Jangan Salah Kaprah, Tingkatkan Produksi ASI Tak Hanya dengan ASI Booster
Sebagian besar ibu bersemangat untuk memberikan yang terbaik bagi anak-anaknya. Termasuk asupan air susu ibu (ASI).
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebagian besar ibu bersemangat untuk memberikan yang terbaik bagi anak-anaknya. Termasuk asupan air susu ibu (ASI).
Demi mencukupi kebutuhan ASI pada anak, berbagai cara pun dilakukan. Salah satunya dengan mengonsumsi ASI Booster.
Namun, menurut Satgas ASI Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr Dimple Gobind Nagrani Sp A(K) menyebutkan hal ini kadang menjadi salah kaprah.
"Ibu menganggap tidak konsumsi ASI booster, maka ASI tidak akan keluar," katanya dalam live Instagram IDAI, Jumat (29/4/2022).
Baca juga: Ibu Menyusui Boleh Berpuasa, Tapi Ada Beberapa Hal yang Perlu Diperhatikan
Saat ini memang banyak pilihan ASI Booster seiring meningkatnya kesadaran ibu tentang pentingnya memberikan ASI eksklusif pada anak. Namun, dr Nagrani mengingatkan pada orangtua jika jangan salah kaprah.
ASI tidak hanya keluar karena ASI Booster. Ada faktor lain yan memengaruhi di antaranya adalah stimulasi payudara ibu.
"Pada dasarnya produksi ASI mempunyai prinsip suplai dan demand (permintaan) Kalau demand, ASI dikosongkan terus menerus, dengan menyusui, dapat meningkatkan produksi signifikan," papar dr Nagrani lagi.
Agar ASI selalu diproduksi, susui anak dua-tiga jam sekali. Sehingga langsung payudara terstimulasi dan memproduksi banyak ASI.
"Kalau sakit dan prematur, harus ingat cepat-cepat pompa payudara, 2-3 jam supaya meningkatkan demand dan produksi ASI meningkat," tegasnya.
Ibu wajib melakukan simulasi payudara ini karena ASI Booster tidaklah cukup.