Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Refleksi Bacapres 2024: Anies Ingat Pesan Ibu, Ganjar Bicara Jabatan, Prabowo Kenang Diejek Guru

Tiga bacapres 2024 diberikan kesempatan untuk merefleksikan diri atau bangsa ketika menjadi pembicara di acara Mata Najwa, Selasa (19/9/2023).

Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in Refleksi Bacapres 2024: Anies Ingat Pesan Ibu, Ganjar Bicara Jabatan, Prabowo Kenang Diejek Guru
Kolase Tribunnews.com/Istimewa/YouTube Narasi
Tiga bacapres yaitu Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Prabowo Subianto saat merefleksikan diri sendiri hingga bangsa Indonesia dalam acara bertajuk '3 Bacapres Adu Gagasan' di Grha Sabha Permana UGM, Sleman, DI Yogyakarta pada Selasa (19/9/2023). 

"Waktu berenang, saya lihat ada dinding dari marmer tapi tertutup oleh lumut. Saya suruh bersihkan lumut dan saya baca di situ ada tulisan 'Honden en Inlander Verbodeen'."

"Ya, artinya, anjing dan pribumi dilarang masuk kolam renang. Saya baca itu tahun 1975," katanya.

Baca juga: Prabowo Akui Pernah Jual Aset dan Tanah saat Situasinya Terjepit: Untuk Kebutuhan Partai Saya

Prabowo mengatakan tulisan tersebut menjadi tanda bahwa bangsa Indonesia pernah dijajah dan dianggap lebih rendah dari anjing.

"Jadi, dulu kita dijajah, dibantai, diperbudak, dimiskinkan, dan dianggap lebih rendah dari anjing," ujarnya.

Kemudian, Prabowo kembali mengenang saat masih menempuh pendidikan di Eropa.

Ketika itu, sambungnya, setiap hari diejek oleh gurunya sebagai 'bangsa monyet'.

"Anda minta saya refleksi, saya pernah hidup di tengah orang Eropa. Saya ingat, waktu itu saya satu-satunya murid yang bukan kulit putih, tiap hari saya diejek guru."

Berita Rekomendasi

"Setiap hari dibilang bangsa monyet, ini itu, 'Prabowo, your people live on trees'. Saya alami, saya sekolah di beberapa negara selalu mereka bilang begitu, rakyatmu tinggal di pohon, saya mengalami," ceritanya.

Berkaca dari pengalamannya tersebut, Prabowo pun bercita-cita ingin melihat Indonesia menjadi negara bermartabat dan terhormat.

Dirinya juga tidak ingin melihat kemiskinan di Tanah Air.

"Saya ingin lihat anak-anak Indonesia kuat, gembira, senyum, dan orang tuanya gembira. Itu yang mendorong saya."

"Kalau Anda merefleksi saya, saya tidak mau bangsa saya dihina terus. Saya ingin bangsa saya terhormat berdikari," pungkasnya.

(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)

Artikel lain terkait Pilpres 2024

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas