Bursa Cawapres Terfavorit Versi Indo Barometer, Erick Thohir Pertama, Disusul Khofifah dan Cak Imin
M Qodari menilai Erick Thohir mempunyai bekal lengkap sebagai cawapres sehingga mampu membantu capres untuk memenangkan Pilpres 2024.
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lembaga Survei Indo Barometer menyatakan Menteri BUMN Erick Thohir sebagai calon wakil presiden (cawapres) terkuat.
Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari menilai Erick Thohir mempunyai bekal lengkap sebagai cawapres sehingga mampu membantu capres untuk memenangkan Pilpres 2024.
Menurut dia, Erick Thohir memiliki elektabilitas cawapres tinggi, dukungan partai dan kekuatan logistik.
Hal ini kemudian membuat orang nomor satu di Kementerian BUMN tersebut memiliki daya tarik tinggi untuk dipasangkan dengan capres manapun.
“Calon wakil presiden yang punya elektabilitas tinggi apalagi punya partai politik, misalnya Pak Erick Thohir kan punya dukungan dari PAN dan PPP, kemudian punya katakanlah sumber daya dan secara pribadi cocok menjadi calon wakil yang menarik bagi seluruh calon presiden. Jadi pada hari ini calon wapres paling tinggi itu adalah Erick Thohir," kata dia.
Qodari kemudian memaparkan berdasarkan hasil survei terbaru Indo Barometer Erick Thohir memiliki elektabilitas tertinggi sebagai cawapres.
Ia berada di posisi teratas dengan elektabilitas sebesar 22,9 persen.
Sedangkan di bawah Erick Thohir terdapat Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Ketum PKB Muhaimin Iskandar.
Khofifah di posisi nomor dua mendapatkan elektabilitas sebesar 15,8 persen sedangkan Muhaimin 6,7 persen.
Di samping itu, PAN dan PPP adalah partai yang getol menyuarakan agar Erick Thohir diusung oleh KIB di Pilpres 2024 mendatang.
Baca juga: 4 Temuan Penting Survei Indo Barometer Terbaru: Prabowo Unggul hingga Peluang PDIP Hattrick di 2024
Qodari juga melihat Erick Thohir memiliki hubungan yang sangat dekat dengan kedua partai tersebut.
Kemudian kekuatan logistik Erick Thohir sebagai profesional kelas dunia sudah tidak perlu diragukan. Ia bahkan pernah menjadi orang Asia pertama sebagai pemilik salah satu klub sepak bola Italia yakni Inter Milan FC.
Selain itu, Qodari mengatakan King Maker Presiden Jokowi merupakan faktor penentu dalam Pilpres 2024.
Seperti diketahui, Erick Thohir merupakan pemimpin yang memiliki hubungan dekat dengan Presiden Jokowi.
“Tentu arah pilihan Jokowi jadi perhatian dan pertimbangan pemilih. Mereka akan ikut kode-kode Jokowi. Artinya, Jokowi masih memiliki pengaruh besar di masyarakat karena modal kepuasan yang tinggi tersebut," ujarnya.
Maka dari itu, Erick Thohir yang memiliki bekal lengkap tersebut menjadi cawapres yang terkuat dalam bursa Pilpres 2024 saat ini.
Qodari mengatakan dengan bekal yang dimiliki Erick Thohir mampu dipasangkan dengan capres manapun.
"Kalau survei pada hari ini, Erick Thohir yang paling tinggi, tentu saja bisa membantu kemenangan siapapun calon presidennya yang akan dia dampingi,” pungkasnya.
Berdasarkan hasil temuan Lembaga Survei Indo Barometer yang dilakukan pada periode 12-24 Februari 2023, Erick Thohir sebagai cawapres dengan elektabilitas terkuat. Unggul jauh dari figur lainnya.
Posisi Erick Thohir tepat di posisi teratas dengan perolehan angka keterpilihan sebesar 22,9 persen, berikutnya disusul Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa di angka 15,8 persen, dan setalah Muhaimin Iskandar 6,7 persen.
"Secara umum kemungkinan besar secara normatif setiap koalisi menginginkan kandidat capres-cawapres yang memiliki elektabilitas tinggi," papar Pengamat Politik Universitas Indonesia Meidi Kosandi.
Lebih lanjut dia menyebut, kapabilitas kepemimpinan Erick Thohir sudah benar-benar teruji. Erick Thohir bahkan membawa BUMN meraih berbagai pencapaian gemilang yang membuat kinerjanya kian melesat.
Terbukti di bawah kepemimpinan Erick Thohir laba pendapatan BUMN mampu mencatatkan lonjakan kenaikan.
Mulai dari Rp13 triliun di 2020 menjadi Rp124,7 triliun pada 2021 dan kembali meningkat hingga Rp 303,7 triliun di 2022.
Di samping kapabilitas mumpuni, kata dia, Erick Thohir juga mampu menjadi figur yang dapat mempersatukan berbagai kalangan masyarakat. Oleh karenanya dia menilai sosok Erick Thohir cocok dengan semua koalisi pada Pilpres mendatang.
"Selain juga memiliki kapabilitas administratif, mampu menjadi solidarity maker, serta mampu bekerjasama secara adil dengan semua unsur koalisi," jelas Meidi.
Adapun Sekjen Pergerakan Rakyat Berdaulat Eli Salomo menilai, kompetensi Erick Thohir menjadikannya layak didorong maju cawapres. Erick Thohir bahkan mampu menghadirkan kepemimpinan gemilang selama menakhodai Kementerian BUMN.
“Kalau kita mengatakan pimpinan nasional dari luar Jawa yang hari ini punya kans berpartisipasi dalam kepemimpinan nasional, itu ada pada Erick Thohir,” kata Eli.
Bukan hanya itu, dia menyebut, Erick Thohir sebagai sosok pemimpin yang sudah benar-benar teruji. Imbas daripada itu dapat terlihat dati tingkat elektabilitas Erick Thohir yang terus meningkat pesat.
Melihat dari hasil temuan survei Indo Barometer yang dilakukan pada periode 12-24 Februari 2023, Erick Thohir mampu tempati posisi teratas. Eks Presiden Inter Milan ini berhasil mendapatkan angka sebesar 22,9 persen.
Untuk itu, tidak mengherankan jika Erick Thohir begitu konsisten mendapatkan dorongan kuat. Terutama untuk maju sebagai cawapres pada Pilpres mendatang.
Terlebihnya lagi karakteristik Erick Thohir begitu pas untuk memimpin Indonesia sebagai wakil presiden. Terlebih kerja nyata yang ditunjukkan kian mempercepat hadirnya kemajuan bangsa ke depan.
“Kalau kita objektif melihat posisinya Erick Thohir sebenarnya tidak ada debat. Bahwa dia harus ada dalam kepemimpinan nasional, itu tidak ada debat,” pungkas Eli.
Poros mana saja yang akan bertarung di 2024?
Berbicara mengenai peta koalisi, Indo Barometer melalui M Qodari menilai, PDI Perjuangan lebih berpotensi bergabung ke Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).
Alasannya, KIB satu-satunya koalisi yang belum memiliki calon presiden.
"PDI Perjuangan mungkinnya bergabung dengan Golkar, PAN, PPP atau Gerindra PKB, tetapi saya cenderung melihat kemungkinannya ada di KIB, kenapa? sampai hari ini capresnya KIB masih kosong," ujarnya.
Sementara, untuk koalisi Perubahan yakni NasDem, PKS, Demokrat sudah ada Anies Baswedan.
Di "seberang", Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR), sudah ada nama Prabowo Subianto.
Dikatakannya, jika PDIP merapat ke KIB maka koalisi itu setara dengan 276 kursi DPR.
Hal ini sudah jauh melebihi syarat presidential threshold 20 persen atau setara 115 kursi DPR sebagai syarat mengajukan capres.
Peta poros politik
a. Jika terjadi 4 poros saat ini:
- NasDem, Demokrat, PKS = 163 kursi DPR
- Golkar, PAN, PPP = 148 kursi DPR
- Gerindra, PKB = 136 kursi DPR
- PDIP = 128 kursi DPR
b. Jika 3 poros:
- PDIP, Golkar, PAN, PPP = 276 kursi DPR
- NasDem, Demokrat, PKS = 163 kursi DPR
- Gerindra, PKB = 136 kursi DPR