Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Survei Indikator September 2023: 63,3 Persen Responden di Jatim Menilai NU Tidak Berpihak di Pilpres

Temuan survei Indikator Politik Indonesia di Jawa Timur (Jatim) pada September 2023 terkait sikap organisasi Nahdlatul Ulama (NU) di Pilpres 2024.

Penulis: Gita Irawan
Editor: Wahyu Aji
zoom-in Survei Indikator September 2023: 63,3 Persen Responden di Jatim Menilai NU Tidak Berpihak di Pilpres
Tribunnews.com/Ashri Fadilla
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi dalam rilis, Minggu (14/5/2023). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Temuan survei Indikator Politik Indonesia di Jawa Timur (Jatim) pada September 2023 terkait sikap organisasi Nahdlatul Ulama (NU) saat ini terhadap calon presiden (capres) atau calon wakil presiden (cawapres) menunjukkan mayoritas responde menilai NU netral dalam Pilpres 2024.

Peneliti Utama Indikator Burhanuddin Muhtadi menjelaskan sebanyak 63,3 persen responden di Jawa Timur menilai NU tidak berpihak pada capres atau cawapres tertentu dalam Pilpres 2024.

Hal tersebut disampaikannya saat Rilis Survei Jawa Timur: Signifikansi NU dan Peta Elektoral Jelang 2024 di Jawa Timur di kanal Youtube Indikator Politik Indonesia pada Minggu (1/10/2023).

"63,3 persen responden di Jawa Timur mengatakan NU netral tidak berpihak," kata Burhanuddin.

"Tapi ada 12,1 persen responden yang mengatakan bahwa organisasi NU kaitannya dengan 2024 itu berpihak tapi tidak secara resmi menyatakan keberpihakannya. Dan hanya 10% di antara mereka, responden yang mengatakan NU berpihak kepada salah satu capres cawapres," sambung dia.

Terkait hal tersebut, survei kemudian menanyakan perihal bagaimana sikap NU seharunya dalam Pilpres 2024 apakah harus berpihak pada capres atau cawapres tertentu atau netral.

Berita Rekomendasi

Hasilnya, kata dia, sebanyak 62,9% responden menilai NU harus netral.

"Konsisten dengan temuan sebelumnya, 62,9% responden menyatakan NU harus netral dan tidak berpihak pada salah satu capres," kata dia.

"Tapi ada 20% responden di Jawa Timur yang mengatakan organisasi NU boleh-boleh saja mendukung atau berpihak kepada salah satu capres cawapres tertentu. Tapi mayoritas memang menginginkan NU sebaiknya netral," sambung dia.

Selain itu, kata dia, survei juga menanyakan terkait persepsi mereka secara umum terhadap sikap organisasi NU terhadap Capres dan Cawapres yang bersaing dalam setiap pemilu.

Hasil survei, kata dia, menunjukkan sebagian besar responden di Jatim menganggap organisasi NU netral dan tidak berpihak yakni 66,3%.

"Tapi ada 10,8% yang menurut responden mengatakan bahwa NU itu berpihak meskipun tidak secara resmi organisasi NU menyatakan keberpihakannya. Sementara ada 10,4% yang mengatakan bahwa NU berpihak pada salah satu capres atau cawapres," kata dia.

"Jadi kita tanyakan ini umum, tidak merujuk pada struktur NU di pusat atau di daerah. Jadi organisasi NU secara umum, tergantung bagaimana persepsi responden di Jatim dalam menilai, apakah NU terlibat atau tidak terlibat dalam proses pemenangan atau dukungan capres," sambung dia.

Metodologi

Sebagai informasi hasil survei tersebut didasarkan pada lima survei dalam rentang waktu 14 September 2023 sampai 20 September 2023.

Dalam materi presentasi yang dipaparkan Burhanuddin terkait metodologi survei, dijelaskan bahwa populasi survei adalah seluruh warga negara Indonesia di Jawa Timur yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.

Baca juga: Survei Indikator September 2023 Ungkap PR yang Dihadapi Anies Baswedan di Jawa Timur

Penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling.

Jumlah sampel survei sebanyak 1.810 orang.

Dengan asumsi metode simple random sampling, ukuran sampel basis sebanyak 1.810 responden memiliki toleransi kesalahan (margin of error) sekitar kurang lebih 2,4% pada tingkat kepercayaan 95%.

Sampel berasal dari seluruh kabupaten/kota di Jawa Timur yang terdistribusi secara proporsional.

Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih.

Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20% dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih (spot check).

Dalam quality control diklaim tidak ditemukan kesalahan berarti.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas