Prediksi 4 Capres-Cawapres di 2024 Jika Ada Poros Baru, Prabowo-Erick, Ganjar-RK hingga Sandiaga-AHY
Dengan keluarnya Demokrat dari Koalisi, peluang terjadinya poros keempat menjadi terbuka. Siapa saja yang bakal bertarung?
Penulis: Malvyandie Haryadi
Poros baru diprediksi terbentuk. Pilpres akan diikuti 4 pasang calon. Siapa saja mereka? Berikut prediksinya
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Situasi politik jelang pendaftaran Capres-Cawapres Oktober mendatang kian dinamis.
Setelah dikejutkan dengan deklarasi Anies Baswedan dan Muhaimin yang sekaligus "mementalkan" Partai Demokrat dari Koalisi Perubahan, publik seperti juga akan melihat kejutan-kejutan lain seputar capres.
Dengan keluarnya Demokrat dari Koalisi, peluang terjadinya poros keempat menjadi terbuka.
Demokrat bisa saja pada akhirnya berkoalisi dengan PPP dan PKS membentuk poros sendiri.
Di sisi lain, PKS seakan "mengambang" dalam bersikap memutuskan apakah ikut dalam barisan Anies-Muhaimin atau tidak.
Sejauh ini baru pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar yang resmi mendeklarasikan sebagai Capres dan Cawapres. Pasangan ini diusung Partai Nasdem dan PKB.
Bagaimana dengan poros-poros lain? Sejauh ini belum ada kepastian dan pengumuman, baru sebatas rumor-rumor politik.
Mengutip pernyataan Peneliti senior Ipsos Public Affairs Arif Nurul Iman, ia mengatakan dinamika politik saat ini masih sangat dinamis.
Bahkan menurutnya peta koalisi saat ini masih bisa bergeser, usai duet Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dideklarasikan sebagai capres dan cawapres.
“Wacana dibangunnya koalisi antara PPP dan Partai Demokrat tentu menarik dicermati. Jika mampu menambah dukungan partai lain, misalnya PKB membuat manuver sehingga Anies Baswedan tidak bisa maju,” kata Arif, dalam keterangannya Rabu (6/9/2023) lalu.
Berikut ini prediksi pasangan Capres-Cawapres di Pilpres 2024 yang coba kami rangkum. Sekadar catatan saja, ini hanya prediksi dan sifatnya dinamis, masih sangat mungkin berubah.
1. Prabowo dan Erick Thohir
Prabowo digadang bakal berpasangan dengan Erick Thohir. Ada nama-nama lain, seperti Yenny Wahid bahkan Gibran putra Jokowi. Namun Erick Thohir masih di top list.
Sebelumnya, Prabowo menyebut sejumlah nama tokoh muda yang berpotensi jadi pendampingnya.
2. Ganjar Pranowo dan Ridwan Kamil
Jika ini terwujud, dapat dikatakan sebagai kejutan lain setelah deklarasi Anies dan Cak Imin. Pasalnya Ridwan Kamil adalah kader Golkar yang partainya hari ini bergabung dalam koalisi pendukung Prabowo.
Sebelumnya, elite PDIP Ahmad Basarah menyebut politikus Golkar Ridwan Kamil (RK) termasuk tokoh yang dipertimbangkan untuk dijadikan cawapres Ganjar Pranowo di Pilpres 2024.
"Saya kira Pak RK sebagai salah satu tokoh kepala daerah yang dinilai juga sukses memimpin Jabar sebagai satu kandidat yang masuk dalam pertimbangan-pertimbangan tersebut," kata Basarah di rumah relawan pemenangan Ganjar, Selasa lalu.
Muncul pertanyaan juga, jika ini terjadi, apakah Ridwan Kamil akan membawa Golkar dalam barisan koalisi pendukungnya atau tidak. Jika iya, pasangan ini akan diusung PDIP, Golkar,Perindo, Hanura.
3. Anies Baswedan dan Cak Imin
Anies Baswedan telah memilih Ketua Umum Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin sebagai wakilnya maju dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) di tahun 2024.
Pasangan ini diusung Nasdem dan PKB. Sementara PKS belum memutuskan soal Cak Imin sebagai pendamping Anies Baswedan.
Sebelumnya, PKS menyatakan mereka harus memutuskan hal itu melalui Musyawarah Majelis Syura.
4. AHY dan Sandiaga atau Sandiaga-AHY
Ini adalah poros keempat yang sangat mungkin terjadi jika skenario-skenario di atas terjadi.
PPP berpeluang hengkang dari barisan pendukung Ganjar, jika bacapres PDIP tersebut memilih Ridwan Kamil atau calon lain sebagai cawapresnya.
Apalagi Sandiaga Uno disebut-sebut telah mengajak Demokrat untuk berkoalisi.
Namun suara kedua partai ini masih tak cukup untuk mengajukan calon presiden. Dibutuhkan kehadiran PKS untuk menggenapi kuota suara.
Sekadar informasi, PKS hingga hari ini belum memutuskan sikapnya soal Cak Imin sebagai pendamping Anies Baswedan.
Peta kursi dan perolehan suara di DPR sebagai syarat presidential threshold
Sesuai UU No 7 Tahun 2017 tentang Pemilu, syarat bagi Parpol untuk mengusung Capres/Cawapres minimal 20 persen kursi DPR atau 25 persen suara sah nasional dari Pemilu 2019 (bukan pemilu 2024 ya karena Pemilu Serentak).
Jika dikonversi Kursi DPR RI, maka parpol atau gabungan parpol harus memiliki 115 kursi untuk bisa ajukan pasangan Capres-Cawapres.
Berikut ini Persentase Kursi DPR dan Suara Sah Partai Politik berdasarkan Pemilu 2019
1. PDIP
Jumlah Kursi: 128 (22,26 persen)
Jumlah Suara Sah: 27.503.961 (19,33 persen)
2. Partai Golkar
Jumlah Kursi: 85 (14,78 persen)
Jumlah Suara Sah: 17.229.789 (12,31 persen)
3. Partai Gerindra
Jumlah Kursi: 78 (13,57 persen)
Jumlah Suara Sah: 17.596.839 (12,57 persen)
4. Partai NasDem
Jumlah Kursi: 59 (10,26 persen)
Jumlah Suara Sah: 12.661.792 (9,05 persen)
5. PKB
Jumlah Kursi: 58 (10,09 persen)
Jumlah Suara Sah: 13.570.970 (9,69 persen)
6. Partai Demokrat
Jumlah Kursi: 54 (9,39 persen)
Jumlah Suara Sah: 10.876.057 (7,77 persen)
7. PKS
Jumlah Kursi: 50 (8,70 persen)
Jumlah Suara Sah: 11.493.663 (8,21 persen)
8. PAN
Jumlah Kursi: 44 (7,65 persen)
Jumlah Suara Sah: 9.572.623 (6,84 persen)
9. PPP
Jumlah Kursi: 19 (3,30 persen)
Jumlah Suara Sah: 6.323.147 (4,52 persen)