Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

'Kalau Pak Prabowo-Jokowi Maju Pilpres 2024, Siapa yang Bisa Jadi Lawan Seru? ya Anies-SBY'

Pengamat menilai ada alternatif untuk mengalahkan Prabowo-Jokowi andai mereka berdua maju dalam kontestasi Pilpres 2024.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in 'Kalau Pak Prabowo-Jokowi Maju Pilpres 2024, Siapa yang Bisa Jadi Lawan Seru? ya Anies-SBY'
Kolase Tribunnews
Kolase foto Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Wacana menduetkan Prabowo Subianto dengan Joko Widodo pada Pemilihan Presiden 2024 mencuat belakangan ini. Jika itu terjadi, I Gede Pasek Suardika melihat, kecil kemungkinan ada pasangan lain yang dapat mengalahkan duet Prabowo-Jokowi. 

Dalam survei Charta Politika, elektabilitas Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo unggul di atas Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Elektabilitas Ganjar berada di angka 37,5 persen.

Sementara di bawahnya Prabowo Subianto mendapat 30,5 persen dan Anies Baswedan 25,2 persen.

"Sampai dengan periode survei dilakukan, Ganjar Pranowo menjadi pilihan tertinggi publik sebagai calon presiden," kata Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya.

Selain simulasi tiga nama, Ganjar juga berada di urutan teratas dalam simulasi 10 nama.

Elektabilitas Ganjar sebesar 31,3 persen, disusul Prabowo dengan perolehan 24,4 persen dan Anies 20,6 persen.

"Sementara pada simulasi 27 nama, Ganjar Pranowo juga teratas dengan 28,5 persen dan Prabowo 23,4 persen, disusul Anies di belakangnya dengan 19,6 persen, lalu tokoh-tokoh lainnya," kata Yunarto.

Baca juga: Ganjar Pranowo Minta Relawan Tahan Diri Soal Dewan Kopral: Capres Urusan Ketua Umum Megawati

Berita Rekomendasi

Yunarto menjelaskan, tingginya elektabilitas Ganjar tidak lepas dari banyaknya dukungan masyarakat terhadap Ganjar di empat zona wilayah berbeda se-Indonesia.

"Dari responden Jateng dan DIY sebanyak 67 persennya mendukung Ganjar menjadi presiden apabila pemilihan dilakukan hari ini," kata Yunarto.

Kemudian di Jawa Timur 25,8 persen, lalu di Bali, NTB, dan NTT 53,3 persen, dan juga di Maluku serta Papua dengan 30 persen dukungan.

Survei ini dilakukan pada 6 sampai 13 September 2022 pasca kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).

Survei dilakukan dengan jumlah responden sebanyak 1.220 dengan margin of error sebesar 2,82 persen.

Survei dilakukan dengan spot check dan cleaning data sebesar 20 persen dari total sampel.(tribun network/ilham/reynas)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas