Banyak Partai Politik Baru Jelang Pemilu, Fahri Hamzah: Sistem Kepartaian Kita Belum Matang
Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah merespons soal banyaknya partai baru muncul jelang pemilihan umum atau Pemilu 2024.
Penulis: Fersianus Waku
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fersianus Waku
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah merespons soal banyaknya partai baru muncul jelang pemilihan umum atau Pemilu 2024.
Fahri Hamzah menilai fenomena banyaknya partai baru muncul dikarenakan sistem partai politik (parpol) di Indonesia belum matang.
"Nah sistem kepartaian kita ini belum terlalu matang. Itulah yang menyebabkan masih banyak muncul partai baru," kata Fahri Hamzah dalam talkshow Mata Lokal Memilih Tribun Network bertajuk 'Partai Baru vs Partai Lama: Dinamika Pendaftaran, Verifikasi Partai Politik Peserta Pemilu 2024' di Studio 1 Kompas TV, Jakarta, Senin (5/12/2022).
Fahri Hamzah membandingkan partai-partai di negara maju yang tidak ada penambahan, tetapi memunculkan orang-orang baru.
Baca juga: Ketua Bawaslu: Calon Anggota DPD Perlu Kerja Keras Yakinkan Publik untuk Memilih di Pemilu 2024
"Kalau di negara yang demokrasinya sudah mapan itu biasanya partainya enggak berubah, tapi orangnya baru," ujarnya.
Menurutnya, orang-orang baru tersebut muncul karena dianggap merepresentasikan gagasan-gagasan masyarakat.
"Karena orang ini dianggap merepresentasikan gagasan-gagasan dari masyarakat baru dan aspirasi baru yang muncul," ucap dia.
Namun, eks Anggota DPR RI itu meyakini partai baru muncul karena ada aspirasi masyarakat yang belum tersampaikan.
Baca juga: Dilaksanakan Atas Hasil Evaluasi 2019, Kemendagri Yakin Penyelenggaraan Pemilu 2024 Lebih Baik
"Partai politik itu lahir karena memang ada aspirasi baru dalam masyarakat. Itulah sebabnya muncul dinamika," ungkap dia.
Lebih lanjut, Fahri menuturkan Partai Gelora hadir sebagai tesis baru bagi bangsa Indonesia.
"Kita ini menghadapi Covid, dunia sedang mengalami resesi, ada perang dan sebagainya. Kita memerlukan pikiran baru, kita memerlukan cara baru untuk menghadapi realitas baru ini," katanya.