2 Contoh Teks Khutbah Jumat Sambut 1 Muharram 1445 Hijriah
Berikut dua contoh khutbah Jumat dalam rangka menyambut bulan Muharram 1445 H tahun 2023, semangat hijrah Rasulullah dan cara menyambut 1 Muhharam.
Penulis: Muhammad Alvian Fakka
Editor: Wahyu Gilang Putranto
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” (QS. Ali Imran: 102)
Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, yang menjadi panutan kita dan tiap sunnahnya selalu kita teladani…
Ma’asyirol muslimin rahimakumullah …
Dalam khutbah kali ini, kita akan melihat bagaimanakah spirit hijrah dalam memasuki tahun baru hijriah ini mendorong kita pada semangat perubahan.
Allah SWT berfirman,
اِنَّ اللّٰهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتّٰى يُغَيِّرُوْا مَا بِاَنْفُسِهِمْۗ
Artinya: Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.
Ayat diatas merupakan sebuah petunjuk yang sangat jelas dari Allah, bahwa suatu perubahan harus dimulai dari diri kita sendiri. Tentunya perubahan yang dimaksud adalah perubahan menuju arah kebaikan, bukan malah sebaliknya perubahan ke arah keburukan.
Allah telah berfirman dalam surat Al-Balad ayat 8-10
- اَلَمْ نَجْعَلْ لَّه عَيْنَيْنِۙ
- وَلِسَانًا وَّشَفَتَيْنِۙ
- وَهَدَيْنٰهُ النَّجْدَيْنِۙ
Artinya: Bukankah Kami telah menjadikan untuknya sepasang mata, dan lidah dan sepasang bibir? Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan (kebajikan dan kejahatan)
Berubah untuk menjadi baik memang tidak mudah. Ayat di atas dilanjutkan dengan ayat berikutnya, dimana Allah berfirman
- فَلَا اقْتَحَمَ الْعَقَبَةَ
- وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا الْعَقَبَةُ ۗ
- فَكُّ رَقَبَةٍۙ
- اَوْ اِطْعَامٌ فِيْ يَوْمٍ ذِيْ مَسْغَبَةٍۙ
- يَّتِيْمًا ذَا مَقْرَبَةٍۙ
- اَوْ مِسْكِيْنًا ذَا مَتْرَبَةٍۗ
- ثُمَّ كَانَ مِنَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ وَتَوَاصَوْا بِالْمَرْحَمَةِۗ
Dan tahukah kamu apakah jalan yang mendaki dan sukar itu? (yaitu) melepaskan perbudakan (hamba sahaya), atau memberi makan pada hari terjadi kelaparan, (kepada) anak yatim yang ada hubungan kerabat, atau orang miskin yang sangat fakir. Kemudian dia termasuk orang-orang yang beriman dan saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang. (Al-Balad 11-17)
Perhatikan bagaimana dalam ayat di atas, memilih jalan baik diumpakan dengan “menempuh jalan yang mendaki dan sukar”
Dalam ayat lain, Allah berfirman: