5 Alasan PKS Usulkan Ahmad Heryawan Jadi Cawapres Anies Baswedan di Pilpres 2024
PKS mengungkap lima alasan mengusulkan Ahmad Heryawan sebagai cawapres pendamping Anies Baswedan di Pilpres 2024.
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nur Indah Farrah Audina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengungkap lima alasan partainya mengusulkan Ahmad Heryawan sebagai cawapres pendamping Anies Baswedan di Pilpres 2024.
Juru Bicara DPP PKS, Muhammad Kholid, mengatakan sesuai Hasil keputusan Musyawarah Majelis Syuro VII PKS ada 5 nama hasil aspirasi anggota Majelis Syuro yang diusulkan untuk ditawarkan kepada calon Mitra Koalisi.
"Adapun 5 nama tersebut adalah Ahmad Heryawan, Hidayat Nur Wahid, Irwan Prayitno, Ahmad Syaikhu dan M. Sohibul Iman," kata Muhammad dalam keterangan tertulis, Minggu (30/10/2022).
Baca juga: Anies Bertemu Ahmad Heryawan dan Presiden PKS, Bahas soal Pilpres 2024, tapi Belum Ada Kesepakatan
Alasan pertama bahwa dalam dinamika perkembangannya, kata dia, tim komunikasi koalisi melakukan diskusi lebih lanjut.
Dari lima nama tersebut, diskusi di pimpinan PKS mengerucut menjadi satu nama yang akan dikomunikasikan di tim kecil bersama Nasdem dan Demokrat yakni Ahmad Heryawan.
"Kedua, dalam koalisi perubahan bersama Nasdem dan Demokrat, setiap partai dalam posisi setara atau equal partnership. Sehingga setiap partai berhak mengajukan usulannya untuk dibahas bersama secara rasional dan obyektif di tim kecil. PKS komitmen untuk duduk bersama mencari kesepakatan yg terbaik buat bangsa, mengedepankan kepentingan bangsa di atas kepentingan partai," lanjutnya.
Ketiga, Ahmad Heryawan diklaim sebagai pilihan yang tepat karena memiliki tiga kapasitas kepemimpinan yang dibutuhkan yakni punya kapasitas untuk menang (capacity to win).
"Ahmad Heryawan memiliki tingkat keterpilihan yang bagus, bukan hanya di survei tapi di lapangan politik dalam kontestasi pilkada. Aher menang dua kali di Pilgub Jawa Barat. Ini luar biasa karena Jawa Barat adalah provinsi terbesar di Indonesia, menyumbang jumlah pemilih terbesar di Pilpres," ungkapnya.
Kemudian punya kapasitas mengelola pemerintahan (capacity to govern).
Dimana Aher sukses memimpin Provinsi Jawa Barat selama 10 tahun.
Selama kepemimpinannya, Jawa Barat mendapatkan lebih dari ratusan penghargaan dari institusi di dalam dan luar negeri.
"Artinya kapasitas kepemimpinan Aher diakui di level nasional maupun internasional. Rekam jejak kepemimpinan ini sangat penting untuk menilai sosok tersebut mampu atau tidak memimpin," jelasnya.
Alasan kelima adalah Aher memiliki kapasitas mempersatukan (capacity to unite).