Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

SBY Singgung 'Chaos Politik', Sekjen PDIP: Pemimpin Tidak Perlu Menakut-nakuti Rakyat

Hasto pun menyebut, bahwa chaos atau kekacauan politik biasanya terjadi ketika ada kecurigaan berlebihan sebelum pemilu berlangsung

Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in SBY Singgung 'Chaos Politik', Sekjen PDIP: Pemimpin Tidak Perlu Menakut-nakuti Rakyat
Tribunnews.com/Mario Christian Sumampow
Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, ditemui di kawasan Gedung Lemhanas RI, Jakarta, Sabtu (20/5/2023). Hasto Kristiyanto menyebut seorang pemimpin seharusnya tidak menakut-nakuti rakyat dan bisa bersikap secara negarawan.  

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menyebut seorang pemimpin seharusnya tidak menakut-nakuti rakyat dan bisa bersikap secara negarawan. 

Hasto menyampaikan hal itu menanggapi pertanyaan wartawan soal pernyataan Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang menuding bakal terjadi 'chaos' atau kekacauan politik apabila sistem pemilu berubah dari proporsional terbuka, menjadi tertutup. 

Menurut Hasto, seorang pemimpin sebaiknya bisa bersikap seperti Presiden Joko Widodo (Jokowi), Presiden kalima RI Megawati Soekarnoputri, dan Wapres ke-13 RI Maruf Amin untuk mendorong pemilu berjalan lancar.

Baca juga: SBY Singgung Perubahan Sistem Pemilu Bisa Bikin Chaos Politik, Anas Urbaningrum: Jangan Bikin Gaduh

"Tidak perlu seorang pemimpin menakut-nakuti rakyat selama para pemimpin punya sikap kenegarawanan yang kuat dan Presiden Jokowi, KH Maruf Amin, Ibu Megawati Soekarnoputri semuanya mendorong dengan sikap kenegarawanan untuk menghasilkan pemilu yang seadil-adilnya, sejujur-jujurnya, dan menempatkan rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi," kata Hasto di kantor DPP PDIP, Jakarta Pusat, Senin (29/5/2023). 

Hasto pun menyebut, bahwa chaos atau kekacauan politik biasanya terjadi ketika ada kecurigaan berlebihan sebelum pemilu berlangsung serta adanya penyalahgunaan kekuasaan.

"Chaos politik itu ketika dalam era kontestasi pemilu yang sangat ketat ada yang menyalahgunakan kekuasaan, ada yang curiga berlebihan terjadi kecurangan sebelum pemilu dilaksanakan, padahal kami menjadi bagian dari piar demokrasi dari rakyat untuk rakyat," ujar Hasto.

BERITA TERKAIT

"Kami tidak diajarkan untuk menang dengan segala cara mendapatkan kenaikan 300 persen, kami menang dengan cara-cara konstitusional," sambung dia. 

Baca juga: SBY: Pergantian Sistem Pemilu di Tengah Jalan Bisa Timbulkan Chaos Politik

Terkait sistem kepemiluan, Hasto menyebut PDIP partai yang siap dengan kondisi apa pun. 

Sebab, parpol berlambang Banteng moncong putih itu selalu mendorong pelembagaan partai. Dari situ, PDIP mampu menghadirkan stok kader terbaik untuk menjadi pemimpin Indonesia ke depan. 

Hasto mencontohkan sosok seperti Ketua DPP PDIP Ahmad Basarah, Bambang Wuryanto, Pramono Anung, hingga Bacapres PDIP Ganjar Pranowo terlahir dari proses pelembagaan partai dengan kaderisasi. 

"PDIP selalu siap. Baik pemilu legislatif dengan daftar terbuka maupun tertutup, meskipun PDIP berdasarkan aspek-aspek strategis dan juga untuk mendorong pelembagaan partai politik, kami mendorong proporsional tertutup, tetapi kami juga siap apa pun yang diputuskan oleh MK," ujar Hasto.

Sebelumnya, SBY dalam akun cuitannya menilai akan terjadi chaos bila Mahkamah Konstitusi (MK) memutuskan Pemilu legislatif 2024 menggunakan sistem proporsional tertutup di tengah proses Pemilu sedang berjalan.

Adapun SBY mengingatkan akan terjadinya chaos politik apabila MK memutuskan Pemilu legislatif menggunakan sistem proporsional tertutup.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas