Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pengamat soal Elektabilitas Anies yang Stagnan: Seharusnya Tampil Agresif Memimpin Koalisi

Ahmad Khoirul menilai Anies Baswedan tampak tidak atau belum berbuat apa-apa seiring elektabilitasnya yang masih stagnan di bawah Prabowo dan Ganjar.

Penulis: Reza Deni
Editor: Theresia Felisiani
zoom-in Pengamat soal Elektabilitas Anies yang Stagnan: Seharusnya Tampil Agresif Memimpin Koalisi
TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
Bakal calon presiden Anies Baswedan melayani permintaan foto bersama dari tim Yayasan Dana Sosial Priangan (YDSP) dan warga Tionghoa lainnya seusai melakukan dialog dan mengunjungi Museum Kebudayaan Indonesia Tionghoa, di Jalan Nana Rohana, Kota Bandung, Jawa Barat, Sabtu (26/8/2023). Direktur Eksekutif Institute for Democracy & Strategic Affairs (INDOSTRATEGIC) Ahmad Khoirul Umam menilai Anies Baswedan tampak tidak atau belum berbuat apa-apa seiring elektabilitasnya yang masih stagnan dan di bawah Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif Institute for Democracy & Strategic Affairs (INDOSTRATEGIC) Ahmad Khoirul Umam menilai Anies Baswedan tampak tidak atau belum berbuat apa-apa seiring elektabilitasnya yang masih stagnan dan di bawah Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo.

"Anies yang seharusnya tampil agresif memimpin koalisi, kini juga ikut-ikutan diam menyaksikan koalisinya stagnan dan elektabilitasnya masih terseok-seok pada enam bulan menjelang Pilpres 2024 mendatang," kata Umam dalam pesan yang diterima, Kamis (31/8/2023).

Bahkan, dikatakan Umam, Anies juga dinilai sendiri belakangan juga tampak semakin gamang.

"Dan tidak cukup keberanian untuk mengkritik kebijakan pemerintahan yang ia klaim hendak ia ubah," kata dia.

Dia menilai stagnasi elektabilitas Anies dan bergemingnya Nasdem dalam jangka panjang ini betul-betul menjadi "ujian berat" bagi partai-partai pengusung Anies lainnya. 

"Selain terancam tidak akan mendapatkan efek ekor jas (coat tail effect) dari pencapresan Anies, PKS dan Demokrat kini juga tampak mulai gusar setelah merasakan koalisinya seolah tidak ada kemajuan, tidak ada kesetaraan dalam pengambilan keputusan di internal koalisi, dan tidak ada keseriusan untuk bergerak bersama," kata Umam.

Karena itulah, Umam memandang munculnya ide penggabungan Ganjar-Anies sebagai pasangan capres-cawapres belakangan ini merupakan bagian dari strategi awal pembubaran Koalisi Perubahan agar salah satu dari partai yang merasa tidak nyaman itu bisa segera keluar dari koalisi.

Berita Rekomendasi

"Jika ini terjadi, maka deadlock Koalisi Perubahan sebenarnya bukan semata-mata akibat benturan ego elit partai-partai, tetapi juga akibat dari cawe-cawe tangan kekuasaan yang 'mengunci' tangan dan kaki salah satu partai pengusung Anies, sehingga gamang dan tidak siap menghadapi risiko besar pencapresan Anies ke depan," pungkas Umam

Ganjar Ungguli Prabowo dan Anies di 3 Hasil Survei: Litbang Kompas, SMRC dan LSI

Lembaga Survei Indonesia atau LSI baru saja merilis hasil survei terbarunya terkait isu nasional dan peta kompetisi pemilihan presiden (pilpres) serta pemilihan legislatif (pileg). 

Dari similasi tertutup 3 nama, bakal calon presiden dari PDI Perjuangan, Ganjar Pranowo, unggul dibandingkan dua pesaingnya yakni Prabowo Subianto dan Anies Baswedan.

Bahkan hasil survei Ganjar Prabowo di simulasi tertutup 3 nama jika dibandingkan tahun lalu, kenaikannya cukup signifikan. 

Ganjar Pranowo mengalami kenaikan 5,3 persen suara, jika dibandingkan dengan Agustus tahun lalu 2022.

“Ganjar unggul di 37 persen pada Agustus 2023, Prabowo di angka 35,3. Anies 22,2 persen, menurun dengan signifikan. Pertarungan terjadi di Ganjar dengan Prabowo,” kata Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan melalui rilis daring, Rabu (30/8/2023).

Bacapres PDIP Ganjar Pranowo saat apel pemenangan PDIP di Pemilu dan Pilpres 2024 yang diadakan di Stadion Jatidiri, Semarang, Jumat (25/8/2023).
Bacapres PDIP Ganjar Pranowo saat apel pemenangan PDIP di Pemilu dan Pilpres 2024 yang diadakan di Stadion Jatidiri, Semarang, Jumat (25/8/2023). (youTube Kompas TV)

Survei LSI dilakukan pada periode 3 hingga 9 Agustus 2023 dengan melibatkan 1220 responden dengan dipilih secara acak atau multistage random sampling. Dengan margin of error sebesar 2,9 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.

Hasil survei terbaru LSI ini sekaligus menorehkan posisi Ganjar Pranowo yang kuat mengungguli Prabowo di tiga survei berbeda. 

Untuk diketahui, Ganjar Pranowo sebelumnya juga unggul atas Prabowo di Survei Litbang Kompas dan Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC).

Survei Litbang Kompas yang dilakukan 27 Juli hingga 7 Agustus 2023, Ganjar Pranowo unggul dalam simulasi terbuka, simulasi 10 nama, 5 nama hingga 3 nama. Saat simulasi terbuka, elektabilitas Ganjar Pranowo dipilih responden sebanyak 24,9 persen, Prabowo Subianto 24,6 persen, dan Anies Baswedan 12,7 persen.

Dalam simulasi 10 nama, Ganjar Pranowo diketahui mendapatkan 29,6 persen. Sementara itu, Prabowo Subianto 27,1 persen, dan Anies Baswedan 15,2 persen. Berikutnya, dalam simulasi lima nama, Ganjar memperoleh suara sebesar 31,8 persen, Prabowo 27,8 persen, dan Anies 15,6 persen.

Baca juga: NasDem Tak Masalah Elektabilitas Anies Masih di Bawah Prabowo dan Ganjar Versi Survei LSI

Dalam simulasi tiga nama, Ganjar mendapatkan elektabilitas 34,1 persen. Gubernur Jawa Tengah itu unggul dari Prabowo yang punya 31,3 persen dan Anies 19,2 persen.

Sementara itu, hasil survei terbaru Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) yang dilakukan pada 31 Juli - 11 Agustus 2023, menempatkan Ganjar Pranowo di posisi teratas pada simulasi tiga nama capres. 

Ganjar unggul dengan elektabilitas 35,9 persen. Sementara menyusul di bawahnya, Prabowo Subianto 33,6 persen, dan Anies Baswedan menguntit di posisi ketiga dengan 20,4 persen.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas