Potensi Poros Golkar-PAN Menguat, Bagaimana Kans Erick Thohir Jadi Cawapres? Ini Analisa Pengamat
Anthony memandang, wacana pembentukan poros baru ini menjadi momen yang tepat bagi PAN untuk kembali mendorong Erick Thohir sebagai cawapres.
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Konstelasi politik menuju Pilpres 2024 kian dinamis.
Pada pekan ini, misalnya, Dewan Pakar Partai Golkar sudah mengeluarkan surat resmi yang ditujukan kepada Ketua Umum Airlangga Hartarto.
Di mana dalam surat itu salah satu rekomendasinya adalah meminta Airlangga menciptakan poros baru untuk menghadapi pemilu di tahun depan.
Menurut Direktur PoliEco Digital Insight Institute (PEDAS) Anthony Leong, wacana pembentukan poros baru ini malah akan semakin menguatkan posisi Erick Thohir di bursa calon wakil presiden (cawapres).
Hadirnya poros baru ini disinyalir untuk mengganti Koalisi Indonesia Bersatu atau KIB yang beranggotakan Golkar, PPP, dan PAN.
Menurut Anthony, usai PPP sudah secara resmi merapat ke PDIP dalam rangka mencalonkan Ganjar Pranowo serta mendorong Sandiaga Uno sebagai cawapresnya, Golkar tampaknya melihat ini sebagai indikasi dibutuhkannya koalisi baru untuk kontestasi politik di 2024.
"Salah satu partai yang mendukung pembentukan poros baru ini adalah PAN yang berharap bisa ikut ditarik bersama Golkar untuk berjuang bersama di Pilpres 2024," ujarnya, Kamis (13/7/2023).
Ia merujuk pada pernyataan elite PAN di sebuah media nasional yang mengungkapkan bila partainya dan Golkar bergabung di poros baru ini maka presidential threshold 20 persen bisa tercapai.
Baca juga: Bicara Peluang Duet Prabowo-Erick Thohir, Gerindra: Tergantung Cak Imin
Mengingat Golkar memiliki jumlah kursi 14,78% di DPR RI dan PAN memiliki 7,65%.
Anthony memandang, wacana pembentukan poros baru ini sebenarnya menjadi momen yang tepat bagi PAN untuk kembali mendorong Erick Thohir sebagai cawapres.
“Kita melihat Golkar bisa memimpin poros baru bersama dengan PAN. Bila koalisi baru ini terealisasi, maka Erick Thohir menjadi sosok bakal cawapres yang paling diuntungkan,” ungkapnya.
Ia melanjutkan bahwa berdasarkan analisa big data dari PEDAS memang menunjukkan bahwa saat ini Erick Thohir, Mahfud MD, Ridwan Kamil, Sandiaga Uno, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) memang menjadi sosok-sosok paling kuat di bursa cawapres Pilpres 2024.
Namun dari sisi keunggulan dengan munculnya poros baru ini adalah sosok yang saat ini menjabat sebagai Menteri BUMN sekaligus Ketua PSSI.
“Alasan Erick Thohir yang paling unggul dipicu oleh sosoknya yang memang kerap diusung dan muncul di berbagai survei sebagai cawapres serta kapabilitasnya yang juga bisa disandingkan dengan semua capres. Baik itu Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, hingga kelak dari poros baru, yakni Airlangga Hartanto,” jelas alumni FISIP Universitas Indonesia itu.