Menanti Langkah Politik Gibran Pasca Putusan MK, Jalan Kekuasaan atau Kenegarawanan?
Akankah Gibran Rakabuming Raka bakal menjadi cawapres Prabowo Subianto sebagaimana saat ini santer diwacanakan?
Penulis: Daryono
Editor: Nanda Lusiana Saputri
TRIBUNEWS.COM - Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang mengabulkan gugatan perkara Nomor 90/PUU-XXI/2023 membuka jalan bagi Wali Kota Solo yang juga putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka untuk maju sebagai calon wakil presiden (cawapres).
Dalam putusan yang dibacakan pada Senin (16/10/2023), MK membolehkan calon presiden atau wakil presiden belum berumur 40 tahun sepanjang pernah atau sedang menjabat sebagai kepala daerah hasil Pilkada.
Putusan MK tersebut kini menuai kontroversi lantaran dianggap tidak konsisten dengan putusan sebelumnya.
Pasca putusan MK, apa langkah politik Gibran selanjutnya? Akankah kader PDIP Solo itu bakal menjadi cawapres Prabowo Subianto sebagaimana saat ini santer diwacanakan?
Apabila Gibran menerima tawaran sebagai cawapres Prabowo, ini artinya Gibran bakal keluar dari PDIP dan berhadapan dengan Ganjar Pranowo.
Berikut ini ulasan mengenai langkah Gibran pasca putusan MK:
Bakal bertemu DPP PDIP
Terkait kemungkinan dirinya menjadi cawapres, Gibran meminta agar menunggu hasil pertemuan dengan DPP PDIP.
Rencananya, Gibran bakal bertemu dengan Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto pada Rabu (18/10/2023) esok.
"Tunggu pertemuan saya besok dengan para pimpinan partai, Partai PDI Perjuangan," kata Gibran di Balai Kota Solo, Selasa (17/10/2023), dikutip dari TribunSolo.com.
Menurut Gibran, keputusan untuk maju sebagai cawapres bukanlah perkara pribadi.
Melainkan perlu pertimbangan dan komunikasi dengan banyak pihak sebelum memastikan maju.
"Tadi sudah saya jawab, ditunggu dulu besok. Ini bukan masalah pribadi, kita harus berkonsolidasi dulu dengan banyak pihak," tegasnya.
Baca juga: Propas Dukung Prabowo-Gibran di Pilpres 2024, Sebut Pasti akan Bisa Lanjutkan Kepemimpinan Jokowi
Terkait rencana pertemuan dengan Gibran dibenarkan Hasto Kristiyanto.
Hasto mengatakan pertemuan dengan Gibran akan berlangsung di kantor DPP PDIP, Rabu (18/9/2023).
Dikatakan Hasto, dinamika politik meningkat seiring semakin dekatnya jadwal pendaftaran capres-cawapres.
Dinamika itu termasuk adanya pihak yang agresif memberikan penawaran politik.
"Ya, dinamika politik kan memang sangat tinggi. Ada yang begitu agresif menawarkan sesuatu."
"Nah, ini kan diperlukan kesiapan mental juga karena berbagai tawaran-tawaran," kata Hasto di Media Center Tim Pemenangan Nasional Ganjar Presiden, Jalan Cemara, Menteng, Jakarta, Senin (16/10/2023), dilansir Kompas.com.
Meski begitu, Hasto masih percaya jika Gibran tidak akan keluar dari PDIP dan bergabung partai politik lain.
Yusril sarankan Gibran bersikap negarawan, tak maju cawapres
Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) yang juga Pakar Hukum Tata Negara, Yusril Ihza Mahendra menyarankan agar Gibran tidak maju sebagai cawapres meski putusan MK telah memberinya peluang.
Pasalnya, putusan MK diperkirakan akan menjadi kontroversi berkepanjangan.
"Menyadari bahwa ini akan menimbulkan kontroversi berkepanjangan sekarang dan di kemudian hari maka dengan jiwa besar saya tidak akan memanfaatkan putusan ini, saya akan memutuskan tidak akan maju," kata Yusril di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (17/10/2023) dikutip dari Kompas.com.
Menurutnya, Jika Gibran memilih tak maju jadi cawapres di tengah problematik ini akan menunjukkan sikapnya yang berjiwa besar dan seorang negarawan.
"Saya kira orang akan melakukan hormat setinggi-tingginya sudah diberi kesempatan, dia enggak mau menggunakan, artinya dia berjiwa besar dan dia seorang negarawan," bebernya.
Lebih lanjut, pakar hukum tata negara itu menyampaikan, putusan MK adalah putusan problematik dan ada penyelundupan hukum.
"Karena memang walaupun saya ketua partai, saya tidak dapat melepaskan diri saya sebagai akademisi dalam berbagai disiplin ilmu, khususnya akademisi di bidang hukum tata negara."
"Saya tahu putusan MK itu problematik, saya tahu implikasi-implikasinya, dan kalau dilaksanakan bisa kontroversial, dan saya akan sampaikan itu pada rapat koalisi dan kita lihat pandangan dari ketua-ketua partai yang lain, dan kita musyawarahkan," kata Yusril.
Meski demikian, apabila nantinya Prabowo tetap memilih Gibran sebagai cawapres, Yusril menyatakan PBB bakal tetap mendukung.
"Andaipun dikatakan meskipun kontroversial, kita jalan terus, mengajukan Pak Gibran, ya saya sebagai anggota koalisi (KIM) mengatakan, saya menghormati putusan koalisi," ucapnya.
"Karena dalam demokrasi itu kan orang yang kalah harus ikut orang yang menang."
"Jadi kalau misalnya ada 9 orang ambil keputusan, 7 setuju dan dua enggak setuju, dua yang enggak setuju kan enggak boleh ngambek. Dua yang enggak setuju harus tunduk padaa keputusan mayoritas," ucapnya.
Dirumorkan bakal masuk ke Golkar
Tak hanya santer dikabarkan bakal menjadi cawapres Prabowo, Gibran juga diisukan bakal merapat ke Partai Golkar.
Terkait isu dirinya bakal menyeberang ke Partai Golkar, Gibran membantah hal tersebut.
Ia meminta wartawan bertanya ke pihak yang melontarkan isu tersebut.
"Siapa yang bilang? Tanya yang di jakarta. Tanya yang bikin isu bener nggak," kata Gibran saat ditemui di Balai Kota Solo, Selasa (17/10/2023), dikutip dari TribunSolo.com.
Baca juga: Prabowo Temui SBY di Cikeas, AHY Ungkap Isi Pembicaraannya
Lebih lanjut, Gibran menegaskan dirinya tidak ada pikiran untuk menyebrang dari PDIP ke Golkar.
"Siapa yang bilang gitu? Nggak ya," ujarnya.
Terpisah, Ketua Dewan Pakar Partai Golkar, Agung Laksono mengaku mendapat informasi cawapres Prabowo bakal berasal dari Partai Golkar.
Apabila cawapres tersebut belum menjadi kader Partai Golkar, maka yang bersangkutan akan masuk menjadi anggota Golkar lebih dulu.
Sosok tersebut bisa masuk lewat jalur organisasi sayap partai Golkar yakni Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI) atau organisasi hasta karya lainnya.
"Saya mendengar ada komitmen bahwa slot untuk cawapres KIM (Koalisi Indonesia Maju) dari Partai Golkar, kalau pun bukan dari Golkar, akan 'diGolkarkan' dulu," kata Agung dalam keterangannya, Selasa (17/10/2023).
"Bisa melalui AMPI atau ormas hasta karya lainnya," lanjutnya.
Namun, Agung tidak menyebut siapa calon yang dimaksud.
Terkait isu Gibran bakal bergabung ke Partai Golkar, Agung menyatakan partainya menyambut baik.
"Pada prinsipnya kami welcome, kita akan sambut dengan baik jika Gibran ingin gabung," ungkapnya.
Menurutnya, jika Walikota Solo itu bergabung ke Golkar, maka kehadirannya jadi representatif jati diri Golkar selaku partai yang fokus pada kerja nyata di bidang pemerintahan.
"Dengan posisinya sebagai Wali Kota Solo saat ini, tentunya kehadiran Gibran akan menunjukkan jati diri Golkar sebagai partai yang fokus pada kerja nyata para kadernya sebagai pemimpin bangsa," pungkas dia.
(Tribunnews.com/Daryono/Milani Resti/Danang Triatmojo) (TribunSolo.com/Andreas Chris Febrianto) (Kompas.com)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.