Khutbah Idul Adha 2022: Keikhlasan Nabi Ibrahim dan Rela Berkorban Demi Perintah Allah
Khutbah Idul Adha 2022: Keikhlasan Nabi Ibrahim dan rela berkorban demi perintah Allah. Khutbah Idul Adha dilakukan setelah salat Idul Adha.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Garudea Prabawati
Marilah bersama kita meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan sebaik-baiknya, dengan cara menjalankan semua perintah Allah dan menjauhi semua larangan-Nya.
Semoga Allah memberikan petunjuk agar kita bisa berada di jalan yang lurus dan Allah memberikan kekuatan, kesabaran kepada kita semua dalam menjalani kehidupan pasca pandemi Covid-19.
Idul Adha yang identik dengan kurban diharapkan dapat meningkatkan rasa syukur serta meningkatkan kepedulian sesama.
Hikmah yang terkandung dalam berkurban untuk meningkatkan kepedulian sosial.
Kita jadikan hari Raya Idul Adha momentum kepahlawanan sosial bagi masyarakat yang terdampak Covid-19, sebagai wujud cinta sesama manusia.
Berkurban di masa pasca pandemi merupakan sebagai tanda cinta sejati pada sesama.
Bukan tentang seberapa banyak daging kurban yang akan kita tebar, akan tetapi tentang pengorbanan dan
bukti kecintaan kita kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Allaahu Akbar, Allaahu Akbar, Allaahu Akbar wa lillaahil-hamd.
Jama’ah Idul Ahda yang dirahmati Allah.
Ruh daripada perjalanan sejarah disyariatkan ibadah kurban dari suatu masa ke masa, dari sebuah generasi ke generasi, yang telah lama menjadi salah satu perintah yang harus dilaksanakan oleh Nabi dan Rasul di zaman mereka masing-masing.
Sejarah kurban digambarkan oleh Q. S. Al Hajja[22]:34 yang artinya:
"Dan bagi setiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), agar mereka menyebut nama Allah atas rezeki yang dikaruniakan Allah kepada mereka berupa hewan ternak. Maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserahdirilah kamu kepada-Nya. Dan sampaikanlah (Muhammad) kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah),"
Perintah kurban pada masa Nabi Adam As, diawali tentang cerita kedua puteranya Habil dan Qabil ketika mempersembahkan kurban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil).
Kemudian ibadah kurban dilanjutkan oleh Nabi Idris As, Nabi Nuh As.