Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pengamat Nilai Penggunaan Strategi Darat dan Udara Harus Dilakukan Kandidat Capres 2024

Ujang Komarudin menilai, penggunaan strategi darat dan udara dalam pengenalan kandidat atau calon presiden tidak dapat dilepaskan satu sama lain.

Penulis: Chaerul Umam
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Pengamat Nilai Penggunaan Strategi Darat dan Udara Harus Dilakukan Kandidat Capres 2024
Tribunnews.com/ Rahmat W Nugraha
Pengamat Politik dari Universitas Al Azhar, Ujang Komarudin menilai, penggunaan strategi darat dan udara dalam pengenalan kandidat atau calon presiden perlu dilakukan jelang Pilpres 2024. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin menilai, penggunaan strategi darat dan udara dalam pengenalan kandidat atau calon presiden tidak dapat dilepaskan satu sama lain.

Akademisi dari Universitas Al-Azhar Indonesia ini mengungkap strategi darat bertumpu pada cara-cara konvensional seperti silaturahmi, kunjungan, mendatangi tokoh-tokoh masyarakat, membuat baliho ataupun spanduk.

Sedangkan cara udara bertumpu pada upaya kreatif di media sosial untuk bisa melakukan sosialisasi atau kampanye terkait prestasi atau keberhasilan seorang calon.

"Kedua strategi ini diharapkan secara bersamaan, beriringan untuk bisa menopang satu sama lain," katanya, kepada wartawan, Rabu (21/12/2022).

Baca juga: LSI Denny JA: Surya Paloh King Maker Potensial Antitesa Jokowi dalam Pilpres 2024

Menurutnya, pemilih pada Pemilu 2024 adalah kombinasi antara pemilih lama dan muda, bahkan lebih banyak pemilih muda.

Karena itu, ia menyarankan menyasar pemilih lama bisa digunakan cara darat, sedangkan untuk menjangkau anak-anak muda milenial menggunakan media sosial.

Berita Rekomendasi

Kemudian menjangkau pedesaan menggunakan sepanduk, baliho dan sebagainya.

"Jadi saya melihat mereka menggunakan dua-duanya. Karena saling melengkapi, baik darat maupun laut," ujarnya.

Baca juga: Survei SMRC: Jika Pilpres Dilakukan Sekarang, Ganjar Pranowo yang Bakal Jadi Presiden

Ujang menambahkan, kedua metode juga punya kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Metode pengenalan udara, mempunyai kelebihan seperti lebih berbiaya murah dan mudah menjangkau milenial.

Kekurangannya tidak semua segmen terkena, karena pemilih konvensional tidak terjangkau media sosial.

Sedangkan metode darat, maka akan sangat menghabiskan banyak energi dan logistik. Keuntungannya, publik dan masyarakat bisa lebih mengenal calon.

"Tentu memang kalau darat akan menguras energi, tenaga, waktu, pikiran, lalu uang karena harus membantu masyarakat yang ditemui, harus menyumbang, membuat jalan, infrastruktur, dan lain-lain. Keuntungannya jalur darat, masyarakat langsung berinteraksi, langsung mengenali, langsung teringat. Itu lebih mengena secara politik," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas