Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Perbandingan Elektabilitas Parpol Terkini Menurut 6 Lembaga Survei: Gerindra-Golkar Bersaing Ketat

Elektabilitas PDIP, Golkar, dan Gerindra selalu berada di posisi lima besar berdasarkan hasil survei sejumlah lembaga survei pada Desember 2022.

Penulis: Adi Suhendi
zoom-in Perbandingan Elektabilitas Parpol Terkini Menurut 6 Lembaga Survei: Gerindra-Golkar Bersaing Ketat
Tribun Jateng/Wahyu Sulistiyawan
Ilustrasi logo partai politik. Berdasarkan survei enam lembaga yang dirilis baru-baru ini terungkap elektabilitas partai politik di awal tahun 2023. Elektabilitas PDIP kokoh di posisi teratas berdasarkan temuan 6 lembaga suvei. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Elektabilitas PDIP, Golkar, dan Gerindra selalu berada di posisi lima besar berdasarkan hasil survei sejumlah lembaga survei pada Desember 2022.

Catatan Tribunnews.com, elektabilitas PDIP selalu berada di posisi teratas.

Sementara Golkar dan Gerindra berdasarkan hasil sejumlah lembaga survei posisinya selalu berubah-ubah.

Terkadang elektabilitas Golkar berada di atas Gerindra atau sebaliknya.

Elektabilitas Golkar dan Gerindra terlihat bersaing cukup ketat.

Selain, PDIP, Golkar dan Gerindra, ada juga PKB dan Demokrat yang memiliki elektabilitas senantiasa berada di lima besar berdasar hasil survei sejumlah lembaga survei.

Bila dilihat dari hasil survei sejumlah lembaga, terlihat Demokrat mulai menempel elektabilitas Golkar dan Gerinda.

Baca juga: Survei Indikator: Elektabilitas PDIP Teratas, Golkar, Gerindra, dan Demokrat Bersaing Ketat

Berita Rekomendasi

Seperti terlihat dalam hasil survei Indikator Politik, Indo Riset, indEX Research, dan SMRC.

Berikut perbandingan elektabilitas partai politik pada awal 2023 ini berdasarkan sejumlah lembaga survei:

1. Temuan Survei Indikator Politik

Berdasarkan hasil survei Indikator Politik Indonesia yang dilakukan pada 1 sampai 6 Desember 2022 menyatakan elektabilitas tertinggi dipegang PDIP dengan angka 25,7 persen.

Kemudian disusul Golkar (10,5 persen), Gerindra (9,5 persen), Demokrat (9,0 persen), PKB (7,4 persen), Nasdem (5,1%), PKS (4,4%), Perindo (2,8%), PAN (2,3%), dan PPP (2,1%).

Di posisi selanjutnya ada PBB (0,6%), PSI (0,4%), Garuda (0,2%), Partai Buruh (0,2%), Hanura (0,2%), Gelora (0,1%), Partai Ummat (0,1%), dan PKN (0,1%).

"Jadi PDIP, Golkar, Gerindra, Demokrat, tiga partai teratas tidak terlalu berbeda," kata Burhanuddin dalam rilis survei, Rabu (4/1/2023).

Baca juga: Charta Politika: Setelah Deklarasikan Anies, Elektabilitas NasDem Malah di Bawah PKS dan Demokrat

Dilihat dari hasil survei tersebut elektabilitas Golkar, Gerindra, dan Demokrat tak terpaut jauh.

"Golkar secara absolut nomor 2 tapi bedanya tidak signifikan dengan Gerindra dan Demokrat. Nasdem 5,1%," kata Burhanuddin.

Populasi survei Indikator Politik adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.

Penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling.

Jumlah sampel dalam survei tersebut sebanyak 1.220 responden.

2. Hasil Survei Indo Riset

Sementara itu, berdasarkan hasil survei Indo Riset yang dirilis, Selasa (3/1/2022), menempatkan PDIP sebagai partai politik yang memiliki elektabilitas tertinggi.

Survei Indo Riset dilakukan pada 12-17 Desember 2022 melalui tatap muka menggunakan kuesioner.

Berdasarkan survei Indo Riset elektabilitas PDIP sebesar 26 persen, disusul Gerindra 12,6%, Golkar 12%, Demokrat 9,6%, PKB 8,7%, NasDem 6,5%, dan PKS 6,4%.

"Posisi 3 partai teratas PDIP, Gerindra, Golkar tidak mengalami perubahan," kata Peneliti Indo Riset Roki Arbi dalam konferensi pers virtual, Selasa (3/1/2023).

Baca juga: Survei Poltracking: Elektabilitas PDIP Kokoh di Puncak, PPP Terancam Tak Lolos Ambang Batas Parlemen

Dalam survei itu, partai politik yang terancam tak lolos ambang batas parlemen 4 persen adalah PPP 3,6%, Perindo 3,1%, PAN 2,1%, Hanura 0,8%, PSI 0,6%, Garuda 0,3%, Partai Ummat 0,3%, PBB 0,2%, Gelora 0,2% dan Partai Buruh 0,2%.

Menurut Roki, hanya Perindo yang disebut memiliki potensi untuk lolos ambang batas parlemen.

Sebab, partai besutan Hary Tanoesoedibjo itu mengalami kenaikan suara signifikan setahun terakhir.

"Sementara dari sisi partai non parlemen, Perindo mengalami kenaikan secara konsisten dalam setahun terakhir. Dan dengan pencapaian tersebut, Perindo berpotensi lolos ambang batas DPR 4 persen," katanya.

Diketahui survei Indo Riset dilakukan pada 12-17 Desember 2022 melalui tatap muka menggunakan kuesioner.

Survei menggunakan metode multistage random sampling dengan memperhatikan jumlah proporsionalitas antara jumlah sampel dengan jumlah pemilih di setiap provinsi. Yakni, sampel survei itu sebesar 1.120 orang.

Adapun margin of error dalam survei ini kurang lebih 2,92% dengan tingkat kepercayaan hingga 95%.

3. Hasil Suvei indEX Research

Indonesia Elections and Strategic (indEX) Research pun merilis hasil survei elektabilitas partai politik pada Kamis (29/12/2022).

Dalam hasil surveinya, elektabilitas PDIP berada di posisi teratas dengan angka 18,5 persen, disusul Gerindra sebesar 12,0 persen, Demokrat 7,4,persen, Golkar 7,1 persen, PKB 6,8 persen, PSI 6,2 persen, PKS 5,6 persen.

Kemudian PAN 2,7 persen, PPP 2,1 persen, NasDem 1,7 persen, Perindo 1,5 persen, dan Gelora 1,0 persen.

Elektabilitas partai-partai lainnya di bawah 1 persen, yaitu Hanura (0,6 persen), Partai Ummat (0,5 persen), PBB (0,2 persen), dan Garuda (0,1 persen). Partai-partai baru masih nihil, yaitu Partai Buruh dan PKN, sedangkan sisanya tidak tahu/tidak jawab 26,0 persen.

"Sedikit perubahan terjadi pada peringkat ketiga, Demokrat menyodok dengan raihan elektabilitas 7,4 persen. Melejitnya elektabilitas Demokrat menggeser Golkar ke peringkat keempat, sebesar 7,1 persen. Seperti halnya PDIP dan Gerindra, tren elektabilitas Golkar cenderung stagnan," ujar Direktur Eksekutif indEX Research Vivin Sri Wahyuni dalam keterangannya, Kamis (29/12/2022).

Demikian pula dengan PKB, dikatakan Vivin, elektabilitas di angka 6,8 persen.

Sementara itu, Partai Solidaritas Indonesia juga mengalami kenaikan elektabilitas, kini mencapai 6,2 persen.

Hanya PKS yang mengalami penurunan elektabilitas, sekarang tersisa 5,6 persen.

“Di tengah stagnannya partai-partai politik, Demokrat dan PSI justru mengalami kenaikan tingkat elektabilitas,” ungkap

Menurut Vivin, belum ada peningkatan eskalasi politik yang berarti sepanjang tahun 2022.

"Terbentuknya koalisi partai-partai seperti Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya masih sebatas penjajakan dan upaya untuk konsolidasi," kata dia.

“Dinamika justru terjadi di kalangan partai-partai oposisi, di mana Demokrat dan PKS mengalami fluktuasi naik dan turun,” jelas Vivin.

Sebelumnya PKS yang mengalami lonjakan kenaikan elektabilitas pada survei bulan Juli 2022.

"Rivalitas muncul di antara kubu oposisi, khususnya dalam mendesakkan kepentingan masing-masing untuk menggolkan figur calon wakil presiden yang bakal diusung untuk mendampingi Anies Baswedan," ujarnya

Sejauh ini, baru Nasdem yang secara resmi mendeklarasikan Anies sebagai calon presiden, tetapi koalisi yang digadang-gadang dengan melibatkan Demokrat dan PKS tidak kunjung terealisasi.

“Demokrat dan PKS berharap bisa meraih coattail effect dari pencapresan Anies, karena itu figur cawapres menjadi titik sentral persaingan kedua partai,” kata Vivin.

Sementara itu, Vivin mencatat Nasdem belum pulih dari anjloknya elektabilitas, kini masih terbenam di angka 1,7 persen.

"Manuver Nasdem mengusung Anies sebagai capres menjadi pertaruhan besar bagi partai dengan slogan restorasi Indonesia tersebut, mengingat Nasdem masih menjadi bagian dari pemerintahan Jokowi. Sedangkan Anies disebut-sebut sebagai antitesis terhadap program-program Jokowi " kata dua.

Terakhir, Vivin bicara soal mencuatnya wacana reshuffle terhadap menteri-menteri dari Nasdem.

"Kalaupun reshuffle jadi dilakukan, Jokowi harus berhati-hati agar tidak terkesan hanya menyasar Nasdem, sehingga memungkinkan Nasdem dan Anies memainkan strategi playing victim,” kata Vivin.

Survei Index Research dilakukan pada 11-20 Desember 2022 terhadap 1.200 orang mewakili semua provinsi.

Responden dipilih secara acak bertingkat (multistage random sampling) dan diwawancara tatap muka. Margin of error survei sebesar ±2,9 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen.

4. Hasil Survei SMRC

Kemudian Survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) yang dilakukan 3-11 Desember 2022 mengungkap elektabilitas PDIP berada di posisi teratas.

Direktur Riset SMRC, Deni Irvani, menyatakan bahwa jika pemilu diadakan sekarang, PDIP mendapat dukungan terbesar.

PDIP mengantongi 24,1 persen, disusul Golkar 9,4 persen, Gerindra 8,9 persen, Demokrat 8,9 persen.

Sementara itu, PKS 6,2 persen, PKB 6,1 persen, Perindo 4,6 persen, Nasdem 3,2 persen, PPP 2,9 persen, dan PAN 1,7 persen.

Sedangkan partai-partai lain mendapat dukungan di bawah 1 persen, dan yang belum tahu ada 20,9 persen.

"Dibanding hasil Pemilu 2019 lalu, dukungan kepada PDIP naik dari 19,3 persen menjadi 24,1 persen. Elektabilitas Demokrat juga sedikit naik dari 7,8 persen menjadi 8,9 persen, atau relatif stabil," kata Direktur Riset SMRC, Deni Irvani dalam pemaparannya soal temuan survei terbaru SMRC bertajuk 'Trend Elektabilitas Partai', Ahad (18/12/2022).

Sementara partai-partai lain yang ada di parlemen cenderung menurun. Namun demikian, Deni menambahkan bahwa setiap partai masih punya peluang menaikkan dukungan.

"Sebab masih ada sekitar 20,9 persen warga yang saat ini belum menentukan pilihan," ujar Deni.

Survei melibatkan 1.220 responden yang merupakan WNI berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah.

Proses pengambilan data dilakukan dengan wawancara tatap muka. Margin of error survei itu diperkirakan sebesar ± 3,1 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

5. Hasil Survei Charta Politika

Berdasarkan survei Charta Politika yang dilakukan 8-16 Desember 2022 menempatkan elektabilitas PDIP tertinggi dibanding partai lainnya.

Elektabilitas PDIP mencapai 23,5%, meningkat dibandingkan hasil survei pada November 2022 dengan angka 21,7%.

"PDIP memiliki elektabilitas tertinggi sebesar 23,5%. Ada kecenderungan PDIP mulai menapak naik," ujar kata Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya pada konferensi pers virtual, Kamis (22/12/2022).

"Walaupun belum sama dengan angka elektabilitas sebelumnya yang di angka 24%, tetapi setelah dua kali turun di September dan November, PDIP naik kembali," tambah Yunarto.

Sementara posisi kedua ditempati oleh Gerindra dengan angka elektabilitas 13,7%, disusul Golkar 9% dan PKB 8,7%.

Pada survei Charta Politika sebelumnya, elektabilitas Gerindra sebesar 14,5%, Golkar 9,8%, sementara PKB 8,5%.

“Ada stagnasi dari angka Gerinda, juga bisa dikatakan cukup stagnan untuk partai Golkar, dan ada kecenderungan stagnan juga di PKB,” ucap Yunarto.

Charta Politika juga mencatat elektabilitas Partai Demokrat 7,7%, PKS 7,2%, Nasdem 4,3%, PAN 3,5%, Perindo 3,4%, PPP 3,0%.

Elektabilitas partai lainnya, menurut survei Charta Politika masih di bawah 1%.

"Sedikit kenaikan dialami partai Demokrat dan PKS. Namun ada penurunan yang terjadi di Nasdem dari 6,0% menjadi 4,3%. Ini menjadi pertanyaan dan bahan diskusi kenapa kemudian terjadi penurunan," pungkas Yunarto.

Seperti diketahui, survei ini dilaksanakan dengan metode wawancara terhadap 1.220 orang sampel dan memiliki margin of error sebesar 2,82 persen.

6. Hasil Survei Poltracking Indonesia

Selanjutnya ada hasil survei Poltracking Indonesia yang dirilis, Kamis (22/12/2022).

Hasil survei Poltracking PDIP menjadi parpol dengan elektabilitas tertinggi mengantongi persentase 23,2 persen.

"Ini temuan kami elektabilitas partai yang pertama masih sama sebenarnya dengan survei-survei sebelumnya yang tertinggi PDI Perjuangan di angka 23,2 persen," kata Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yuda dalam rilis survei secara daring, Kamis (22/12/2022).

Di posisi kedua, ada Partai Gerindra (11,1 persen), kemudian Golkar (9,3 persen), Nasdem (6,9 persen), Demokrat (6,7 persen).

Setelah itu PKB (5,6 persen), PKS (5,3 persen), PAN (4,1 persen), Partai Perindo (2,8 persen) dan PPP (2,0 persen).

Poltracking Indonesia menyelenggarakan survei pada 21 hingga 27 November dan dilakukan dengan tatap muka langsung.

Survei dilakukan menggunakan metode multistage random sampling dengan responden 1.220. (Tribunnews.com/ Reza/ Igman/ Gita/ Danang/ Fahdi)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas