Cara Ajarkan Kesabaran yang Tepat Pada Anak, Ini Trik Psikolog
Menurut Psikolog Anak Samanta Elsener, melatih kesabaran pada anak sebetulnya sederhana.
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Beragam cara dilakukan oleh orangtua untuk melatih kesabaran pada anak. Menurut Psikolog Anak Samanta Elsener, melatih kesabaran pada anak sebetulnya sederhana.
Dimulai dengan memberikan sentuhan seperti menepuk-nepuk punggung sembari memberikan pemahaman pada anak.
"Punggungnya kita tepuk-tepuk sambil bilang, bentar ya nak. Itu bisa membuat anak memahami sabar artinya menunggu dengan tenang. Walau membosankan tapi tetap tenang dan tidak rusuh," ungkapnya pada siaran Radio Sonora FM, Jumat (15/4/2022).
Baca juga: Bamsoet: Ramadan 1443 Hijriah, Lipatgandakan Kesabaran dan Tetaplah Bersyukur
Menurut Samanta, hal seperti ini yang perlu ditekankan. Memberikan penilaian makna sabar seperti apa pada anak. Dengan memberikan sentuhan seperti mengelus punggung sebagainya megajarkan bahwa sabar itu tenang.
Namun bagaimana pada orangtua yang telah terlanjur marah, tindakan apa yang harus dilakukan ?
Menurut Samanta, marah bukanlah sesuatu yang salah. Orangtua boleh merasa marah. Namun harus tahu batasan marah yang wajar seperti apa.
"Misalnya ketika ngomel. Its oke. Kalau gak dikeluarin kemana-mana semakin runyam masalahnya di rumah. Tapi kalau masalahnya sampai teriak, mukul, lempar barang, itu tidak boleh dilakukan," tegas Samanta.
Ia pun menyebutkan sebuah prinsip menabung emosi. Setiap orangtua bisa menggunakan metode menabung rasa kasih sayang yang diberikan pada anak dengan lima aktivitas sikap kita.
Lima aktivitas ini bisa dengan memeluk anak, mengelus punggung dan sebagainya. Di sisi lain, ajarkan anak untuk bersabar. Bentuk kasih sayang itu juga bisa berupa mendengarkan cerita anak dan sebagainya.
Namun jika situasi tengah runyam dan marah menjadi satu-satunya alternatif, mau tidak mau bisa dilakukan. Caranya dengan mengurangi satu tabungan kasih sayang.
"Berkurang satu, gak apa-apa. Ada nabung, debit kita. Lima kita nabung, satu kita debit. Catatan, marah jangan sampai berbahaya, abuse, berkata kasar, mukul itu gak boleh," kata Samanta lagi.
Orangtua dianjurkan untuk marah secukupnya.
"Sekadar marah wajar, seperti kenapa sih kamu gak bisa sabar sebentar, ini kan ibu nyiapin makanan buat kamu, sebentar ya, Nak. Itu masih marah normal dan wajar," papar Samanta.
Kalau udah terlanjur mengurangi tabungan kasih sayang, orangtua bisa mulai menabung kembali. Sebelumnya, fokus tenangkan diri sendiri. Jangan sampai sekadar pasif agresi, berbuat baik tapi ada embel-embelnya.
"Tuh kan, ibu selalu baik sama kam. Karena dibahas terus perhitungan. Kalau benar-benar dalam kondisi tenang, kita dalam level kesadaran aman. Sehingga anak merasakan kasih sayang itu tulus," pungkasnya.