SMRC: Elektabilitas Ganjar Pranowo Alami Kenaikan pada Pemilih Kritis Setelah Jadi Bakal Capres PDIP
Elektabilitas Ganjar Pranowo mengalami kenaikan signifikan pada pemilih kritis setelah diumumkan sebagai bakal Capres PDIP
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Elektabilitas Ganjar Pranowo mengalami kenaikan signifikan pada pemilih kritis setelah diumumkan sebagai bakal calon presiden atau Capres 2024 oleh PDI Perjuangan (PDIP).
Hal itu berdasarkan temuan terbaru dari lembaga survei Saiful Mujani Research dan Consulting(SMRC) tanggal 25-28 April 2023 bentuk pertanyaan terbuka.
Hasilnya, Ganjar Pranowo dipilih oleh 20,8 persen, disusul Prabowo Subianto 15,8 persen dan Anies Baswedan 11,4 persen, dan nama-nama lain jauh di bawah mereka.
Sebelumnya, survei SMRC yang dilakukan pada 4-7 April 2023, atau setelah keputusan FIFA membatalkan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U20, elektabilitas Ganjar waktu itu sebesar 13 persen.
Sementara dukungan pemilih kritis pada Prabowo sebesar 18,3 persen dan pada Anies 10,7 persen.
Demikian disampaikan Direktur Riset SMRC, Deni Irvani dalam keterangan tertulis yang diterima, Sabtu (29/4/2023).
Baca juga: Ganjar Pranowo Capres PDIP, Masinton Buka Suara Soal Keberadaan Dewan Kolonel Dukung Puan
"Kenaikan Ganjar terjadi dari akumulasi penurunan pada Prabowo, pada pemilih yang belum menentukan pilihan sebelumnya, dan pada pemilih calon-calon lain," kata Deni.
Deni menjelaskan bahwa pemilih kritis adalah pemilih yang punya akses ke sumber-sumber informasi sosial-politik secara lebih baik karena mereka memiliki telepon. sehingga bisa mengakses internet untuk mengetahui dan bersikap terhadap berita-berita sosial-politik.
Mereka umumnya adalah pemilih kelas menengah bawah ke kelas atas, lebih berpendidikan, dan cenderung tinggal di perkotaan. Mereka juga cenderung lebih bisa memengaruhi opini kelompok pemilih di bawahnya.
Baca juga: Ganjar Kembali Dideklarasikan Sebagai Capres 2024, Kali Ini oleh Aktivis Muhammadiyah
"Total pemilih kritis ini secara nasional diperkirakan 80 persen. Karena itu, survei ini tidak mencerminkan populasi pemilih nasional 100 persen," ucapnya.
Deni menambahkan bahwa elektabilitas bakal calon presiden ini dalam 3 tahun terakhir cukup dinamis.
Dia mencontohkan pada 2020, Prabowo terlihat paling kuat. Pada 2021 sampai akhir 2022, Ganjar menjadi paling kuat.
Mulai awal 2023, Prabowo kembali menguat, menggeser posisi nomor dua Anies, sejak Presiden Jokowi secara terbuka mendukung Prabowo.