Cegah Polarisasi, Sekjen PKS Nilai Pilpres 2024 Sebaiknya Diikuti Tiga Pasangan Calon
Jika hanya dua paslon yang maju, Aboe khawatir terjadi polarisasi yang tajam dan panas seperti 2019.
Penulis: Reza Deni
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Aboe Bakar Alhabsyi menilai tiga pasangan calon (paslon) lebih baik ketimbang dua paslon di Pilpres 2024.
Aboe pun menjelaskan alasannya soal pandangannya tersebut.
Baca juga: 2 Alasan Partai Buruh Putuskan Tak Bakal Dukung Anies Baswedan di Pilpres 2024
Jika hanya dua paslon yang maju, Aboe khawatir terjadi polarisasi yang tajam dan panas seperti 2019.
"Menurut saya dihindari ada dua paslon pilpres. Pak Mahfud (Menko Polhukam Mahfud Md-red), saya titip benar. Jangan ada dua paslon deh. bahaya," kata Aboe saat mengisi Forum Diskusi Pemilu dalam kanal Youtube Kemenkopolhukam, Rabu (13/9/2023).
Dia pun mengajak para sekjen parpol lain di antaranya Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto hingga Sekjen Gerindra Ahmad Muzani untuk tidak berpikir ide dua paslon di Pilpres 2024.
"Saya titip sama-sama. Ayo deh, jangan dua paslon. Tiga saja sudahlah," kata dia.
Legislator Komisi III DPR RI itu yakin Menkopolhukam Mahfud MD mampu mengatasi dan mengendalikan hal tersebut dengan baik.
Tujuannya, dikatakan Aboe, agar tidak ada polarisasi yang keras, tajam, dan panas.
Baca juga: Belum Tentukan Sikap, Demokrat Akui Sulit Jika Bentuk Poros Koalisi Baru untuk Pilpres 2024
"Kita telah belajar dari Pemilu 2019, dan menurut saya tidak boleh terulang kembali di (Pilpres) 2024. Banyak partai yang berpendapat dengan ini, bahwa sebaiknya jangan head to head," tandas Aboe.
Lebih lanjut, Aboe mengatakan koalisi menuju Pilpres masih fleksibel dan bisa cepat berubah.
"Tinggal lobi-lobi dan pendekatan. Pagi ini berubah, malam berubah lagi, besok berubah lagi. Iya kan. Indonesia ini asik, pergantian koalisinya itu sangat smooth tapi cepat," pungkasnya.
Diketahui, poros koalisi Pilpres 2024 sampai saat ini merujuk pada tiga poros, yakni Koalisi Ganjar Pranowo yang diisi PDIP, PPP, Hanura, dan Perindo.
Lalu, Koalisi Indonesia Maju yang diisi Gerindra, Golkar, PAN, PBB, Gelora, Partai Garuda. Koalisi ini mengusung Prabowo Subianto sebagai bacapres.
Kemudian, ada poros Koalisi Perubahan yang diisi NasDem, PKS, dan PKB. Koalisi ini mendukung Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar sebagai bacapres-bacawapres.