Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Survei Terbaru SPIN Sebut Elektabilitas Erick Thohir Terus Naik, Pengamat Beberkan Penyebabnya

Berdasarkan survei SPIN yang dilakukan periode 3-13 Februari 2023, elektabilitas Erick Thohir berada di angka 17,1%.

Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in Survei Terbaru SPIN Sebut Elektabilitas Erick Thohir Terus Naik, Pengamat Beberkan Penyebabnya
Tribunnews/JEPRIMA
Menteri BUMN Erick Thohir. Elektabilitas atau tingkat keterpilihan Menteri BUMN Erick Thohir terus meningkat berdasarkan temuan lembaga-lembaga survei nasional. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Elektabilitas atau tingkat keterpilihan Menteri BUMN Erick Thohir terus meningkat berdasarkan temuan lembaga-lembaga survei nasional.

Beberapa faktor yang menyebabkan elektabilitas Erick Thohir melejit di antaranya berkat prestasi kerjanya untuk masyarakat.

Menjelang Pilpres 2024 yang bakal berlangsung kurang dari satu tahun ini, elektabilitas Erick Thohir terus mengalami peningkatan.

Baca juga: Erick Thohir Lebih Cocok Dipasangkan dengan Ganjar atau Prabowo? Berikut Analisis Pengamat

Seperti yang nampak pada temuan lembaga Survei dan Poling Indonesia (SPIN) yang dipublikasikan, Minggu (20/2/2023).

Berdasarkan survei SPIN yang dilakukan periode 3-13 Februari 2023, elektabilitas Erick Thohir berada di angka 17,1 persen.

Erick Thohir menempati posisi atas dengan hanya terpaut 0,1% dari Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil yang memiliki elektabilitas 17,2%.

Erick Thohir bahkan mengungguli figur potensial lainnya seperti Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang mengantongi elektabilitas 10,7%.

Berita Rekomendasi

Eks Presiden Inter Milan itu juga unggul dari nama-nama menteri di Kabinet Indonesia Maju seperti Sandiaga Uno yang hanya mendapat 2,9% dan Airlangga 2,4%.

Pengamat Politik Phil Sukri memberikan pandangannya terkait elektabilitas Erick Thohir yang makin moncer.

Baca juga: Jokowi Ucapkan Selamat kepada Erick Thohir dan Kawan-kawan yang Terpilih Menjadi Pengurus PSSI

Menurutnya Erick Thohir telah mendapat posisi di hati masyarakat sebagai figur yang berprestasi dan mampu menunjukkan kerja nyatanya.

"Karena image positif dan prestasi kerja yang sangat baik membuat elektabilitas Menteri Erick dari waktu ke waktu mengalami peningkatan,” ujar Sukri.

Sukri mengatakan persepsi positif publik tak lepas dari kinerja mentereng Erick Thohir di BUMN.

Selama kepemimpinannya, terbukti BUMN sukses bertransformasi menjadi lembaga yang bersih dan program-programnya langsung menyentuh masyarakat.

“BUMN maupun kegiatan lain di luar kedinasan, mendapatkan respons positif dan dibicarakan publik. Image positif tersebut mengarah kepada kemampuan personal Menteri Erick," pungkasnya.

Disebut Cawapres oleh Jokowi

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menanggapi dengan santai pernyataan Presiden Joko Widodo yang menyebut dirinya sebagai calon wakil presiden (cawapres).

Pernyataan itu Jokowi sampaikan saat memberikan sambutan dalam puncak peringatan hari lahir PPP ke 50.

Dalam momen itu, Jokowi menyebut sejumlah tokoh yang menjadi capres dan cawapres, termasuk Erick Thohir.

Erick menilai sejumlah tokoh yang disebut namanya itu merupakan orang yang dinilai baik oleh Jokowi.

“Itu kan tentu apa yang beliau lihat mungkin figur-figur yang baik. Tetapi tentu figur yang baik artinya apa, juga harus bekerja dengan baik,” kata Erick saat ditemui di Graha Pena 98, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (19/2/2023).

Baca juga: Erick Thohir: Kartu Merah untuk Mafia Bola!

Menurut Erick, saat itu Jokowi menyebut sejumlah tokoh yang digadang-gadang menjadi capres, yakni Prabowo Subianto.

Kemudian, Jokowi juga menyebut sejumlah sosok yang menjadi cawapres seperti, Sandiaga Salahudin Uno, Mahfud MD, dan dirinya.

Ketika dimintai tanggapan terkait kesiapannya menjadi cawapres, Erick enggan menjawab.

Ia mengaku sedang mengutamakan perbaikan tata kelola sepak bola Indonesia setelah terpilih menjadi Ketua Umum Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI).

Erick juga menjawab enteng ketika dimintai tanggapan mengenai sejumlah hasil survei yang menyebut dirinya masuk dalam tiga besar cawapres di sejumlah daerah di Jawa.

“Kalau masalah tingginya dari hasil survei itu tidak menandakan individu itu bisa mencalonkan,” tutur Erick.

Ia menyebut, saat ini untuk menjadi kontestan dalam Pemilu 2024, capres dan cawapres harus mendapatkan dukungan minimal dari 20 persen kursi di parlemen.

Hal itu membuat penentuan capres dan cawapres berada di tangan partai politik.

“Artinya ya semua itu tentu hak dari masing-masing partai ingin mencalonkan siapapun,” ucap Erick.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas