Kehidupan Bonge Sebelum Viral di Citayam Fashion Week: Ngamen Sejak Usia 10 Tahun
Sabtu (23/7/2022) kemarin Tribun Network menyusuri kawasan Cilebut untuk mencari tempat tinggal Bonge, pengamen viral di Citayam Fashion Week.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Choirul Arifin
"Dari kecilnya juga memang di Bojong, jadi dia lebih sering tidur di tempat neneknya. Banyak kenal di Bojong ketimbang disini," ungkapnya.
Ditengah berbincang dengan Erni sekitar pukul 10.45 WIB, Bonge terlihat mulai sibuk menerima telepon.
Bonge bahkan terlihat bersiap-siap dan berpakaian rapih untuk berangkat membuat konten di Sudirman.
Erni pun berkisah soal kehidupan anaknya yang harus putus sekolah saat berusia 10 tahun atau momen kenaikan kelas 4 Sekolah Dasar (SD).
Baca juga: Kepala Desa Bangga Bonge Citayam Fashion Week Bikin Cilebut Barat Dikenal Publik
Saat itu dirinya tak mempu membiayai pendidikan sekolah.
Setelah putus sekolah, Bonge terjun ke jalanan dengan menjadi seorang pengamen.
"Sempat sekolah kelas 3 mau naik kelas 4, dia keluar. Ya kerena satu bentrok biaya juga, trus dia karena pergaulannya juga jadi teman-temannya juga. Mulai saat itu, (berhenti sekolah) mulai ngamen-ngamen," ungkap Erni.
Erni juga menceritakan, saat mengamen, Bonge mendapat pengasilan tak menentu. Mulai dari Rp 30 ribu hingga 100 ribu.
Namun, uang yang didapatinya itu tak cuma-cuma dihabiskkan untuk keperluan dirinya. Ia tetap menyisihkan hasil mengamen untuk menyambung kehidupan nenek serta adik-adiknya.
"Dulu kan ngamen cuman dapet Rp 30 ribu, sampai Rp 100 ribu paling besar. Bisa buat makan sama jajan dia."
"Ngasih kita. Sama ngasih makan neneknya, karena selama ini neneknya dia yang nanggung sama kakeknya di Bojong," katanya.
"Kalau ada lebihnya baru buat dia. Kadang-kadang kita minta sekedarnya aja, buat jajan adeknya. Memang dia yang ngurusin kakek neneknya," sambungnya.
Ia pun mengaku bersyukur atas apa yang dilakukan Bonge hingga saat ini hingga bisa membantu perekonomian keluarganya.
Erni juga tak ambil pusing soal komentar miring tentang anaknya yang kini menjadi ikon di kawasan Sudirman.
"Ya paling saya jawab, bersyukur aja, memang sudah waktunya diangkat sama yang di atas, yang dulunya dia susah, yang dulunya dia ngamen, pernah hidup susah sekarang bisa diangkat derajatnya. Bisa memenuhi kebutuhannya juga, kebutuhan orang tua juga," terang Erni. (tribun network/yuda).