Gerindra Ungkit Sandiaga Uno Berpaling ke PPP saat Bahas Polemik Budiman Dukung Prabowo
Gerindra merespons dukungan Politikus Budiman Sudjatmiko ke Prabowo Subianto, singgung saat Politisi Sandiaga Uno memilih gabung ke PPP
Penulis: Galuh Widya Wardani
Editor: Nanda Lusiana Saputri
TRIBUNNEWS.COM - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Habiburokhman merespons dukungan Politikus Budiman Sudjatmiko ke bakal calon presiden (Capres) Prabowo Subianto.
Menurut Habiburokhman, setiap orang memiliki hak demokrasi untuk menyampaikan aspirasi.
Termasuk saat Politisi Sandiaga Uno memilih untuk meninggalkan Gerindra dan berpaling ke Partai Persatuan Pembangunan (PPP), bahkan kini mendukung bakal Capres Ganjar Pranowo.
Demikian pula Gerindra yang juga menghargai aspirasi Budiman yang mendukung Prabowo.
Baginya, akan lebih baik jika internal partai melakukan evaluasi, ketimbang menyalahkan partai lain.
"Ya kita kan tidak bisa mencegah orang mendukung, sama halnya kami juga tidak bisa mencegah kader kami misalnya tidak mendukung Pak Prabowo kayak Pak Sandiaga tidak mendukung Pak Prabowo, (dan memilih) keluar."
"Sama seperti Pak Budiman misalnya dan pasti banyak lagi, orang di luar Partai Gerindra tapi mendukung Pak Prabowo, (mendukung) Partai Gerindra, dan kami tidak pernah menyalahkan partai orang (menyebabkan kadernya keluar)," ungkap Habiburokhman dikutip dari Kompas TV.
Baca juga: Soal Budiman Sudjatmiko yang Pilih Dukung Prabowo daripada Ganjar, Gerindra: Ini kan Aspirasi
Dijelaskan Habiburokhman, Gerindra tak ingin bersikap buruk muka cermin dibelah.
"Itu kan soal aspirasi, soal demokrasi, orang kalau tidak mendukung Capres kita, ya kita evaluasi di internal dong, kok nyalahin partai orang, itu kan bisa jadi kita lama-lama ditertawakan orang," kata Habiburokhman.
Prabowo Dituduh Lakukan Manuver
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto menyebut polemik pembajakan Budiman Sudjatmiko oleh kubu Prabowo Subianto justru membuktikan ketidakpercayaan diri Gerindra.
“Setelah mengeroyok Ganjar Pranowo, mereka masih menggunakan bujuk rayu kekuasaan mencoba bertindak tidak etis, terapkan devide at impera," kata Hasto di sela Rakerda III DPD PDIP Kalimantan Timur, Minggu (20/8/2023).
Hasto menegaskan, tindakan yang dilakukan Budiman dan Prabowo di Semarang, justru akan membuat kader PDIP di Jawa Tengah semakin solid.
"Dengan melakukan politik devide et impera itu sebenarnya menunjukkan ketidakpercayaan diri dari pihak sana meskipun sebelumnya telah mencoba mengeroyok Pak Ganjar Pranowo, sehingga langkah-langkah itu malah akan menghasilkan suatu energi positif bagi pergerakan seluruh kader PDI Perjuangan," sambung Hasto.
"Apa yang terjadi itu justru malah membangunkan spirit seluruh kader-kader PDI Perjuangan, apalagi pengumumannya dilakukan di Jawa Tengah. Ini membangkitkan militansi seluruh kader-kader PDI Perjuangan," kata Hasto.
Baca juga: Terancam Dipecat dari PDIP usai Dukung Prabowo, Budiman Sudjatmiko: Bukan Risiko Tertinggi
Budiman Bicara soal Nasib
Soal nasibnya yang kemungkinan akan dipecat PDIP, Budiman mengaku akan berkabung jika memang dirinya dipecat dari PDIP.
"Saya mungkin akan mempertimbangkan jomblo dulu. Ya ibaratnya orang baru kehilangan pasangan hidup, harus melewati masa berkabung yang lama. Pasti berkabung dong."
Apabila dipecat, ia akan menunggu dan kemudian mencoba mendaftar ulang ke PDIP.
Jika ditolak, ia akan mempertimbangkan untuk bergabung dengan partai lain.
"Nanti setelah itu kita lihat, apakah barangkali setelah beberapa tahun kesalahan saya diampuni, saya bisa daftar lagi (ke PDIP). Kalau enggak diterima ya bisa jadi bisa masuk PSI mungkin salah satunya," kata Budiman Sudjatmiko di Tennis Indoor Senayan, dikutip Rabu (23/8/2023).
Budiman mengatakan tak menutup kemungkinan bergabung ke Gerindra.
"Ya itu juga menjadi salah satu opsi. Tapi pastinya itu setelah melewati masa jomlo yang cukup lama. Begitu ya," pungkas Budiman.
(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani/Fransiskus Adhiyuda Prasetia/Reza Deni)