Masih Ada Kesenjangan Peran Wanita dan Pria di Dunia Kerja, Ini Kata Bintang Puspayoga
Berbicara tentang ekonomi yang di dalamnya ada dunia kerja, tentu masih didominasi oleh kaum pria.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Willem Jonata
“Kenaikan pertumbuhan ekonomi belum setara dengan angka ketimpangan gender. Pasalnya, angka ketimpangan gender masih tinggi di Indonesia, meskipun angkanya terus mengalami penurunan dari tahun ke tahun,” kata Clara Aprilia Sukandar selaku Pemimpin Redaksi HerStory.co.id.
Wanita Jadi Agen Perubahan
Direktur Keuangan dan Administrasi PT Elnusa Petrofin Hanny Retno Hapsari memberikan, beberapa tips agar wanita Indonesia berani untuk menunjukkan kemampuannya.
Yakni mengetahui diri sendiri, mencari support system yang selalu memberikan dampak positif, membangun jejaring, mencari mentor sesuai dengan bidang masing-masing, dan investasi dalam diri sendiri.
“Kalau ingin sukses kita harus tahu diri kita sendiri, kelebihan yang bisa digali, dan mendapat dukungan dari orang terdekat. Saya dapat quotes bagus dari Sheryl Sandberg. Jadi, wanita itu harus shifting dari berpikir bahwa ‘saya enggak siap’, tapi kita harus siap dan kita harus belajar dengan melakukannya,” jelas Hanny Retno Hapsari.
Dalam acara yang sama, Dr. Inti Pertiwi Nashwari, S.P., M.Si, Direktur Perbenihan Hortikultura Kementerian Pertanian RI, menjelaskan, wanita wajib sadar bahwa mereka adalah pelaku sekaligus subyek rentan yang langsung terdampak dari berbagai permasalahan global, termasuk di sektor sosial-ekonomi pertanian.
Selain itu, wanita juga bisa menjadi agen perubahan untuk menyelesaikan berbagai permasalahan tersebut bila diberdayakan dan diberikan kesempatan yang setara.
Dalam berbagai diskursus dan proses pengambilan kebijakan, sudah selayaknya memakai perspektif yang peka dan responsif terhadap gender.
"Hampir 50 persen pekerja sektor pertanian di negara berkembang adalah perempuan. Namun, produktivitas mereka terbatas karena adanya hambatan struktural dan kultural terhadap akses pengetahuan, keterampilan, hingga permodalan," ungkapnya.
Adanya tradisi di kalangan keluarga petani untuk mewariskan ilmu dan usaha tani ke generasi laki-laki membuat posisi dan pengaruh mereka lebih dominan di sektor pertanian.
Padahal, wanita tani sering kalii memiliki tanggung jawab yang berat, mulai dari mengasuh anak, mengerjakan urusan rumah tangga, sekaligus membantu suaminya bekerja di ladang. Ironisnya, mereka kerap kali dibayar lebih rendah atau bahkan tanpa upah.
Pada dasarnya, setiap wanita bisa sukses ketika berusaha semaksimal mungkin di tengah adanya keterbatasan.