Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Lifestyle

Kesalahan Konsumsi Kental Manis Dikhawatirkan Bikin Stunting

Kental manis digunakan sebagai bahan campuran hidangan lain, seperti martabak dan roti. Meski demikian, masih banyak kesalahan dalam mengonsumsinya.

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Willem Jonata
zoom-in Kesalahan Konsumsi Kental Manis Dikhawatirkan Bikin Stunting
Shutterstock
ilustrasi susu kental manis. 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Sudah lama misinformasi terkait SKM atau kental manis beredar di masyarakat.

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sebelumnya juga pernah mengeluarkan edaran agar masyarakat bijaksana dalam mengkonsumsi SKM.

SKM tetap boleh dikonsumsi tapi bukan sebagai pengganti Air Susu Ibu (ASI).

SKM masih bisa digunakan sebagai bahan campuran hidangan lain, seperti martabak, roti, dan lain-lain.

Meski demikian, masih banyak kesalahan konsumsi kental manis oleh masyarakat. 

Baca juga: Kesadaran dan Pemberian Gizi Seimbang Cegah Risiko Anak Stunting

Hal inilah yang mendorong Majelis Kesehatan PP Aisyiyah dan Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI) kembali berkolaborasi melakukan penelitian sebagai upaya mencegah gangguan gizi dan stunting pada anak.

BERITA REKOMENDASI

“Kita juga akan melakukan penelitian bersama dengan YAICI terkait dengan stunting dan kental manis,” kata Perwakilan Majelis Kesehatan PP Aisyiyah, Diah Lestari Budiarti dalam keterangannya yang ditulis Senin (8/7/2024).

Diah mengatakan, penelitian ini diharapkan bisa memberi gambaran komprehensif terkait penggunaan kental manis khususnya Kota Bekasi, yang masyarakatnya belum teredukasi bahwa kental manis bukan susu.

Data penelitian YAICI beberapa tahun bahkan menunjukkan konsumsi kental manis oleh ibu hamil berada di angka yang mengkhawatirkan yakni 70 persen.

“Mereka (warga kota Bekasi), secara pendidikan bagus tapi belum tahu tentang kental manis itu bukan susu. Jadi ini jadi tantangan buat kita,” ungkapnya.

Melalui penelitian ini akan semakin membantu PP Aisyiyah dan YAICI melihat realita konsumsi kental manis di Bekasi saat ini, sehingga bisa mengedukasi masyarakat secara efektif terkait konsumsi kental manis yang bijak.


“Harapannya salah konsumsi kental manis dapat terus menurun,” harap Diah.

Lebih lanjut, kader Pengurus Cabang Aisyiyah (PCA) turut juga melakukan survei, selain PAUD dan TK kota Bekasi.

“Nantinya bakal melibatkan PAUD dan TK se-kota Bekasi. Nantinya, seluruh kader Aisyiyah kota Bekasi juga turut digerakkan untuk,” ungkap Diah.

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan telah menyatakan bahwa kental manis ini tidak diperuntukan untuk Balita. 

Kental manis memiliki kandungan gula yang lebih tinggi dari mpada kandungan proteinnya.

Namun dalam perkembangannya di masyarakat malah dianggap sebagai susu untuk pertumbuhan.

"Jadi SKM bukan minuman tetapi pelengkap sajian, SKM tidak dapat menggantikan peran dari ASI dan tidak cocok untuk bayi sampai usia 12 bulan," kata Kepala Biro Humas dan Komunikasi Kemenkes Siti Nadia Tarmizi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas