Desainer Indonesia Tampilkan Batik dan Wayang dalam Fashion Art Toronto 2022
ISK merupakan satu dari dua desainer yang terpilih dari Montreal mengikuti even mode bertaraf internasional itu.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Erik S
"Di sini, saya mulai kembali menemukan kembali dunia saya dan mulai membuatnya," jelas ISK.
Saat mengawali pembuatan karya fashionnya di sana, ia mengaku tidak memiliki mesin jahit dan hanya menggunakan tangannya saja untuk menjahit manual karyanya.
"Awalnya saya tidak punya mesin jahit, (pembuatan) masker pun saya jahit pakai tangan, jarum dan benang," kata ISK.
Setelah beberapa saat melakukan penjahitan karya secara manual, ia pun menemukan mesin jahit bekas melalui aplikasi jual beli.
Benda inilah yang mengawali upayanya dalam menghasilkan gaun pertama yang dijahitnya selama bermukim di negara tersebut.
"Suatu hari saya dapat mesin jahit bekas yang dijual murah oleh pemiliknya lewat aplikasi, ini awal saya membuat satu gaun," papar ISK.
Namun hal itu tidak mudah, karena yang ia beli merupakan barang bekas dan tentunya tidak memiliki performa yang optimal seperti barang baru pada umumnya.
Terlebih dirinya tidak bisa begitu saja mengunjungi tempat service untuk memperbaiki mesin jahitnya, karena aktivitas sosial yang dibatasi masa pandemi.
"Dari mesin bekas ini, saya menemui banyak masalah dan membuat saya belajar bagaimana cara memperbaikinya sendiri. Bisa dibayangkan, saya sendiri, tidak bisa ke showroom untuk memperbaikinya, masih masa-masa pandemi," kata ISK.
Menariknya, gaun rancangan pertamanya yang dijahit menggunakan mesin jahit bekas itu ternyata dilirik seseorang untuk dikenakan dalam parade pada Agustus tahun lalu.
Dari momen inilah, ia akhirnya bisa memiliki mesin jahit baru dan melanjutkan pembuatan karyanya.
"Dari gaun yang pertama saya bikin itu, dikasih kesempatan disewa oleh seseorang untuk parade di bulan Agustus 2021. Dari ini saya bisa membeli mesin jahit baru dan mulai menjahit," tegas ISK.
ISK mengaku tidak pernah mengikuti sekolah menjahit, baik saat masih di Indonesia maupun setelah menetap di Kanada.
Ia hanya pernah tergabung dalam kelas design online dan memulai usahanya pada Mei 2021.