PDIP Ingin Ulang Tren Jokowi di Balik Kemeja Hitam Putih Ganjar Pranowo
PDI Perjuangan ungkap makna dibalik baju motif garis-garis berwarna hitam putih yang dipakai bacapres Ganjar Pranowo.
Penulis: Milani Resti Dilanggi
Editor: Suci BangunDS
TRIBUNNEWS.COM - Ketua DPP PDIP, Puan Maharani, mengungkapkan makna dibalik kemeja motif garis-garis berwarna hitam putih yang dikenakan bakal calon presiden (Bacapres) Ganjar Pranowo.
Puan menyebut, dengan Ganjar mengenakan baju itu di berbagai kesempatan diharapkan bisa mengulang tren yang sama di era kampanye Presiden Joko Widodo (Jokowi) tahun 2004.
Seperti diketahui, Jokowi memang memiliki ciri khas mengenakan baju motif kotak-kotak dan kemeja warna putih saat kampanye maupun menjabat sebagai orang nomor satu di RI.
"Kalau harapannya akan bisa menjadi satu tren waktu Pak Jokowi di periode pertama pakai baju kotak-kotaknya dan dengan baju putihnya," kata Puan di Solo, Minggu (23/7/2023) dikutip dari youTube Kompas TV.
Meski demikian, kata Puan, hal itu masih dalam kajian pihaknya.
Ia mengaku, masih melihat bagaimanana reaksi publik terkait baju warna hitam-putih yang dikenakan oleh Ganjar.
"Tapi ya ini kita lihat dulu. Semoga, apakah ini cocok, ataukah enggak cocok, kita lihat dulu."
"Terus terang saya melihat dulu bagaimana reaksi dari publik terkait baju hitam-putih tersebut," ujarnya.
Ganjar Pranowo memang sejak beberapa waktu lalu mengenakan baju kemeja motif garis-garis berwarna hitam putih.
Salah satunya saat blusukan dan menemui relawan pemenangan dirinya untuk Pilpres 2024.
Didesain Jokowi
Ganjar Pranowo mengungkapkan, bahwa motif kemeja itu merupakan desain yang diberikan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Hal itu disampaikan Ganjar saat hadiri Silaturahmi 1 Muharam 1445H bersama Relawan pendukung di kawasan Senayan, Jakarta, Rabu (19/7/2023).
"Beliau (Presiden Jokowi) pun sangat perhatian sampai detail baju sehingga merekomendasikan untuk saya pakai," kata Ganjar Pranowo di hadapan ratusan relawan.
Ganjar juga mengungkapkan, desain baju tersebut diberikan Jokowi saat mereka makan siang bersama, beberapa waktu lalu.
"Beliau menyampaikan selembar kertas kepada saya. 'Pak Ganjar mungkin ini bagus'. Saya lihat, saya bolak balik, karena apa yang bagus itu adalah baju yang saya pakai ini," ujarnya.
Dalam acara itu, seluruh relawan yang hadir juga tampak mengenakan kemeja dengan motif dan warna yang sama dengan Ganjar.
Kata Ganjar soal Makna Baju Hitam Putih
Di dalam sambutannya, Ganjar mengungkapkan alasannya mengenakan pakaian kemeja dengan motif garis-garis hitam-putih.
Menurutnya, hal itu sebagai penanda bahwa dirinya bukan orang yang abu-abu dalam mengambil sikap.
Termasuk, soal mengambil keputusan dalam situasi sulit.
"Kenapa (baju kemeja) hitam putih. Saya sampaikan bahwa saya bukan orang abu-abu."
"Ketika kita bersikap pada sebuah keputusan yang sulit, anda mau pilih yang mana," kata Ganjar disambut tepuk tangan ratusan relawannya.
Ganjar juga meyakini, bahwa seluruh relawan pendukungnya bukanlah orang yang abu-abu dalam bersikap.
"Saya yakin yang hadir di sini sudah memilih pada sikap itu, mudah-mudahan kita sama," tegas Ganjar.
Penegasan Dukungan Jokowi
Pengamat politik, Yunarto Wijaya, menilai baju yang dikenakan Ganjar menjadi salah satu bentuk komunikasi dukungan Jokowi terhadap Gubernur Jawa Tengah itu di Pilpres 2024.
"Ini kan secara tidak langsung membantah klaim yang menyatakan Pak Jokowi mendukung Pak Prabowo atau membantah sebuah gimmick yang dimainkan teman-teman Gerindra," ujar Yunarto di Kompas TV, Kamis (21/7/2023).
Yunarto menuturkan, Ganjar seolah sudah mulai merasa harus bercerita soal kedekatannya dengan Jokowi.
Lewat cerita Ganjar, Jokowi terbukti sampai memikirkan teknis kampanye Ganjar melalui baju kampanye.
"Saya pikir ini sebuah penegasan dari Mas Ganjar, ‘Pak Jokowi ada di belakang saya’, ujar Yunarto.
Kemudian, Yunarto menegaskan, baju itu menjadi tanda bahwa label petugas partai bukan hanya dimiliki Ganjar. Namun, semua capres.
Yunarto pun bicara adanya gerakan untuk menarasikan Ganjar sebagai petugas partai.
Padahal, dulu Ganjar sempat dinarasikan rebel lantaran kerap berkonflik dengan internal PDIP sebelum menjadi capres.
"Itu yang menjadi tantangan Mas Ganjar. Loyalitas partai kemudian tidak menagasikan loyalitas dia ketika terpilih,” ujarnya.
(Tribunnews.com/Milani Resti/Malvyandie Haryadi/Fransiskus Adhiyuda)