Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Deddy Sitorus PDIP Sebut Drama Politik Justru Lebih Banyak di Lingkaran Jokowi

Menurut Deddy, drama itu justru salah satunya soal rentetan peristiwa yang menyangkut majunya putra sulung Jokowi yang juga Wali Kota Solo.

Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Deddy Sitorus PDIP Sebut Drama Politik Justru Lebih Banyak di Lingkaran Jokowi
WARTA KOTA/YULIANTO
Politisi PDI Perjuangan (PDIP), Deddy Yevri Sitorus. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politisi PDI Perjuangan (PDIP), Deddy Yevri Sitorus mengatakan, drama politik yang terjadi saat ini justru lebih banyak tercipta dari lingkaran Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Hal itu disampaikan Deddy saat ditanya soal ucapan Jokowi terkait situasi politik belakangan ini yang banyak disi dengan drama, seperti sinetron.

Menurut Deddy, drama itu justru salah satunya soal rentetan peristiwa yang menyangkut majunya putra sulung Jokowi yang juga Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka menjadi bakal calon wakil presiden (Cawapres).

"Kalau menurut kami, drama itu lebih banyak terjadi di lingkungan beliau ya. Mulai dari beliau sendiri yang bilang Gibran nggak layak maju, dari Gibran yang bilang setia pada partai dan Bu Mega (Ketua Umum PDIP) serta tidak urus SKCK (syarat pendaftaran cawapres)," kata Deddy Sitorus kepada wartawan, Selasa (7/11/2023).

Drama lainnya, kata Juru Bicara Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud ini, terlihat saat putra bungsu Jokowi, Kaesang Pangarep yang menjadi Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dalam waktu dua hari setelah resmi memiliki KTA.

Kemudian, drama itu juga berlanjut pada pencalonan Gibran menjadi bakal cawapres di Koalisi Indonesia Maju (KIM) setelah Mahkamah Konstitusi (MK) memutus gugatan soal batas usia pendaftaran capres-cawapres.

Berita Rekomendasi

"Soal ada menteri-menteri yang merasa di PHP, soal kekecewaan para budayawan, aktivis hingga pendukung Pak Jokowi," sambung dia.

Deddy juga menyebut, tidak tepat jika Presiden Jokowi mengesampingkan soal perasaan. Karena, dia memandang perasaan rakyat-lah yang membuat Jokowi mendapat apresiasi dan terpilih sebagai Presiden.

"Beliau dipuja, dibela dan dipilih hingga beliau yang bukan siapa-siapa bisa mengalahkan Prabowo dua kali Pemilu," ucapnya.

Namun, kini perasaan tersakiti dan kecewa itu yang sekarang tercermin dari sikap kritis rakyat terhadap berbagai manuver politik sekitar Presiden dan keluarganya.

"Silakan lihat komentar-komentar rakyat di media sosial, di media mainstream hingga hasil survei di mana lebih dari 82 perseb tidak setuju dengan pembegalan MK untuk meloloskan anak seorang Presiden," terangnya.

"Pak Jokowi tidak bisa berlindung dari perasaan negatif publik dengan mengatakan yang memilih itu rakyat. Itu persis seperti omongan Soeharto saat berkuasa, jangan sampai rakyat membandingkan beliau dengan Soeharto. Hati-hati, hati-hati," sambung Deddy.

Sekretaris Tim Koordinasi Relawan Pemenangan Pilpres 2024 ini juga berpamdangan, bahwa Koalisi Prabowo juga tidak pantas mengklaim bahwa Gibran dipilih karena mewakili anak muda.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas