Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Akankah Kaesang Ikuti Jejak Pita Limjaroenrat, Anak Muda yang Bawa MFP Menangi Pemilu Thailand

Seperti apa Partai Move Forward di Thailand? Bisakah PSI juga menang di Pemilu atau setidaknya wakilnya bisa duduk di parlemen? 

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Akankah Kaesang Ikuti Jejak Pita Limjaroenrat, Anak Muda yang Bawa MFP Menangi Pemilu Thailand
Foto Kolase Tribunnews.com/AFP
Ketua Umum Move Forward Party (MFP) alias Partai Bergerak Pita Limjaroenrat (kiri) dan bakal calon Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Sejak pekan lalu, kabar bergabungnya Kaesang Pangarep ke Partai Solidaritas Indonesia (PSI) jadi perbincangan publik.

Putra  bungsu presiden Jokowi bahkan kabarnya akan langsung didaulat jadi Ketua Umum PSI,

Pro dan kontra pun bermunculan.

Pihak kontra berpandangan Jokowi membangun dinasti politik.

Namun yang bersikap optimis berpandangan bahwa Kaesang PSI akan mengikuti jejak Partai Move Forward di Thailand.

Partai politik ini menggaet anak muda dan menang di Pemilu Thailand Mei 2023 lalu.

Seperti apa Partai Move Forward di Thailand? Bisakah PSI juga menang di Pemilu atau setidaknya wakilnya bisa duduk di parlemen? 

Baca juga: Perbandingan Gibran dan Kaesang Masuk Politik, Ini Alasan Dua Putra Presiden Jokowi Gabung Partai

BERITA TERKAIT

Berikut ulasan Tribunnews.com, Senin (25/9/2023):

Mengenal Partai Move Thailand

Move Forward Party (MFP) alias Partai Bergerak Maju dipimpin oleh anak muda bernama Pita Limjaroenrat.

Partai ini memenangi Pemilu Thailand Mei 2023 lalu.

MFP berhasil mengalahkan partai-partai yang didukung militer dan telah memerintah Thailand selama hampir satu dekade.

MFP meraup 14,1 juta suara, diikuti oleh Pheu Thai yang meraup 10,8 juta suara, berdasarkan perhitungan suara yang mencapai 99 persen.

Pita bahkan telah menyatakan kesiapannya untuk menjadi Perdana Menteri Thailand selanjutnya.

Lantas, siapa sebenarnya Pita Limjaroenrat?

Pita Limjaroenrat yang lahir 5 September 1980 memiliki garis keturunan politisi.

Pita merupakan keponakan dari Padung Limjaroenrat, orang dekat dari mantan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra.

Pita Limjaroenrat pernah menjabat CEO Grab Thailand.

Ayahnya, Pongsak, adalah penasihat Kementerian Pertanian, dikutip dari First Post.

Setelah menyelesaikan sekolah dasarnya di Bangkok, ia pindah ke Selandia Baru untuk sekolah keduanya dan kemudian menjadi siswa Thailand pertama yang menerima beasiswa siswa internasional dari Harvard University.

Ketika ayahnya meninggal dunia pada 2006, para bankir memberinya waktu hanya empat bulan untuk menyelamatkan perusahaan keluarganya yang sarat utang.

Pada usia 25 tahun, Pita tidak hanya menyelamatkan perusahaan mendiang ayahnya, tetapi juga mendorongnya menjadi salah satu produsen minyak bekatul terbesar di Asia.

Pada 2012, ia menikah dengan aktris TV Thailand Chutima Teepanat dan dikaruniai seorang putri. Namun, pernikahan itu kandas pada 2019.

Ia juga bekerja di perusahaan internasional, termasuk Merrill Lynch Phatra dan Boston Consulting Group.

Pada 2019, ia terjun ke dunia politik sebagai kandidat dari partai Future Forward. Ketika partai Future Forward dibubarkan, ia diangkat menjadi pemimpin MFP.

Populer di kalangan anak muda

Di bawah kepemimpinan Pita, MFP membangun basis dukungan besar dan merangkul anak muda Thailand yang muak dengan status quo politik.

The Guardian memberitakan Pita telah berjanji untuk mendorong para jenderal militer kembali ke barak.

Ini merupakan janji yang selaras dengan kemauan kaum muda yang telah hidup melalui dua kudeta militer, pada 2006 dan 2014.

Pita juga berjanji untuk menghentikan monopoli kuat yang mendominasi ekonomi Thailand, dan melakukan reformasi.

Pita dipuji karena gaya debatnya yang tegas namun sopan.

Kampanye terakhirnya sebelum pemilu dipenuhi dengan anak muda yang memadati stadion.

Meski hampir sukses memenangi pemilu, jalan menuju jabatan perdana menteri bagi Pita tidak akan mulus.

Apa persamaannya dengan PSI di Indonesia?

Partai Solidaritas Indonesia atau PSI merupakan partai politik anak muda.

Pada Pemilu 2019 lalu, PSI ikut berkompetisi namun gagal mengirim wakilnya duduk di DPR RI.

Nama PSI kini kembali mencuat menjelang Pemilu 2024 setelah putra bungsu Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kaesang Pangarep resmi menjadi anggota Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

Suami Erina Gudono itu telah menerima kartu tanda anggota (KTA) PSI yang diserahkan langsung Ketua Umum PSI Giring Ganesha di kediaman pribadi Presiden Jokowi di Solo akhir pekan kemarin.

Bahkan kabarnya Kaesang akan didaulat jadi Ketua Umum PSI.

Apakah PSI bisa jadi pemenang?

Direktur Eksekutif Indo Barometer M. Qodari mengatakan, masuknya Kaesang ke PSI berpotensi mendongkrak suara partai secara signifikan di Pemilu 2024 sehingga partai berlogo mawar itu merangsek menjadi partai menengah bahkan salah satu terbesar.

Pasalnya, lanjut Qodari, mencermati dinamika politik di tanah air, faktor figur menjadi salah satu variabel penting dalam pemenangan pemilu.

"Jadi misalnya, Partai Demokrat besar itu karena ada tokoh Pak SBY. Kemudian PDIP sendiri tahun 1999 bisa menjadi pemenang pemilu karena faktor Ibu Mega, kemudian Gerindra bisa signifikan karena faktor Pak Prabowo," kata Qodari saat dihubungi wartawan, Sabtu (23/9/2023) lalu.

"Nah faktor tokoh ini bisa langsung misalnya dalam kasus Ibu Mega dan Pak Prabowo mereka ketua umumnya tapi bisa juga tidak langsung, misalnya Partai Demokrat kita ingat tahun 2004 Pak SBY tidak ketua umum Partai Demokrat tetapi istrinya adalah wakil ketua umum," imbuhnya.

Saat ini, Qodari mengaku masih menunggu posisi jabatan yang akan diduduki Kaesang. Apakah sebagai anggota, menduduki jabatan struktural atau juru kampanye saja.

"Tetapi saya yakin nanti gambarnya Kaesang itu akan dipampang dan dikaitkan dengan nama dan logo PSI," ucap Qodari.

Dikatakan Qodari, faktor Jokowi akan sangat menentukan dalam perebutan elektoral di Pemilu 2024.

Hal itu mengingat tingginya tingkat kepuasan Jokowi di angka 80 persen.

"Bahkan capres-capres ini, terutama yang sedang leading seperti Prabowo dan Ganjar itu sebetulnya kan suaranya tidak lepas dari kepopuleran Pak Jokowi, karena dua tokoh ini menggunakan tagline keberlanjutan yang artinya meneruskan kepemimpinan Pak Jokowi," ujar Qodari.

"Nah mayoritas masyarakat Indonesia itu mau Pak Jokowi itu dilanjutkan kepemimpinannya program-programnya," tambahnya.

Berangkat dari pengalaman Pileg 2024 dan kasus Demokrat serta mencermati hasil survei capres sekarang ini, Qodari melihat partai yang paling berasosiasi dengan Jokowi itu punya potensi besar untuk bisa mendapatkan suara yang juga besar.

"Jadi PSI ini dapat mengubah peta suara di tahun 2024 yang akan datang, dengan kata lain saya mau mengatakan PSI ini dengan masuknya Kaesang menjadi game changer dalam pemilu legislatif 2024 yang akan datang," ujar Qodari.

Dalam konteks itu, Qodari menduga keras bahwa PSI akan masuk ke parlemen pada Pemilu 2024.

Bahkan bisa menjadi salah satu partai yang terbesar namun untuk pastinya harus melihat data-data survei dan mencermati dinamika politik ke depan.

“Saya menduga keras bahwa PSI akan masuk ke parlemen tahun 2024 ini bahkan bisa menjadi salah satu partai yang terbesar tentunya untuk lebih pastinya harus dilakukan survei-survei dan riset riset ke depan,” katanya.

“Buat saya ini gempa politik, jadi gempa politik pertama yang jadi kenyataan adalah Kaesang menjadi anggota PSI, gempa politik berikutnya masih bersifat potensial yaitu Gibran menjadi calon wakil presiden di 2024,” tandas Qodari.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas