Kisruh Bakal Cawapres Anies, Pengamat Sebut Koalisi Perubahan Layaknya Kawin Paksa, Ini Alasannya
Adi Prayitno mengibaratkan Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) layaknya kawin paksa lantaran terkuncinya Demokrat dan PKS sebagai anti pemerintah.
Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Wahyu Gilang Putranto
Sehingga, Adi menilai jika AHY tidak disandingkan sebagai cawapres, maka pencalonan Anies sebagai capres di 2024 langsung berakhir.
Saling Tuding Demokrat-Nasdem soal Cawapres Anies
Seperti diketahui, Wakil Ketua Umum Partai Nasdem, Ahmad Ali sempat menuding bahwa Demokrat mengancam bakal hengkang dari KPP jika AHY tidak dipilih menjadi cawapres Anies.
“Sebenarnya berterus terang saja, kalau bukan AHY jadi wakil mau mundur. Bilang saja begitu,” ujar Ali.
Ia mengatakan, jika Demokrat tidak berniat demikian, maka seharusnya partai berlambang mercy itu bisa mensosialisasikan Anies sebagai bakal calon presiden (capres) sejak saat ini.
Ali mengklaim tak banyak melihat materi sosialisasi atau baliho Partai Demokrat yang berisi foto Anies.
“Terus terang saya belum pernah melihat baliho Partai Demokrat, kader Partai Demokrat memasang foto Anies, kecuali fotonya AHY,” katanya.
Baca juga: Demokrat-NasDem Memanas, Mahfud MD Pernah Ingatkan Koalisi Anies Kompak Agar Tidak Dijegal Internal
Tudingan tersebut pun dibalas oleh Ketua Bappilu DPP Partai Demokrat, Andi Arief melalui sebuah cuitan di akun Twitter pribadinya, @Andiarief pada Jumat (9/6/2023).
Dirinya menganggap tudingan Ali tersebut terkesan tidak rela jika yang mendampingi Anies sebagai cawapres adalah AHY.
Andi pun balik bertanya ke NasDem apakah akan keluar dari KPP jika Anies memilih AHY.
"Menurut Mat Ali (Ahmad Ali) gertakan Demokrat hanya untuk memaksakan AHY menjadi bakal cawapres Anies dan akan cabut dari koalisi bisa membuat kita berbalik tanya pada beliau. Jika Anies memilih AHY apakah Nasdem akan cabut dari koalisi?" tulis Andi Arief.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto/Hasanudin Aco)
Artikel lain terkait Pilpres 2024