Jika Terpilih Presiden, Anies Baswedan Janji Tidak Akan Bungkam Organisasi Kemahasiswaan
Anies Baswedan memastikan dirinya tidak akan membungkam kritik yang berasal dari organisasi kemahasiswaan jika terpilih menjadi presiden di pemilihan
Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bakal Calon Presiden dari Koalisi Perubahan, Anies Baswedan memastikan dirinya tidak akan membungkam kritik yang berasal dari organisasi kemahasiswaan jika terpilih menjadi presiden pada pemilihan presiden (Pilpres) 2024 mendatang.
Hal itu diungkapkan Anies dalam acara Garda Pemuda NasDem yang bertajuk 'Pemuda bertanya, Anies menjawab' di Jakarta Selatan, Jumat (14/7/2023).
"Bagi generasi sekarang, ayo melihat di dalam masa pendidikan harus diberikan kebebasan untuk berorganisasi, ditumbuhkan kepemimpinan melalui organisasi-organisasi kemahasiswaan dan jangan pernah membungkam organisasi kemahasiswaan," kata Anies.
Baca juga: Anies Baswedan Kritik Pendidikan Indonesia: Otak-atik Kurikulum, Proyek, Proyek, Proyek
Menurut Anies organisasi kemahasiswaan justru menjadi tempat kaderisasi pemimpin masa depan.
Karena itu tidak boleh ada satu pun pihak yang boleh melakukan intervensi.
"Organisasi kemahasiswaan itu menjadi tempat kita melakukan kaderisasi pemimpin-pemimpin masa depan dan jangan direcoki dengan partai intervensi ke ormas-ormas mahasiswa. Ormas-ormas itu harus dibebaskan," ungkapnya.
Lebih lanjut, Anies meminta semua pihak untuk membiarkan mahasiswa mengambil posisi yang objektif.
Yakni mahasiswa yang kritis dan berpihak kepada keadilaan.
"Biarkan mahasiswa mengambil posisi objektif. Teman-teman saya ulang ya, objektif, bukan netral. Beda ya, beda. Anda objektif, anda boleh berpihak, tapi anda harus objektif," jelasnya.
"Bahaya kalau mahasiswa tidak berpihak. Ada penindakan nggak boleh berpihak, ada ketidakadilan tidak boleh berpihak, tidak," sambungnya.
Karena itu Eks Gubernur DKI Jakarta itu mengaku diirnya bakal menjamin dan memberikan ruang bagi mahasiswa dan aktivis untuk mengkritik jika terpilih menjadi presiden.
"Jadi saya lihat negara hadir memberikan ruang bagi anak-anak muda terutama bagi aktivis-aktivis untuk bisa menumbuhkan aktivismenya, termasuk sikap kritisnya dan itu bagian dari pembibitan untuk kepemimpinan ke depan," pungkasnya.