Bukan Menutup Pintu, Warga Gianyar Bali Disebut Tidak Keluar Rumah untuk Sambut Jokowi
I Nyoman Parta Kader PDIP asal Gianyar, Bali mengatakan sebagian warga Gianyar bukan menutup pintu saat Jokowi datang, tapi tak keluar rumah.
Penulis: garudea prabawati
Editor: Pravitri Retno W
"Masa di kandang banteng bisa berani sekelas itu," ujar dia, dikutip dari YouTube KompasTV.
Baca juga: Dapat Arahan dari Adian Napitupulu, TKRPP Ungkap Modal Menangkan Ganjar-Mahfud di Kabupaten Ciamis
Komarudin pun mengimbau dilakukan investigasi terkait pencopotan baliho Ganjar-Mahfud itu.
"Teman-teman di Bali itu kita tahu sarangnya banteng, kandangnya banteng, jadi kalau sampai berani melakukan tindakan begitu harus segera melakukan investigasi ke bawah," ungkapnya.
Bagi Komarudin, para kader PDIP yang direpresentasikan seperti banteng memiliki kelebihan tersendiri, termasuk sikap yang tegas.
"Banteng ini kalau diam jangan diganggu, karena kalau dia bangun brutal itu banteng," terangnya lagi.
"Jadi banteng itu tidak ada cengeng-cengeng, cuman kalau dia diam jangan diganggu, bahaya," lanjut Komarudin.
Diketahui, baliho bergambar Ganjar-Mahfud dicopot Satpol PP Pemprov Bali saat Jokowi berkunjung ke Pasar Bulan Batubulan, Selasa lalu.
Selain baliho Ganjar-Mahfud, baliho pemilu dan atribut bendera partai turut dicopot untuk menertibkan suasana.
Sesaat setelah Jokowi selesai berkunjung dari Pasar Bulan, baliho-baliho dan bendera partai kembali dipasang.
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati) (Kompas.com/Yohanes Valdi Seriang Ginta, Andi Hartik)