4 Partai Dukung Prabowo, Jusuf Kalla Wanti-wanti: Koalisi Besar Bukan Jaminan Menang
Jusuf Kalla (JK) sebut koalisi besar bacapres Prabowo Subianto tak menjamin kemenangan di Pilpres 2024 mendatang.
Penulis: Milani Resti Dilanggi
Editor: Nanda Lusiana Saputri
TRIBUNNEWS.COM - Empat partai telah resmi mengusung Prabowo Subianto sebagai bakal calon presiden (Bacapres) 2024 mendatang.
Mereka yakni Partai Gerindra, PKB, Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Golkar.
Sejauh ini koalisi Pilpres 2024 terbesar ada di kubu Prabowo Subianto.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla (JK) menilai koalisi partai politik yang besar bukan jaminan pasangan calon (paslon) yang diusung bakal menang.
Hal itu dikatakan JK berkaca dari pengalamannya yang menang Pilpres 2004 yang kala itu berpasangan dengan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
JK mengatakan, saat itu ia hanya didukung suara dari Demokrat, PBB dan PKPI.
Baca juga: PKB dan PAN Beri Dukungan, Dinilai Bakal Menguatkan Basis Pemilih Prabowo di Jawa Barat
Namun dengan dukungan sedikit Partai itu justru ia berhasil mengalahkan pasangan Megawati-Hasyim Muzadi dengan total suara mencapai 60,62 persen.
"Tidak ada jaminan (menang), sama dengan saya waktu 2004."
"Itu kita hanya didukung 11 persen, 4 partai, Demokrat, Bulan Bintang. Tapi menangnya 60 persen," kata JK, Senin (14/8/2023) dikutip dari youTube KompasTV.
JK pun menegaskan bahwa hal yang paling penting di Pilpres adalah tokohnya, bukan seberapa besar partai pengusungnya.
Menurut mantan Ketua Umum Golkar itu, partai hanya mengusulkan sehingga tidak menjamin kemenangan paslon.
Sehingga menurutnya, tak ada jaminan Prabowo Subianto menang di Pilpres 2024 hanya karena koalisi pendukungnya besar.
"Yang memilih kan rakyat, partai yang mengusulkan, yang memilih rakyat. Terserah rakyat bagaimana, rakyat ada yang ikut partainya, ada juga yang tidak. Selama ini begitu."
"Yang mengusulkan ya partai, tapi pada saat pemilu orang akan melihat orang ini gimana, begitu. Selalu dalam pemilu itu," kata JK.
Seperti diketahui saat ini koalisi terbesar Pilpres 2024 ada di tangan Prabowo Subianto dengan 4 partai pengusung.
Sementara PDI Perjuangan yang mengusung Ganjar Pranowo baru PPP yang mendukung.
Kemudian, koalisi yang mengusung Anies Baswedan yakni Partai NasDem, Partai Demokrat, dan PKS.
Sebelumnya diketahui, PAN-Golkar resmi bergabung dengan PKB dan Partai Gerindra untuk mengusung Prabowo sebagai capres di Pilpres 2024-2029.
Deklarasi dukungan itu disampaikan PAN dan Golkar di Museum Naskah Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (13/8/2023).
"Partai Golkar memberikan dukungannya kepada Bapak Letnan Jenderal Prabowo Subianto sebagai calon presiden Republik Indonesia 2024-2029," kata Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto, dikutip dari YouTube Kompas TV.
Airlangga pun kemudian menyampaikan alasan Golkar memilih untuk mendukung Prabowo menjadi capres 2024.
"Tidak lain tidak bukan karena Pak Prabowo lahir dari 'rahim' Partai Golkar, beliau juga sering mengikuti kegiatan di Partai Golkar dan kekaryaannya tidak diragukan lagi."
"Ini searah, sejalan, dan setujuan dengan Partai Golkar," ujar Airlangga.
Sementara itu, Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan alias Zulhas juga menyampaikan alasannya mengapa memilih mejatuhkan arah dukungannya ke Prabowo.
Hal tersebut lantaran PAN sudah bersama dengan Prabowo selama 10 tahun.
"Kenapa Partai Amanat Nasional mengambil keputusan itu, karena kami sudah 10 tahun bareng-bareng dengan Pak Prabowo," ujarnya.
"Sekali lagi Pak Prabowo, mudah-mudahan kita bersama PKB, Gerindra, Golkar, dan PAN bisa menuntaskan perjuangan kita 14 Februari 2024 mendatang insyaallah Pak Prabowo menjadi Presiden Republik Indonesia," tutur Zulhas.
Setelah mendeklarasikan dukungan tersebut dilanjutkan dengan penyerahan surat dukungan kepada Prabowo dari Golkar dan PAN.
(Tribunnews.com/Milani Resti)