Dikritik Andi Arief soal Peluang Duet Anies-Gibran, NasDem: Saling Menghargai dan Jangan Membungkam
Ahmad Ali mengingatkan koalisi yang hendak dibangun partainya dengan Demokrat dan PKS tak saling membungkam.
Penulis: Fersianus Waku
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fersianus Waku
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai NasDem, Ahmad Ali mengingatkan koalisi yang hendak dibangun partainya dengan Demokrat dan PKS tak saling membungkam.
Hal itu merespons kritik Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrat, Andi Arief , terhadap NasDem.
Sebelumnya, Ahmad Ali mengatakan terbuka peluang Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka jadi calon wakil presiden (cawapres) Anies Baswedan.
Ali mengatakan koalisi dibangun atas dasar kesetaraan maka setiap pendapat harus dihargai bukan malah membungkam.
"Koalisi itu dibangun atas kesetaraan. Jadi saling menghargai, jangan saling membungkam, jangan sensitif," kata Ali saat dihubungi, Kamis (17/11/2022).
Baca juga: NasDem Sebut Gibran Berpeluang Jadi Cawapres Anies, Andi Arief: Jangan Menawarkan Sana-sini
Ali meminta Andi Arief agar membaca pernyataannya secara lengkap soal peluang Anies-Gibran di 2024.
Ia mengaku dirinya ditanyai untuk menyampaikan pandangannya soal peluang Anies-Gibran sebagaimana disampaikan pengamat politik, Rocky Gerung.
"Jadi awalnya ditanya bagaimana peluang ketika Gibran dengan Anies seperti disampaikan Rocky Gerung. Saya bilang jawaban saya, kenapa Tidak?" ujar Ali.
Namun, Ali menegaskan pernyataan itu merupakan suatu bentuk kebebasan berpendapat dalam sebuah koalisi.
"Intinya gini pernyataan itu, penyataan saya atau apapun itu, itu dipertimbangkan sebagai suatu kebebasan dalam berpendapat," ungkapnya.
Lebih lanjut, Ali mencontohkan ketika Partai Demokrat memasangkan baliho Ketua Umumnya Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
"Sama dengan kami menghargai setiap pendapat yang dilakukan oleh Partai Demokrat. Dan bahkan waktu Demokrat itu sudah memasang Baliho AHY, ya sejak kapan kita menyepakati itu? Tapi kan kita menghargai itu sebagai suatu kebebasan Demokrat," jelasnya.
Karenanya, Ali meminta agar saling menghargai bukan justru berupaya membungkam pendapatnya.
"Jadi koalisi yang dibangun ini hendaknya kemudian kita setara, setara dalam berfikir, bersikap dan tidak saling membungkam," imbuhnya.
Adapun Ali mengomentari peluang Anies diduetkan dengan Gibran seusai keduanya bertemu di Solo, Jawa Tengah.
Ali berkelakar Gibran juga memiliki kualifikasi apabila diduetkan dengan Anies pada pemilihan presiden (pilpres) 2024.
"Enggak (terkait politik) lah. Ya tapi kalau kemudian Gibran dipantaskan untuk jadi cawapres Anies, kenapa tidak? Dia menurut saya memenuhi kualifikasi itu. Bisa jadi," kata Ali saat dihubungi, Selasa (15/11/2022).
Ali menegaskan kehadiran Anies ke Solo adalah yakni mengikuti haul ke-111 Habib Ali bin Muhammad Al Habsyi.
Terhadap pernyataan itu, Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrat, Andi Arief mengingatkan Partai NasDem agar berkonsentrasi pada apa yang dibicarakan di 'Koalisi Perubahan'.
Andi lantas meminta Ali agar ketika Anies bertemu figur di luar Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Demokrat lantas menawarkan jadi cawapres.
"Jangan setiap bertemu figur di luar PKS dan Demokrat, NasDem menawarkan sana-sini," kata Andi melalui akun Twitternya, Kamis (17/11/2022).
Andi mengingatkan partai besutan Surya Paloh itu agar konsentrasi pada apa yang dibicarakan di koalisi dan bulatkan tekad memilih jalur perubahan.
"Sebaiknya konsentrasi saja pada apa yang sudah dibicarakan di koalisi. Bulatkan saja tekad bahwa NasDem bergabung bersama PKS dan Demokrat memilih di jalur perubahan," ungkapnya.