Kenapa Prabowo Ngotot Incar Gibran Jadi Cawapres? Rommy: Mungkin Tak Yakin dengan Endorsement Jokowi
Meski bukan lagi isu mengejutkan, namun masih banyak yang mempertanyakan alasan Prabowo mengincar Gibran sebagai cawapres.
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Isu Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto berencana menggandeng putra Presiden Jokowi Gibran Rakabuming Raka menjadi cawapres, bukan sekadar isapan jempol.
Hal ini diakui sendiri oleh pihak PDIP, bahkan disebut kepastian putra sulung Presiden Jokowi menjadi cawapres Prabowo tinggal menunggu restu dari ketua umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Meski bukan lagi isu mengejutkan, namun masih banyak yang mempertanyakan alasan Prabowo mengincar Gibran sebagai cawapres.
Sebelumnya, sejumlah nama juga santer dikabarkan bakal jadi pendamping Prabowo, termasuk Menteri BUMN Erick Thohir.
Informasi yang didapat redaksi menyebutkan bahkan nama Erick Thohir merupakan satu di antara yang direkomendasikan "Istana" kepada Prabowo.
Ketua Majelis Pertimbangan PPP Romahurmuziy alias Romy, dalam acara talkshow "Total Politik" di Youtube, berbicara soal dugaan alasan Prabowo begitu ngotot mengincar Gibran sebagai cawapres.
Awalnya Rommy mengungkap pertemuannya dengan Ketua Umum PPP sebelumnya, Suharso Monoarfa.
Dalam pertemuan tersebut Rommy menanyakan kepada Suharso yang baru bertemu dengan Prabowo, apakah ketua umum Gerindra tersebut bakal maju lagi di 2024?
"Katanya Pak Prabowo hanya akan maju lagi jika di endorse oleh dua orang: Ibu Mega dan Pak Jokowi," ujar Rommy menirukan ucapan Suharso.
"Nah, karena Bu Mega sudah mendukung Ganjar, satu-satunya yang bisa mengendorse tinggal Pak Jokowi."
"Dan, dugaan saya, beliau (Pak Prabowo) tidak percaya endorsement Presiden kecuali anaknya sendiri (Gibran) yang menjadi wakilnya," kata Rommy.
Soal kenapa tidak Erick Thohir yang sudah ditawarkan PAN, dan juga direstui Jokowi, Rommy punya jawaban sendiri.
"Karena kalau Pak Erick yang diusung, di sisi lain, di koalisi yang sama, Pak Airlangga dengan Golkarnya juga merasa lebih berhak. Ada penolakanlah. Tapi kalau Gibran yang diusung, rasanya penolakan itu tidak ada."
Respons Puan Maharani