Demokrat 'Bongkar' Surat Tulis Tangan Anies Baswedan yang Minta AHY Jadi Cawapresnya: Kok Berubah?
Surat itu pun beredar di media sosial. Satu di antaranya seperti yang diunggah Cipta Panca Laksana dalam akunnya.
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Keputusan Anies Baswedan yang menerima Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin bikin Partai Demokrat kecewa berat.
Pasalnya, Anies, disebut telah berkali-kali menyatakan memilih Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono untuk jadi cawapres Anies.
Namun, menurut Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Teuku Riefky Harsya, Anies ternyata melanggar semua itu.
Riefky mengungkapkan, bukan Demokrat yang berlebihan atau besar kepala, melainkan soal cawapres justru datang dari Anies sendiri.
Malah, menurutnya, Anies sudah mengirim surat resmi kepada AHY. Surat itu meminta AHY sebagai cawapresnya.
"Anies bahkan sudah menuliskan keputusannya itu dalam bentuk surat tulisan tangan yang ditandatangani, kepada Ketum AHY pada tanggal 25 Agustus 2023 (enam hari yang lalu). Inti dari surat tersebut ialah untuk meminta secara resmi agar Ketum AHY bersedia untuk menjadi Cawapresnya," ungkap dia.
Surat itu pun beredar di media sosial. Satu di antaranya seperti yang diunggah Cipta Panca Laksana dalam akunnya.
"Bukan maunya Demokrat AHY jadi cawapresnya Anies Baswedan. Tapi Anies sendiri yang meminta AHY jadi pendampingnya. Surat ditulis tangan tanggal 25 Agustus 2023. Lantas tanggal 30 berubah sendiri? Yang nga konsisten siapa?" tulis Panca.
Kembali ke penjelasan Sekjen Demokrat, dalam keterangan persnya, ia mengungkapkan kronologi singkat kesepakatan hingga "pengkhianatan" yang dilakukan Anies Baswedan.
- Anies sudah bertemu dengan para petinggi partai didampingi Tim 8. Pertama bertemu Surya Paloh, Susilo Bambang Yudhoyono, dan Salim Segaf Al-Jufri.
- Dari pertemuan itu, semua sudah sepakat untuk mendukung pilihan Anies, AHY jadi cawapres Koalisi Perubahan.
- Nyatanya, pada 30 Agustus 2023 Anies dan Paloh menerima dukungan dari PKB dan Cak Imin.
- Peristiwa yang terjadi merupakan bentuk pengkhianatan terhadap semangat perubahan; pengkhianatan terhadap Piagam Koalisi yang telah disepakati oleh ketiga Parpol.
- Bahkan juga pengkhianatan terhadap apa yang telah disampaikan sendiri oleh Capres Anies Baswedan, yang telah diberikan mandat untuk memimpin Koalisi Perubahan.
Sudirman Said buka suara, ingatkan soal poin piagam kerja sama
Anggota tim delapan Koalisi Perubahan perwakilan Anies Baswedan, Sudirman Said buka suara soal adanya dinamika politik yang terjadi di Koalisi Perubahan untuk Persatuan.
Terbaru, Demokrat menuding adanya pengkhianatan dan menyebut adanya kerja sama politik antara Anies Baswedan dengan Muhaimin Iskandar alias Cak Imin untuk maju di Pilpres 2024 mendatang.
Sudirman Said menyinggung soal poin kerja sama politik yang disepakati oleh NasDem, PKS, Demokrat dan Anies Baswedan.
"Dalam butir 3 Piagam Kerjasama Tiga Partai, Calon Presiden (Capres) diberikan tugas untuk memilih pasangan (Cawapres)," kata Sudirman Said dalam keterangan tertulisnya, Kamis (31/8/2023).