Media Asing Sebut PDIP Pecah, Ganjar Pranowo: Tidak Ada Keretakan di Internal PDIP
Bakal Calon Presiden dari PDI Perjuangan, Ganjar Pranowo bantah ada keretakan di internal partainya seperti yang disebutkan oleh media asing.
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bakal Calon Presiden dari PDI Perjuangan, Ganjar Pranowo bantah ada
keretakan di internal partainya seperti yang disebutkan oleh media asing.
Membantah hal itu Ganjar Pranowo menyebutkan bahwa partainya kompak dan solid.
"Tidak, kita kompak, kita solid. Bahkan semakin solid. Karena saya baru 44 hari
dinyatakan (Capres) oleh Bu Mega sehingga sekarang sudah berproses," kata Ganjar Pranowo di Jakarta, Minggu (4/6).
Kemudian dikatakan Ganjar Pranowo bahwa partainya sekarang lagi solid-solidnya.
"Saya kira sekarang sedang solid-solidnya. Bahkan beberapa partai akan bergabung, insyaallah
kita semakin kuat," tutupnya.
Diketahui media internasional menyorot hubungan Megawati dengan Presiden Jokowi belakangan ini.
Surat kabar Singapura, The Straits Times menyebut hubungan Megawati dan Jokowi retak dan memburuk.
Isu keretakan hubungan ini diberitakan karena deklarasi capres Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo oleh PDIP pada (21/4) lalu.
Politisi senior PDIP yang menolak disebutkan namanya menyampaikan kepada The Straits Times bahwa Jokowi sangat kecewa karena hampir tidak dilibatkan oleh Megawati dalam keputusan pemilihan Ganjar sebagai capres.
Bahkan Jokowi disebut sangat terkejut dan tak menyangka dengan deklarasi itu.
Jokowi juga disebut merasa dongkol karena dua nama yang disodorkannya sebagai calon wakil presiden untuk mendampingi Ganjar ditanggapi secara dingin oleh Megawati.
Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto menyebut hubungan antara Megawati dan
Jokowi sejauh ini baik-baik saja.
Hasto menyebut hubungannya keduanya seperti ibu dan anak.
"Tapi di dalam praktiknya selama ini hubungan sangat baik, Jokowi juga ngomong kalau
hubungannya dengan bu Mega ini seperti ibu dan anak. Kemudian mas Gibran, mas
Bobby juga nyaman bersama PDI Perjuangan all out," ujarnya.
Hasto menyebut isu keretakan di internal PDIP karena ada orang-orang yang memiliki
kepentingan politik tertentu.
"Media kan dari narasumber, narasumber ini kan tidak disebutkan namanya, sehingga punya kepentingan-kepentingan politik tertentu pasti dari orang per orang yang memang punya kepentingan politik sendiri,"kata Hasto.(Tribun Network/mat/wly)