Pengamat: Poros Manapun yang Dapat Meminang Golkar akan Mendapat Energi Terbarukan
Peneliti Senior Institut Riset Indonesia (INSIS), Dian Permata, merespon terkait Golkar yang diisukan akan bergabung ke dalam Koalisi Perubahan untuk
Penulis: Muhammad Zulfikar
Editor: Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peneliti Senior Institut Riset Indonesia (INSIS), Dian Permata, merespon terkait Golkar yang diisukan akan bergabung ke dalam Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) atau Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR).
Menurut Dian, poros manapun yang dapat meminang Golkar akan mendapatkan energi terbarukan.
Dian menjelaskan, Golkar di setiap kontestasi Pilpres selalu memiliki daya magnet kuat.
Hal itu dikarenakan Golkar mempunyai kematangan secara organisasi dan kelembagaan, baik sebagai institusi partai politik; maupun kader politiknya.
Dian menyebut, kedua hal itu tercipta lantaran proses dinamisasi dalam tubuh partai yang sangat panjang.
"Karena kematangan itulah, Golkar selalu mendapatkan tempat. Baik di kubu lawan dan kawan. Kasus pada Pilpres 2019 dapat menjadi contoh. Di mana Golkar yang di Pipres 2014 menjadi compatriot pasangan Prabowo dan Hatta, dapat dan dengan mudah serta diberikan karpet merah pada pasangan Jokowi dan Ma’aruf Amien," ujar Dian, Rabu malam (29/3/2023).
Dian menilai, jika Golkar masuk ke KPP, yang beranggotakan NasDem, Demokrat, dan PKS; maka akan lebih mudah untuk membicarakan soal sharing power, dan memungkinkan Golkar diberikan jatah Ketua DPR atau lainnya.
Sementara itu, jika Golkar gabung bersama Gerindra-PKB ke dalam KKIR, secara moril, Golkar akan memompa semangat koalisi tersebut, dan memungkinkan terjadinya tiga poros, yakni poros KPP, KKIR, dan poros PDI-P.
"Lagi-lagi, jika Airlangga tidak dapat kursi Cawapres, maka Golkar akan mendapatkan jatah Ketua DPR. Karenanya, Golkar layak bagi poros manapun. Poros manapun yang dapat meminang Golkar akan mendapatkan energi terbarukan," ujar Dian.
Sebelumnya diberitakan, Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto mengatakan bahwa pihaknya mendorong pembentukan koalisi besar dalam menghadapi Pemilu 2024. Menurut Airlangga koalisi besar sangat memungkinkan terbentuk.
“Kan saya bilang kita akan mendorong yang namanya koalisi besar. Koalisi besar itu kan sangat memungkinkan. Nah tentu lebih besar lebih baik,” kata Airlangga di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa, (28/3/2023).
Airlangga membantah Golkar dirayu untuk masuk Koalisi Perubahan yang terdiri dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai NasDem dan Partai Demokrat. Airlangga menegaskan Golkar saat ini sudah berada di Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) bersama dengan Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
“Kan kita sudah punya KIB, Golkar sudah punya KIB,” kata Airlangga.
Baca juga: Airlangga Hartarto Kunjungi Beberapa Parpol Termasuk NasDem, Golkar: KIB Tetap Solid, Enggak Bubar
Ketika ditanya kemungkinan KIB akan melebur bersama Koalisi Perubahan, Airlangga tidak menjawab tegas. Menurutnya penggabungan koalisi perlu dibahas secara matang.
“Ini bukan lebur-leburan. Kalau lebur-lebur kayak cendol aja. Jadi kita perlu pembahasan lebih matang,” katanya.
Isu akan bergabungnya Golkar ke dalam Koalisi Perubahan muncul setelah Airlangga hadir dalam acara buka bersama NasDem pada Sabtu kemarin. Airlangga menjadi satu-satunya Ketum Parpol di luar koalisi perubahan yang hadir dalam acara tersebut.