Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pembicaraan Jokowi dan Megawati Soal Capres 2024 di Istana Lanjutan dari Pertemuan Batu Tulis

Jokowi sebelumnya berbincang soal Capres 2024 dengan Ketua DPP PDIP Megawati Soekarnoputri di Istana Batu Tulis Bogor.

Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Pembicaraan Jokowi dan Megawati Soal Capres 2024 di Istana Lanjutan dari Pertemuan Batu Tulis
Foto: Sekretariat Presiden
Presiden Jokowi dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Jokowi sebelumnya berbincang soal Capres 2024 dengan Megawati Soekarnoputri di Istana Batu Tulis Bogor. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo atau Jokowi sebelumnya bertemu dengan Ketua DPP PDIP Megawati Soekarnoputri di Istana Batu Tulis Bogor, Jawa Barat untuk membahas Capres 2024.

Pertemuan di Batu Tulis menjadi awal pembahasan Capres 2024 antara Jokowi dan Megawati sebelum berbincang di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Sabtu (18/3/2023).

Hal itu diungkapkan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto saat menjelaskan pertemuan Jokowi dan Megawati di Istana Merdeka.

Pertemuan di Istana Merdeka, kata Hasto merupakan lanjutan dari pertemuan di Istana Batu Tulis.

Dalam pertemuan selama 3 jam di Istana Mereka, Hasto menyebut, Jokowi dan Megawati turut membahas sejumlah hal mulai situasi global, politik terkini, hingga Pelpres 2024, mendatang.

Baca juga: Jokowi Sudah Kantongi Nama Kandidat Menpora yang Disodorkan Golkar, Kriterianya Harus Muda

Terkait Pilpres 2024, dia tak menjelaskan secara detail apakah turut membahas nama calon presiden (Capres) yang akan diusung PDIP.

Namun, tentu pertemuan kedua tokoh itu diprediksi turut membahas visi misi serta Capres yang akan diusung.

BERITA REKOMENDASI

Hal tersebut merujuk peryataan Hasto diberbagai kesempatan, bahwa Ketua Umum Megawati akan turut membahas soal nama Capres dengan Presiden Jokowi.

Baca juga: Sekjen PDIP Jawab Isu Terkait Pertemuan Jokowi dan Megawati Sepakati Ganjar Sebagai Capres

Apalagi, PDIP lanjut Hasto, membuka peluang mendukung Capres yang akan melanjutkan kerja-kerja serta visi misi Presiden Jokowi, ke depan.

Presiden Jokowi pun tidak menampik bahwa pertemuannya dengan Megawati Soekarnoputri pada Sabtu, akhir pekan kemarin membahas soal Pemilu 2024.

Hal itu disampaikan Jokowi di Gedung Dhanapala, Jakarta, Senin, (20/3/2023).

“Mengenai (Pemilu) 2024,” kata Jokowi.

Baca juga: Jokowi dan Megawati Bertemu di Tengah Isu Prabowo-Ganjar, Begini Respons Gerindra


Dalam pertemuan tersebut, bahkan dibahas spesifik mengenai Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden 2024.

Presiden Jokowi yang juga merupakan politikus PDIP mengaku memberikan pandangan terkait sejumlah nama bakal calon Presiden berdasarkan data yang dimiliki kepada Megawati.

“Yang jelas saya memberikan pandangan-pandangan dari angka-angka yang kita miliki dan dari data yang kita miliki,” kata Jokowi.

Hanya saja, Presiden Jokowi enggan menyebutkan siapa nama Capres-Cawapres yang dibahas dalam pertemuan tersebut.

Hal itu kata Jokowi sebaiknya ditanyakan langsung kepada Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

“Calonnya tanya Bu Mega,” terangnya.

Sementara, Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan bahwa pembahasan soal calon presiden (Capres) dan calon wakil presiden (Cawapres) antara Presiden Jokowi dan Megawati Soekarnoputri disampaikan secara tertutup.

Di mana, kata Hasto, pertemuan itu juga membahas sejumlah hal mulai dari dinamika politik nasional dan arah Bangsa masa depan.

Sehingga, terkait nama Capres-Cawapres yang dibicarakan pada pertemuan itu akam disampaikan oleh Megawati Soekarnoputri.

"Kemudian terkait dengan nama (Capres), Pak Jokowi pun mengatakan nanti tanya sama Ibu Mega. Jadi kita tunggu keputusan dari Ibu Megawati Soekarnoputri," kata Hasto di Sekolah Partai DPIP, Lenteng Agung, Jakarta, Senin (20/3/2023).

Hasto juga ditanya apakah pertimbangan soal capres-cawapres yang disampaikan Presiden Jokowi ke Megawati dapat diterima dan jadi pertimbangan.

Kata Hasto, apa yang disampaikan Presiden Jokowi menunjukan sangat concern bagaimana kepemimpinan selama dua periode itu berkelanjutan.

Apalagi, dia menyebut bahwa Capres yang dibicarakan harus satu napas pemerintahan sejak Bung Karno, Megawati, dan Jokowi serta kepemimpinan nasional yang akan datang.

"Tentu saja nanti mungkin akan ada partai politik dalam kerja sama dan paling penting adalah topangan dari rakyat," jelas Hasto.

Politikus asal Yogyakarta ini menjelaskan, bahwa pertemuan Megawati dan Jokowi adalah pertemuan antar kader partai berlambang banteng moncong putih. Sehingga, pertemuan antar kader tidak menghasilkan kesepakatan.

Namun, lanjut Hasto, pertemuan itu menghasilkan kesepahaman soal pemimpin masa depan.

"Pertemuan antar kader ini kesepahaman, bagaimana seluruh ide pemikiran gagasan bung Karno nanti diwujudkan melalui tata pemenatangan negara yang baik," terang Hasto.

Lebih lanjut, Hasto pun menjawab soal spekulasi nama capres yang dibahas dalam pertemuan Megawati dan Jokowi.

Di mana, disebut-sebut ada nama Kader PDIP Ganjar Pranowo.

Dia pun menegaskan, bahwa soal nama Capres ada ditangan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.

"Tentu saja terkait dengan nama (Capres), sekali lagi nanti Ibu Megawati Soekarnoputri yang akan menyampaikan pada momentum dan waktu yang tempat," tegas Hasto.

Tegaskan Kader Sendiri Jadi Capres

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menegaskan bahwa calon presiden (Capres) harus berasal dari kader PDI Perjuangan.

Hal itu disampaikan Hasto menjawab soal peryataan Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo yang membuka kemungkinan menduetkan Prabowo Subianto dengan Ganjar Pranowo.

Namun, posisi Capres harus Prabowo dan Cawapres adalah Ganjar Pranowo.

"Ya penawaran kerjasama tentu saja dalam rangka calon presiden, berasal dari PDI Perjuangan," kata Hasto di kawasan Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada Senin (13/3).

Sedangkan, kata Hasto, untuk membahas soal calon wakil presiden itu dapat berasal sesuai dengan konfigurasi politik yang ada dan kerjasama antar partai politik

"Artinya harus disepakati bersama sama, oleh partai politk yang membangun kerjasama tersebut, mengingat calon presiden dan calon wakil presiden diusung oleh partai politik atau gabungan partai politik," terang Hasto.

Hasto menambahkan, sesuai amanat dari Ketua Umum Megawati Soekarnoputri di HUT ke-50 partai, ditegaskan bahwa capres berasal dari kader partai berlambang banteng moncong putih itu.

Pasalnya, lanjut Hasto, partai telah melakukan proses kaderisasi secara sistemik, serta melakukan penugasan terhadap kader-kader partai baik di tingkat Nasional maupun daerah dalam perspektif yang ideal.

"Partai mengusung calon presiden dari kader internal partai, itulah yang diperjuangkan oleh PDI
Perjuangan," jelasnya. (Tribun Network/Yuda)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas