Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

MK Dinilai Rusak Kepercayaan Publik dan Tatanan Hukumnya Sendiri

Sastrawan sekaligus jurnalis senior, Goenawan Mohamad menilai MK telah merusak tatanan hukum di era kepemimpinan Presiden Jokowi.

Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Whiesa Daniswara
zoom-in MK Dinilai Rusak Kepercayaan Publik dan Tatanan Hukumnya Sendiri
TRIBUN/LUCIUS GENIK
Sastrawan Indonesia Goenawan Mohamad difoto di Jakarta, Jumat (24/7/2020). TRIBUNNEWS/LUCIUS GENIK 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sastrawan sekaligus jurnalis senior, Goenawan Mohamad turut mengkritisi putusan Mahkamah Konstitusi (MK) soal batas usia capres-cawapres.

Menurutnya, MK telah merusak tatanan hukum di era kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Hal ini kata dia, bisa merusak kepercayaan publik terhadap MK selaku wasit yang notabene penjaga konstitusi.

"Tatanan hukum dirusak oleh MK sendiri dan itu yang mengkhawatirkan. Kalau MK merusak, maka kepercayaan orang kepada wasit yang tidak memihak akan hilang, dan kalau kepercayaan hilang maka konflik tidak bisa diatasi dengan damai," kata Goenawan dalam diskusi 'Demokrasi dan Ancaman Terhadapnya' di Matraman, Jakarta Timur, Sabtu (28/10/2023).

Goenawan yang juga salah seorang pendiri majalah Tempo ini menyatakan kekecewaannya atas kondisi demokrasi saat ini.

Baca juga: Masinton PDIP: Orang yang Berpikir Waras Pasti Bilang Putusan MK Tidak Wajar

Ia melihat respons masyarakat begitu besar menyikapi kondisi yang terjadi berkaitan dengan putusan MK.

Berita Rekomendasi

"Sudah jelas saya kecewa dan saya sudah menulis. Melihat itu, respons dari masyarakat luar biasa," terang dia.

Dalam kesempatan yang sama, Guru Besar Antropologi Hukum Universitas Indonesia (UI) Sulistyowati Irianto menilai putusan MK sebelumnya begitu dihormati.

Namun atas putusan yang terakhir, kondisi itu berbalik di mana MK dinilai sudah kehilangan kredibilitasnya.

"Penyebabnya ada di ranah politik semua orang membicarakannya, soal nepotisme, kolusi, etika yang hilang. Itu berdampak pada ruang keluarga, jadi ada hubungan langsung antara negara dan ruang keluarga," kata Irianto.

Baca juga: Kritik Gibran Maju Jadi Cawapres, Amien Rais Nilai Ketua MK Buatkan Karpet Merah: Kenapa Dia?

Ia menyebut putusan MK ini seakan menjadi pelajaran berharga bagi keluarga di Indonesia.

"Praktiknya menunjukkan kamu nggak usah kerja keras, cukup ayahmu jadi apa lalu orang bisa melompat-lompat. Itu pelajaran yang sangat tidak baik bagi keluarga Indonesia yang ingin membangun Indonesia berkarakter," kata dia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas