Prabowo: untuk Apa Saya Jadi Presiden Kalau Negara Kita Penuh Kerusuhan
Prabowo mengharapkan seluruh bangsa Indonesia harus hidup rukun untuk bekerja sama membangun Indonesia meskipun ia memahami terkadang sulit.
Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pertahanan (Menhan) RI Prabowo Subianto mengharapkan seluruh bangsa Indonesia harus hidup rukun untuk bekerja sama membangun Indonesia. Meskipun, Ia memahami terkadang sulit hidup rukun di Indonesia.
Hal tersebut disampaikan Prabowo saat memberikan sambutan salam acara Rakernas LDII di Pondok Pesantren Minhajurrasyidin, Jakarta Timur, Selasa (7/11/2023).
"Rakyat kita membutuhkan seluruh elit rukun, seluruh elit bisa kerja sama. Kadang-kadang sulit, kadang-kadang tidak gampang. Karena sifat manusia, tapi itu yang diharapkan oleh rakyat kita semuanya," ujar Prabowo.
Prabowo mengharapkan tidak boleh ada elite politik yang berpikiran sempit. Dia bilang, negara Indonesia merupakan negara yang kaya raya, sehingga tidak boleh ada ambisi masing-masing.
"Jangan sampai terjadi pemikiran-pemikiran yang terlalu sempit. Tidak mengerti negara kita luar biasa. Tidak mengerti negara kita begitu kaya, dan sifat ego sifat ambisi kelompok yang merupakan fenomena wajar, setiap manusia berambisi, punya cita-cita," ucapnya.
Lebih lanjut, Prabowo menambahkan bahwa dirinya pun tidak mau menjadi Presiden jika nantinya Indonesia hanya dengan penuh dengan kegaduhan dan kekerasan.
"Tetapi waktu itu dibenak saya, untuk apa saya jadi presiden kalau negara kita penuh dengan kerusuhan kegaduhan dan kekerasan. Saya tidak mau, saya tidak mau," katanya.
Baca juga: Blak-blakan Dukung Prabowo-Gibran, Bobby Nasution Irit Bicara Usai Menghadap Petinggi PDIP, Ada Apa?
Ia juga menyebutkan pihaknya selalu melakukan ajakan agar tetap mengedepankan persaudaraan. Sebaliknya, hal ini pun merupakan ajaran para ulama.
"Maaf tapi, dengan hubungan baik, dengan persaudaraan, dengan, persuasi, dengan bicara itu saya belajar bahwa kadang-kadang capek, bicara, bicara tapi bicara meyakinkan memberi argumen memberi data memberi pandangan memberi pendapat jauh lebih baik daripada gontok-gontokan," tuturnya.
"Saya kira para ulama yang paling tau, ini pun ajaran dari para-para ulama saya. Bahwa kalau bisa kita membuat perbaikan perubahan dengan kata-kata Dengan meyakinkan, dengan mempengaruhi," tandas Prabowo.