan, hingga kini terang saat malam.

"Fasilitasnya yang kami tawarkan, ada listrik, pengunjung juga bisa men-charger HP. Mau masak pakai rice cooker juga bisa. Atau mau musikan, bisa pakai listrik di sini. Ada alas duduk. Kamar mandi juga banyak, sekitar tujuh unit. Musala luas, sehingga pengunjung tetap bisa beribadah,” jelas Sendi.

Selain itu, tentu ada fasilitas alat bakar untuk barbeque. Termasuk ikan atau ayam serta nasi pun tersedia.

"Dekat dengan laut, bisa mandi, bisa lihat Gunung Rajabasa dari dekat. View-nya banyak. Ada sunset (matahari terbenam) juga. Jika pagi cuaca mendukung, pengunjung juga bisa melihat sunrise (matahari terbit)," tutur Sendi.

Mayoritas penikmat glamping di Pantai Kedu Warna berasal dari lokal Lampung hingga Sumatra Selatan.

"Biasanya sih yang berkemah di sini anak-anak muda, antara SMP-kuliah. Usia 15-20 tahun ke atas,” ujar Sendi.

Baca juga: Wawancara Polwan Ahli Forensik: Jenazah Itu Bisa Berbicara

Di Atas Bukit

Di Lambar, ada wisata glamping di atas bukit: Temiangan Hill. Dari Kota Liwa, ibukota Lambar, sekira 70 kilometer atau dua jam perjalanan.

Sementara dari Bandar Lampung, Temiangan Hill berjarak sekitar 200 kilometer. Dari arah Bandar Lampung, pengunjung bisa mengambil akses dari Kecamatan Way Tenong, ke kiri menuju arah Kecamatan Air Hitam, selanjutnya ke arah Kecamatan Gedung Surian.

Dari kantor Kecamatan Gedung Surian, pengunjung masih harus meneruskan perjalanan kurang lebih 7,5 kilometer untuk tiba di Temiangan Hill di Pekon Trimulyo.

Tiba di parkiran, ada jasa ojek untuk menuju Bumi Perkemahan Temiangan Hill. Jasa ojek diperlukan lantaran jalan dari parkiran ke perkemahan hanya bisa ditempuh dengan berjalan kaki atau menaiki kendaraan khusus untuk segala medan.

Jasa ojek yang disediakan pengelola wisata adalah Gohill: memakai sepeda motor trail atau motor yang dimodifikasi untuk menghadapi medan jalan menuju perkemahan.

Karena cukup ramainya pengunjung, pengelola tak tanggung-tanggung mengerahkan 17 pengemudi Gohill untuk melayani antar jemput.

Berawal pada 2017, muda mudi di Lampung Barat kerap mengunjungi sebuah bukit di Pemangku 2 dan 4, Pekon Trimulyo.

Apalagi pada hari-hari seperti Lebaran dan Tahun Baru. Mereka melakukan berbagai aktivitas: bakar ayam, ikan, jagung, bernyanyi dengan iringan gitar, hingga menyalakan kembang api ataupun sekadar berbincang-bincang.

Melihat fenomena itu, tercetus ide dari sekelompok anak muda setempat untuk menjadikan Bukit Temiangan sebagai destinasi wisata.

Mereka dari Karang Taruna Pekon Trimulyo dan warga setempat meminta izin kepada pemilik lahan untuk mengelola lokasi itu. Yono Yulianto, pemilik lahan, mengamini permintaan mereka.

“Akhirnya, pada 2018, Bukit Temiangan menjelma menjadi destinasi wisata dengan nama Temiangan Hill,” kata Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Temiangan Hill, Iswanto, akhir pekan lalu.

Belakangan, Temiangan Hill berkembang menjadi wisata glamping. Dari tempat kemah, pengunjung bisa melihat sunset dan sunrise dari ketinggian 1.290 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Jika beruntung, pengunjung juga bisa menyaksikan dataran di kaki Bukit Temiangan yang berselimut kabut.

Wisata glamping di sini memiliki berbagai fasilitas berupa toilet, musala, kantin, lahan kemah, dan lainnya.

Pengunjung tak jarang berasal dari luar Lampung Barat, seperti Bandar Lampung, bahkan Palembang, Jakarta, dan daerah lain di Pulau Jawa.

"Mancanegara pun ada. Seingat saya dari Prancis, Brasil, Thailand, dan Afrika," imbuh Iswanto. (Bayu Saputra/Dominius Desmantri/Nanda Yustizar)

Baca juga: Ini Alasan Putin Lakukan Invasi, Tak Sudi Ukraina Jadi Boneka Barat

Sumber: Tribun Lampung
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas